片思い • 04

612 103 9
                                    


Lee Nakyung menyilangkan lengannya diatas pangkuannya, berusaha duduk manis disana, mempertahankan senyumnya- yang padahal ia sangat ingin meninggalkan ruangan itu.

Bagaimana tidak? Kini orang yang membuatnya kesal setengah mati beberapa waktu yang lalu, ki ni melihatnya hanya memakai hotpants dan kaus longgar ala rumahan.

.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Lee Saerom yang tidak tau apa-apa hanya bisa memalingkan pandangannya, tidak ingin menatap si gadis dengan aura yang seperti siap menusuk Saerom kapanpun.

"ya, saya dengar juga soal anak ibu. Nakyung terkenal baik ya, dan cantik begini" disusul dengan tawa ibu Nakyung.

"ah bisa saja , Saerom juga anak yang cantik ya.."

Ibu-ibu itu pun saling memuji anaknya masing masing. Saerom menggaruk lututnya dalam situasi ini.

Akhirnya memberanikan diri untuk melirik kearah Nakyung, yang disambut dengan pandangan dingin si gadis.

Ugh.

Ketakutan, si yang lebih tua memutar arah pandangannya, memerhatikan sekeliling ruangan.

Bisa dibilang ruang tamu Nakyung memiliki kesan mewah, dengan barang-barang seni dan dekorasi yang klasik. Saerom berdecak dalam hati, suatu hari ia akan membeli rumah seperti itu.

"oh iya, ini saya bawakan kue dan makanan rumahan. Tidak seberapa, tapi saya harap rasanya enak"

Ucap Ibu Saerom sambil memberikan sekantong plastik besar, berisi berbagai kotak kardus.

Isinya makanan kan?

"aduuuuh.... Ibu ini repot-repot sekali, terimakasih lho ya!" bungkusan itu pun berpindah tangan.

"nak, tolong panaskan ini ya di belakang. Agar bisa langsung kita makan sama-sama" ucap Ibu Nakyung, memecah lamunan Nayung, sambil mengusap lengan anaknya dengan sayang.

Yes! Pikir Nakyung

Akhirnya ia akan keluar dari ruangan itu.

Si gadis beranjak dari kursinya sambil menenteng bungkusan besar itu dengan kedua tangannya, sebelum Ibu Saerom memberikan ucapan tambahan.

"duh si cantik, jangan mengotori tanganmu ya, sini, anak saya bantu. Saerom, sana ke belakang bantu Nakyung ya!" sambut ibu Saerom sambil mendorong bahu anaknya perlahan.

Saerom menurut saja, lalu mengekor pada Nakyung. Diikuti pandangan dari ibu-ibu mereka, menatap senang kepada sepasang anak muda tersebut.




______


"ini- diletakkan dimana?" tanya Saerom polos, seolah ingin menyingkirkan aura membunuh dari Nakyung terhadap dirinya, meski ia tau tidak akan berhasil.

Kataomoi | Nakyung × Saerom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang