片思い • 08

481 77 1
                                    




Nomor telepon yang anda tuju, tidak menjawab, mohon lakukan-

PIP!

Bahkan ibu tidak mengangkat disaat ia sangat ingin dijemput seperti ini.

Menenteng tas dipunggungnya, Nakyung berjalan gontai melewati gerbang sekolah. Seluruh badannya terasa pegal, sangat. Semudah inikah ia akan menyerah? Sial.

Langit sore cerah dengan warna jingga. Langkahnya melewati taman ditepi sungai, terhenti sesaat melihat anak-anak kecil yang sedang bermain air.

Dan juga terhenti, seseorang manggilnya.

"Nakyung!" ia menoleh, dan tebak siapa yang berlari kecil menghampirinya.


.
.
.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Kukira kau sudah pulang lebih dulu,"

"Tidak, a-ada apa kak?"

Terdiam sesaat kemudian melanjutkan langkah bersama. Jujur saja, debar jantungnya mulai tidak beraturan lagi.

"Aku hanya merasa bersalah, tadi kau terlihat sangat lelah, seharusnya aku tidak mengiyakan untuk kamu masuk dalam tim,"

Ini, perhatian ya?

Nakyung tertawa kecil, "tidak, tidak, kak, aku hanya iseng mencoba karena ... basket terlihat menarik,"

"Kalau begitu, minggu depan akan ikut latihan lagi, atau ...?" Saerom, menggantung kalimatnya.

Seketika pipinya sedikit memerah. Apa ini artinya Saerom ingin mengajaknya untuk latihan lagi, atau mungkin ada maksud lainnya.

"Aku- aku, tidak tau," jawabnya bimbang, mengeratkan pegangannya pada ranselnya.

"Ah, pasti melelahkan bagimu ya? Begini saja,"

Tiba-tiba si senior merebut ponsel Nakyung dari tangannya, sesaat kemudian jemari lentiknya sibuk mengetik pada benda itu.

"Hubungi aku jika kau ingin latihan, nanti kita bisa berangkat bersama," ucap Saerom sambil menatap si gadis dengan senyum seindah bulan sabit.

Gila. Begitu saja dapat nomor ponselnya?!

Tidak, ini tidak baik untuk kesehatan jantungku.

"Dan sekarang,-" Saerom membuyarkan lamunan dalam pikiran Nakyung,

"-kau mau aku mengantarmu pulang, atau bisa pulang sendiri saja?"





______






"Dan kau tau dia bilang apa? Dia bilang dia merasa bersalah padaku! aaahh, serius! Lalu aku dapat nomor ponselnya," ucap Nakyung dengan ekspresif.

Kataomoi | Nakyung × Saerom ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang