Eommanya guanlin tersenyum ketika melihat guanlin terlihat kesal. Sedangkan appanya guanlin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak habis pikir melihat tingkah istrinya yang kekanak-kanakan.
"Anyeong" jihoon langsung memeluk dan mencium kedua pipi eommanya itu.
"Anak eomma manja bnget" jihoon hanya ketawa
Ketika jihoon sudah duduk di meja makan tiba-tiba eomma nya itu bertanya.
"Hoon, nanti kamu ada jadwal manggung gak sayang" jihoon yang merasa ditanyai langsung menoleh pada eommanya dan menggeleng.
"Bagus, kamu mau kan ikut bagian rencana eomma"
"Jangan macam-macam, guanlin bisa memilih jodohnya sendiri" itu jawaban appanya guanlin.
"Yak, apa suamiku tercinta ini tidak ingin guanlin menikahi gadis itu" jihoon yang tidak mengerti hanya diam mendengar perdebatan orang tua angkatnya itu.
"Eomma hanya ingin guan melindungi Somi, guan harus membalas kebaikan orang tua gadis itu. Mungkin jika tidak ada orang itu, kita sudah kehilangan guanlin" jihoon yang melihat eommanya itu menitihkan air mata langsung berjalan ke tempat eommanya.
Sekarang jihoon tahu maksut eommanya itu. Pembahasan yang sangat sensitive bagi keluarganya.
"Baiklah, aku akan membantu eomma. Hanya berkenalan dengan calon mantu eomma dan membuat guanlin cemburu kan" ucap jihoon, eommanya itu tersenyum dan memeluk jihoon.
"Memang hanya kamu yang mengerti tentang eomma hoon" appanya guanlin yang mendengar hanya berdecak malas. Susah lelah melihat tabiat istrinya yang kekanak-kanakan itu.
•••
Guanlin berangkat kerja dengan keadaan kesal dengan eommanya. Tidak hanya kesal sebenarnya, keadaan kuatir juga menghantuinya. Kuatir jika Somi benar-benar akan dijodohkan dengan jihoon hyungnya. Padahal guanlin mulai sedikit menyadari perasaannya itu pada Somi.
"Saem" itu teriakan Somi. Cepat-cepat guanlin menoleh ke arah somi. Somi melambaikan tangannya dan dibalas senyuman oleh guanlin. Mereka bertegur sapa ketika jalanan masih lampu merah.
Guanlin juga menatap supir Somi dan guanlin kaget ketika supirnya itu juga menoleh kearahnya.