Z

1K 80 8
                                    

Pagi ini lagi-lagi Somi mual-mual, lusa adalah hari pernikahan Somi dan guanlin. Haraboji hanya berpikir mual Somi karena sindrom ketakutan akan menikah jadi ketika Jeon haraboji menyuruh Somi kerumah sakit Somi tidak maupun Jeon haraboji tidak mempermasalahkannya.

"Kamu baik-baik kan Som" Somi hanya mengangguk pada Jeon haraboji

"Jauhkan makanan itu dariku" ucap Somi. Jeon haraboji menyerngit curiga.

"Awalnya haraboji mikir kamu terkena sindrom ketakutan akan menikah tapi kok kamu lebih ke tanda-tanda hamil. Kamu gak hamil kan Somi" tebak Jeon haraboji

"Mana mungkin aku hamil. Ngelakuin begituan aja belum harabojiku sayang. Jangan mengada-ngada" elak Somi. Dalam benak somi tiba-tiba juga terpikirkan itu.

"Benar juga ucapanmu, tidak mungkin kamu hamil sedangkan guanlin saja sudah sebulan lebih belum pulang" gumam Jeon haraboji tapi gumaman itu masih bisa didengar jelas oleh Somi.

Setelah Jeon haraboji berangkat kekantor, Somi mondar-mandir dikamarnya. Dia memikirkan sesuatu ketakutannya jika benar hamil.

Somi melihat kalendernya, ia memang terlambat satu bulan untuk datang bulan. Ia mengusap wajahnya frustasi. Somi butuh guanlin sekarang tapi guanlin masih belum bisa ia hubungi.

"Kamu kemana sih lin" gumam Somi masih mondar mandir tanpa disadari Somi ada seseorang yang sudah dari tadi tiduran diranjangnya.

"Aku sejak tadi disini sayang" Somi yang mendengarkan ucapan yang mirip guanlin langsung berhenti sejenak menatap ranjangnya.

"Sepertinya aku terlalu merindukan guanlin hingga berhalusinasi" ucap Somi. Guanlin malah tersenyum mendengar ucapan somi dan tatapan bingung somi.

Guanlin memeluk Somi sesekali ia menciumi lekuk leher somi. "Aku nyata sayang" guanlin membisik ditelinga somi. Somi mencubit tangannya sendiri untuk menyadarkan dan ia merasakan sakit.

"Jadi ini nyatanya" guanlin mengangguk dan tak lupa tersenyum pada Somi. Tanpa menunggu lama Somi langsung memeluk guanlin dan ia menjadi agresif sekali.

"Kamu kenapa kok dorong aku" guanlin kaget ketika Somi mendorongnya diranjang dengan seringaian menakutkan Somi.

"Aku merindukanmu lin" Somi menindih guanlin dan tangannya itu tidak bisa diam untuk tidak melepas kemeja guanlin. Guanlin yang diperlakukan begitu malah takut sendiri. Guanlin menahan tangan Somi agar tak melepas kemejanya.

"Jangan seperti ini Som, kamu gak takut apa jika ada yang lihat" guanlin menyadarkan Somi agar ingat jika mereka sekarang berada dimana.

Somi memukul kepalanya ketika teringat jika dirinya berada dimana. Somi naik ke pangkuan guanlin dan menyandarkan kepalanya dipundaknya.

"Aku merindukanmu lin"

"Aku juga merindukanmu Som" sesekali guanlin mencium bibir Somi. Tangan Somi menuntun tangan guanlin ke perutnya.

"Lin, aku aku hamil bagaimana?"

"Kamu hamil?" Guanlin terlihat senang tapi melontarkan pertanyaan tanpa menjawab pertanyaan Somi

"Aku gak tahu tapi anterin aku priksa. Aku rasa selama ke pergian mu aku selalu mengalami gejala-gejala seperti ibu hamil" dengan semangat guanlin langsung menggendong Somi.

"Lin mau kemana"

"Ya kerumah sakit, memangnya mau kemana"

"Aku tidak mungkin kerumah sakit memakai baju ini kan" tunjuk Somi pada baju yang ia pakai. Akhirnya guanlin menurunkan Somi dan menunggu Somi untuk berganti pakaian.

Lai Guanlin🍯💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang