Kamu menduduki salah satu bangku yang memang sudah dipersiapkan untukmu. Kamu duduk dengan jantung berdebar kencang, keringat dingin yang terus mengucur dengan derasnya, pandanganmu sedikit demi sedikit juga mulai mengabur. Bukan, kamu tidak sedang sakit. Jantungmu terus berdebar karena merasa sangat senang. Berkeringat dingin? Ya karena ditempat dimana kamu duduk, tidak ada yang kamu kenal, sehingga kamu merasa sangat gugup. Matamu? Hm, itu karena matamu mulai berlinangan air mata, sehingga pandanganmu sedikit tertutupi dengan air matamu. Tidak, kamu tidak sedih, mana mungkin kamu akan sedih jika dapat menyaksikan konser biasmu tanpa biaya. Bahkan kamu dapat melihatnya dengan jelas tanpa harus berdesak-desakan dengan para penggemarnya.“y/n?” Jiyong memanggil namamu, tapi kamu tidak mendengarnya.
“y/n? Kau baik-baik saja?” tanya Jiyong sembari menepuk pundakmu pelan, yang membuatmu tersentak.
“Eh? Ya? Oppa barusan bicara apa?” Jiyong memasang senyumnya, dan tangannya mulai mengusap air matamu yang sempat mengalir.
“Jangan nangis dong” ujar Jiyong dengan lembut sembari menyunggingkan senyuman yang luar biasa manis.
“Iya..” balasmu.
“Tunggu disini aja ya, oppa butuh kamu di sini” ucap Jiyong sebelum menuju panggung yang akan ia guncang/?.
“Mantab jiwahhh.. Hatiku terguncang mas.. Konsernya belom mulai aja gue udah terguncang duluan” batinmu.
Sesaat Jiyong menoleh kearahmu dan melambaikan tangannya, kamu pun membalas lambaian tangannya tanpa sadar.
Tidak ada penggemarnya yang melihatmu, mungkin saat ini kamu masih tergolong aman. Tentu saja begitu, karena kamu berada di backstage yang banyak akan para staff yang sibuk.
“Wiuh dancernya cantik-cantik” pikirmu saat melihat segerombol dancer wanita yang lewat.
Tiba-tiba mereka menoleh kearahmu dan tersenyum ramah, sehingga membuatmu kikuk.“Udahlaaa pada gue 'annyeong'-in aja” batinmu.
“Annyeong” sapamu kepada mereka sembari tersenyum. Mereka pun membalasnya.
“Annyeong” balas mereka sambil melambaikan tangan dan bergegas untuk bersiap menuju panggung.
“Untunglah mereka ga ngebales panjang-panjang, takut ga ngertii” batinmu sedikit lega.
Selepas itu, kamu juga berusaha seramah mungkin dengan para staff sembari menyaksikan penampilan biasmu yang begitu mempesona.
Setelah beberapa lagu selesai dinyanyikan, Jiyong yang penuh akan keringat datang menghampirimu.
“Biasanya gue jijik kalo liat orang keringetan, tapi kalo dia yang begini.. Berasa pengen gue elapin” batinmu.
“Huahh panas” celetuk Jiyong sembari melepas kemejanya hingga memperlihatkan tubuhnya yang kurus.
“Matilah guee.. Padahal gue cewe, kenapa dia malah lepas baju didepan gue? ” pikirmu. Kamu menutupi wajahmu yang terasa memanas.
Jiyong mengernyitkan dahinya melihat reaksimu dan membuatnya berpikir jahil.
“y/n?” panggil Jiyong seraya menyentuh kepalamu.
“Hm?” balasmu dengan gumaman.
“Kenapa nutupin muka gitu?” tanya Jiyong sok polos.
“Oppa kenapa lepas baju didepan aku?” balasmu.
“Kan cuma sebentar. Oppa juga udah make baju kok. Coba aja liat.. ” ujarnya berusaha meyakinkanmu.
“Bener?” tanyamu.
“Iya”
Kamu pun membuka matamu, dan ternyata kamu malah melihatnya hanya mengenakan celana boxer berwarna biru tua.
“OPPAAAAAAAAA” teriakmu histeris yang malah dihadiahi tawaan darinya dan banyak orang disana.
“Kepolosan gue terenggut hanya dalam waktu 1 menit,, aaaaaaaa tidaaaaakkkkk” teriakmu dalam hati.
Jiyong pun langsung berlari dan memakai pakaiannya. Ia pun kembali ke atas panggung untuk mengakhiri konsernya.
________
“y/n, mau langsung ke Indo apa dating dulu?” tanyanya setelah semua urusannya selesai.
“Hah?”
“Ini orang ga ngerasa capek apa ya?” pikirmu yang merasa heran.
“Pasti mau dating ya? Hahahaha” tebak Jiyong.
“Oppa istirahat aja gih, ke Indo nya besok aja, kalo ga besoknya, kalo ga besoknya lagi” balasmu.
“Ga usah pulang aja itu mah”
“Anjayyyy lah, gue dipanggil 'mamah'.. Eh apaan si, receh bat gue” batinmu.
“Tapi, temenin oppa ya.. Kamu nginep dirumah oppa aja” lanjutnya.
“Berdua doang?” tanyamu dengan wajah terkejut.
Tiba-tiba Jiyong menjitak kepalamu dengan pelan.
“Dasar, ya engga lah.. Ada orangtua oppa, Dami nuna juga katanya mau pulang..” ucapnya.
“Huehehe akhirnya ketemu camer ama kaka ipar” pikirmu.
________
Kamu diam mematung dihalaman rumah Jiyong yang begitu megahnya. Kamu mengagumi kemegahan interiornya dan ketempanan lelaki yang sudah lebih dulu berjalan menuju pintu.
“Ga nyangkaaa.. Gue bisa menginjakkan kaki dirumah seorang super star” batinmu.
Tanpa kamu sadari, Jiyong menghampirimu dan menarik tanganmu untuk masuk kedalam rumahnya.
“Ucettt gue yakin semua perabotan rumahnya pada mahal, mungkin gue kudu ngejual ginjal kalo mau beli” pikirmu.
Seorang wanita paruh baya menghampirimu dan Jiyong dengan senyuman hangat yang mengembang diwajahnya.
“Camer gue cantik” batinmu.
Karena kalian tiba disaat jam makan malam, Ibu Jiyong pun membawamu dan Jiyong menuju meja makan, yang ternyata keluarga Jiyong telah berkumpul disana.
“Berasa kumpul sama keluarga besar.. Coba aja orangtua gue dateng. Lengkap sudah” batinmu.
.
.
.
.
.
.
Author ingin meminta maaf kepada segenap pembaca apabila banyak hal yang kurang berkenan dihati pembaca. Maaf kalo cerita author ga seru :')
Terimakasih untuk para pembaca yang masih mau membaca ff ini dan juga yang udah ngevote :')Tuh kita dia nunggu kabar dari kita gaes, kerumahnya kuy.. Sepertinya ia ingin berbagi THR :'))
Ayuks jan bikin dia kecewa/? :''v
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine Your Bias [GD]
Fanfic-Gimana jadinya kalo kamu ketemu sama bias, ngobrol sama bias, deket sama bias, jalan bareng sama bias, atau bahkan sampe di sayang sama bias. Ahh itu pasti harapan terbesar buat seorang fangirl. Tapi, itu bisa aja terjadi kok di khayalan mu. Jadi...