Sinar matahari yang bersinar dengan cerah, ditambah gumpalan awan putih bak permen kapas diatas langit biru, membuat panorama indah yang sangat memikat mata bagi yang melihatnya.
Begitupun denganmu, yang sejak tadi menikmati keindahannya bersama seseorang yang telah membuat hari-harimu tak kalah indahnya."Memang, menikmatinya dari rooftop adalah pilihan yang sangat tepat." Pikirmu.
"Wah.. Lihat oppa, awan itu berbentuk seperti kelinci.." ujarmu sembari menunjuk sebuah awan.
"Kelinci apanya? Bukankah itu lebih mirip Seungri?" balas Jiyong.
"Maksud oppa, panda? Mana ada panda yang telinganya panjang?" kamu mendengar ia terkekeh pelan mendengar ucapanmu.
"Tentu saja ada. Panda itu sering oppa jewer, makanya telinganya panjang hahaha" jawabnya sembari tertawa.
Menurutmu itu tidak lucu, tapi entah mengapa kamu malah ikut tertawa ketika mendengarnya tertawa.
"Hahaha oppa jahat juga ternyata" ujarmu.
"Kau juga jahat" Jiyong merespon ucapanmu dan menoleh kearahmu sembari tersenyum.
"Tidak. Kapan aku jahat?" tanyamu penasaran.
Seingatmu, kamu tidak pernah berbuat jahat, kalau berbuat nakal tentu pernah."Kau membuatku jatuh hati berkali-kali, (y/n). Semakin aku mengingkarinya, hatiku hanya akan terjebak semakin dalam." batin Jiyong.
"Kau tidak ingat? Bahkan kau pernah memberiku bubur garam, saat aku sakit." Jawab Jiyong.
"Yak! Itukan salah oppa juga. Tiba-tiba memintaku membuat bubur, padahal sudah tahu aku ini tidak bisa memasak." Ujarmu berusaha membela diri.
"Kan bisa minta tolong eomma-mu untuk membantu membuatnya.." bantah Jiyong.
"Apa oppa tau? Karna itu aku menjadi bahan ledekan eomma dan appa hingga berhari-hari, bahkan aku sampai dimarahi perawat waktu itu" balasmu ketus.
Kamu pun memilih untuk melihat sepatumu daripada melihat langit atau orang disebelahmu.
Kamu merasa sedikit bersalah sebenarnya, tapi lebih dominan malu yang kamu rasakan.
Melihatmu yang menjadi murung, Jiyong tersenyum melihatmu.
Jelas, kamu tidak melihatnya. Karena fokusmu saat itu hanyalah sepasang sepatu yang menutupi kedua kakimu."Kau marah?" tanya Jiyong yang masih memandangmu, dengan senyuman yang masih menghiasi wajah tampannya.
"Tidak." Jawabmu singkat.
"Kau marah kan?" tanya Jiyong lagi.
"Tidak."
Jiyong tidak lagi bertanya, kamu pun melirik kearahnya dan mendapatinya sedang memandangimu.
"Pantesan gue ngerasa risih daritadi. Ga boleh baper ga boleh baper.." batinmu.
Kamu pura-pura tidak tahu dan kembali melihat langit.
Hembusan angin yang membuat rambutmu membelai wajahmu pun tak lagi kamu pedulikan.
"Sial, tiupan angin itu malah membuatnya semakin terlihat cantik" batin Jiyong.
"Ekhm" deheman Jiyong membuatmu menoleh kearahnya.
"Mau makan siang?" tawar Jiyong.
Kamu hanya diam, hingga Jiyong kembali menawarimu.
"Makan siang dan nonton?"
Kamu masih berpikir.
"Aku yang traktir" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine Your Bias [GD]
Fanfiction-Gimana jadinya kalo kamu ketemu sama bias, ngobrol sama bias, deket sama bias, jalan bareng sama bias, atau bahkan sampe di sayang sama bias. Ahh itu pasti harapan terbesar buat seorang fangirl. Tapi, itu bisa aja terjadi kok di khayalan mu. Jadi...