Waktu sudah menunjukkan pukul 17.45 namun mereka baru saja bisa pulang karena hujan baru saja berhenti.
"Kamu pakai jas saya aja, diluar dingin" ucap guanlin dan memasangkan jasnya pada Somi.
"Tapi pasti saem juga kedinginan, saem kan yang nyetir. Somi gak mau saem" saat somi ingin melepas jasnya ditahan oleh guanlin.
"Kamu nurut saya atau mau saya tinggal disini" guanlin naik ke motornya, Somi yang masih mencerna omongan guanlin langsung tersadar. Ia langsung naik.
Selama perjalanan guanlin menyetir dengan pelan. Somi tahu jika guanlin pasti kedinginan saat ini mangkanya menyetir dengan pelan.
Tiba-tiba Somi ingat Ong ketika naik motor, saat itu juga habis hujan. Tangan Somi berada di pundak Ong saat itu seperti sekarang tangan Somi juga berada di pundak guanlin.
"Som, oppa bukan supir kamu ya. Tangan kamu jangan ditaruh di pundak. Peluk oppa napa, oppa kedinginan"
"Gak mau. Oppa bukan pacar Somi. Ya udah mulai sekarang oppa jadi supir somi. Titik gak ada koma, gak boleh perotes" mulai saat itulah awal Ong jadi supir Somi hingga sekarang.
Ong menghelai napasnya pelan "Kamu itu adik oppa, bukan orang pacaran doang yang boleh meluk saat naik sepeda motor. Kakak beradik juga boleh bodoh" setelah omongan Ong itu Somi langsung mencubit pundak Ong karena kesal.
"Apa aku harus memeluk guanlin, pasti dia kedinginan" batin Somi saat tersadar dari ingatan tentang dirinya dengan Ong
Dada Somi berdetak lebih cepat, ia bingung harus memeluk guanlin atau tetap tangannya ia taruh di pundak guanlin. Somi melihat baju yang dipakai guanlin sangat tipis, Somi tidak tega jika guanlin sakit dan pada akhirnya Somi memberanikan memeluk guanlin dari belakang. Bahkan kepala Somi, ia senderkan di punggung guanlin.
Nyaman hangat itu yang dirasakan Somi. Tanpa sadar Somi malah lebih mempererat pelukannya pada guanlin.
Sedangkan guanlin yang terkejut dengan kelakuan Somi langsung menatap tangan Somi yang ada diperutnya. Rasa hangat yang dirasakan guanlin saat ini. Guanlin pun tersenyum.
"Aku tidak akan melepaskan mu Som, aku tidak peduli kau dengan jinyoung atau dengan siapapun" batin guanlin.
•••
Kakeknya Somi mondar mandir karena khawatir pada Somi. Ia terus merilik jam didinding dan terus mengintip luar rumah lewat jendela.
"Haraboji jangan mondar-mandir, princess pusing" yoojung memegang kepalanya, woojin yang berada didekat yoojung langsung menjitak kepala yoojung dan pada akhirnya mereka bertengkar.
"Guanlin tanggung jawab haraboji. Tidak mungkin dia tidak mengantar Somi" ucap Ong sedikit menoleh ke Jeon haraboji ketika ia kembali menatap layar didepannya langsung berdecak kesal. "Daniel curang"
"Siapa yang curang, aku hanya memanfaatkan keadaan" bela Daniel. Mereka pun akhirnya juga bertengkar hanya karena PlayStation. Jeon haraboji yang melihat mereka hanya menggelengkan kepalanya. Selain Somi, mereka hiburan tersendiri untuk Jeon haraboji. Cucucucu sahabatnya itu sudah dianggap seperti cucunya sendiri.
Jeon haraboji menatap luar yang menampilkan Somi dan guanlin. Jeon haraboji jadi ingat saat muda bersama alm istrinya dulu. "Perlakuan guanlin sangat manis, aku jadi ingat dulu" gumam Jeon haraboji
Saat Jeon haraboji melihat Somi akan masuk rumah, iapun pergi namun sebelum pergi ia memberitahu Ong, Daniel, Woojin dan Yoojung.