Disusul dengan tali-tali yang terpotong membuat ratusan balon warna-warni terlepas ke udara- menandai pembukaan festival yang baru saja diresmikan oleh bapak kepala sekolah usai pidatonya yang cukup panjang.
Saerom, setengah berlari menuju tangga, menerobos orang demi orang, dua lantai menuju kelas kemudian berhenti pada bagian lorong -menyandarkan tangan pada pembatas.
"astaga, kau berlari kencang sekali!" ucap seorang temannya yang juga berada diatas.
Saerom balas tersenyum, "kalau dari bawah, tidak terlihat apa-apa."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
®2019-02
Dari sini lapangan dapat terlihat jelas dengan upacara pembukaan yang meriah. Lagu tradisional sebagai pembuka dari instrument yang dimainkan oleh pengiring -anak kelas dua.
Dan, oh?
Diantara keramaian ditengah lapangan, Saerom menyadari seseorang ternyata ikut menjadi penari, bersama dengan sekitar sepuluh siswi kelas tiga lainnya-tarian tradisional.
Disana, Hanbok yang dikenakan membuatnya terlihat..
Bersinar.
Dia, terlihat sangat anggun -seperti biasanya. Namun kali ini bertambah sekitar seribu persen. Bagaimana bisa seseorang bisa terlihat sangat mencolok hanya dengan mengenakan pakaian itu?
Si teman, kembali menyikut lengannya, "heh! Kau melihat siapa, hah? Terpesona begitu.." ledek gadis tinggi itu.
Saerom, buyar.
"huh? T-tidak.. acara ini ramai, dan koreografinya rapi -aku suka,"
"kau tidak bisa bohong padaku, bodoh -Jisun, bukan?"
Sebegitu terbaca kah?
"tidak! Kau sok tau-"
"dia memang cantik.." Minkyung mengusak hidungnya sedikit, "primadona kelas kita, selain kau,"
Gadis Lee mendecih, "kau bicara apa.. omong-omong,"
Ia menyadari sesuatu, "Chaeyoung mana? Tidak terlihat dari tadi.."
Iya juga.
Semenjak upacara awal di lapangan, hingga kini gadis itu belum juga tampak di kelas.
Minkyung menggeleng, "memangnya dia hadir hari ini?"
