Chapter 7

2.1K 144 7
                                    

BRAK!

"SAKURA!" Sasuke menggebrak pintu tersebut cukup keras sehingga dapat dilihat engselnya hampir lepas. Ia meneriakkan nama Sakura walau pada kenyataannya sekarang adalah bahwa kamar tersebut sudah tidak ada penghuninya lagi.

Seorang gadis manis dengan rambut merah jambunya tidak nampak sedikitpun di mata onyx yang tampak berkilat sangat tajam itu. Rasa khawatir mulai menggrogoti hatinya. Ternyata benar dugaannya bahwa kekacauan tadi hanyalah pengalih perhatian mereka saja.

Sasuke menggeram marah. Seharusnya ia menyuruh Gaara atau Naruto untuk membawa Sakura tadi.

Sasuke menutup matanya, dan saat ia membuka matanya, terlihatlah mangekyou sharingan miliknya. Ia menyeringai bengis.

"Tidak akan kubiarkan kau memilikinya, muka bayi sialan."
.
.
.
Sasori membaringkan Sakura di ranjang mewahnya. Ia tersenyum melihat wajah lucu adik perempuannya ini.

"Kau sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, tidak. Dari dulupun, kau selalu terlihat cantik, Saki-chan." Tatapan lembut yang sarat akan kerinduan itu terus terpatri di bibir nya yang dapat mengundang decakan kagum dari kaum hawa itu.

Sasori terus mengelus surai merah muda yang sangat lembut itu. "Sekarang, tidak akan ada yang dapat menganggu kita lagi. Oni-chanmu ini akan terus melindungimu, apapun caranya."

Tak lama kemudian, terdengarlah suara ketukan. Sasori sudah tahu siapa yang mengetuk walau tak melihat orang itu. Ingat! Sasori bukanlah manusia, ditambah ia memiliki kemampuan merasakan aura siapapun.

"Kenapa?" Tanya Sasori to the point tanpa berniat mempersilahkan sang pengetuk masuk. Ia benar-benar jengkel kegiatannya diganggu.

Orang itu langsung masuk. Ia langsung saja duduk di sofa besar yang ada di kamar mewah itu.

"Kamu sama sekali tidak memiliki sopan santun ya, Bayi. Khekhekhe." Orang itu terkekeh tidak menyadari tindakannya juga tak kalah tidak sopannya.

"Hn." Sasori mengernyit tidak suka pada orang itu. Ia memandang tajam sambil terus memilin ujung rambut Sakura. "Apa yang dilakukan oleh seorang Toneri, raja para vampir di sini."

Sepertinya salah jika kita menyebutnya orang tadi. Toneri, raja para vampir, sekaligus sahabat Sasori. Walau Sasori tak mau mengakuinya.

Ia memiliki rambut putih (bukan udah ubanan) yang sangat lembut seperti kain sutera. Wajahnya juga sangat menawan dengan kulit yang sangat putih bahkan agak pucat, walau begitu tetap saja terlihat sangat menawan. Ia adalah satu-satunya raja vampire yang memiliki mata shappire karena ibunya dulu hanyalah manusia biasa. Hal itu yang selalu membuat posisinya selalu ditentang. Tetapi sekarang, tidak ada yang berani menentangnya lagi.

Dengan kekuatan yang melebihi para raja vampir terdahulu, ia sangat di takuti para kaumnya maupun orang yang tahu tentangnya. Terkecuali Sasori karena ia lebih kuat daripada Toneri. Hal itu membuat dia sangat disegani.

Toneri melirik seorang gadis imut berambut merah muda yang sedang lelapnya tertidur di pelukan Sasori. Ia terlihat tertarik dengan aroma manis yang menguar dari dalam tubuh gadis imut itu. Ia tampak menjilat bibirnya perlahan.

Sasori menatap pria itu tajam. "Jaga mata jelalatanmu itu jika masih ingin ada di tempatnya, Hentai!"

Yang ditatap hanya senyum-senyum sendiri. "Waah! Kau jahat sekali, Bayi. Kau, 'kan tahu aku ini adalah seorang vampir."

"Tapi, sungguh, Bayi. Siapa gadis itu. Dia mengeluarkan aroma yang menarik sekali. Aku saja dapat mencium aroma hebat ini. Kau harus berhati-hati. Apakah ada yang kau sembunyikan, hm?" Lanjutnya dengan wajah serius.

INNOCENT BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang