片思い • 13

440 76 7
                                    



"Kau ini sebenarnya mau makan atau tidak? Sudah dingin- lebih baik untukku saja!"

Baru saja Jina akan merebut piring berisikan sup makaroni dihadapan Nakyung namun si pemilik tentu tidak akan menyerahkannya begitu saja, "hey! nanti aku akan memakannya."

Bisa dibilang saat ini Nakyung sedang menunggu. Ya, siapa lagi kalau bukan si senior. Tadi sebelum sampai ke kantin, ia melihat gadis itu sedang berbincang dengan guru di ruang guru.

Dan ia harap Saerom akan ke kantin setelahnya, atau setidaknya, tetap berada disana agar Nakyung bisa mendatanginya.

Nakyung mengeluarkan beberapa lembar tiket dari sakunya, tiket untuk masuk ke rumah hantu kelas nanti pada festival sekolah.

Seoyeon mendecak, "biar kutebak, kau mau memberikan tiket itu padanya?" Nakyung mengangguk cepat, "memangnya pada siapa lagi?" tambahnya.

"Hebat juga dia, yah, bahkan sama sekali tidak menelfon padahal sudah memiliki nomornya," ucap Jina.

Tentu, aku harus bersabar.

"Kalian tunggu disini ya, aku akan kembali nanti,"

Nakyung bergegas keluar kantin begitu dirasa mungkin si senior kini sudah keluar dari ruang guru itu.

"Jangan makan makananku satu satunya itu ya!" tambahnya sambil lalu.

Oh ya, jangan lupakan Nakyung yang sedang berhemat.

Dibelakangnya Seoyeon dan Jina hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah temannya yang sedang kasmaran itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Tiket disodorkan, Saerom menatapnya bingung.

"Untukku?"

Nakyung mengangguk, "ini gratis, ambillah kak, sebelum aku berubah pikiran," ucapnya cepat.

Nada bicara gadis itu terdengar lucu, membuat Saerom terkekeh sesaat, "baiklah, baiklah, terimakasih ya!" tiket kemudian diambilnya meski sedikit ragu.

"Berapa harganya?" Saerom merogoh kantong jaketnya, namun tangannya ditahan oleh gadis dihadapannya, "sudah kubilang ini gratis, tidak dengar ya?"

Ah, baiklah.

"Terimakasih ya," si senior mengusap puncak kepala Nakyung pelan. Tanpa sadar bahwa rasanya Nakyung akan meledak dengan perlakuan kecil itu.

"Sampai jumpa nanti di festival,"

Tahan, Nakyung, jangan menjerit sekarang.




______






Jika ada hari yang paling ditunggu Nakyung selain hari dimana ia akan menyatakan perasaannya nanti sebelum kelulusan, tentu hari dimana dia akan menjalankan poin ke enam.

Kataomoi | Nakyung × Saerom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang