Air yang tak bisa di genggam
Seperti perasaan yang tak bisa di paksakan:(
_______________________________________"Hari ini biar kak Shandy yang nganterin kamu sekolah, baru mu." Ucap Shandy-kakak Bryan.
Bryan selalu punya sekolah cadangan untuk urusan kaya gini.
Shandy adalah kakak Bryan yang sudah kuliah semester 4, dan dia merupakan salah satu spesies cowok playboy.
Berbeda banget dengan karakter Bryan yang anti banget soal kaya gituan."Ya ampun bang biar gue bawa mobil sendiri ajalah, ribet amat."
Jawab Bryan yang sedang mengambil sesendok nasi yang ingin ia masukan ke dalam mulutnya itu."Udah ga usah banyak omong, entar gue sekalian minta nomer hp wali kelas lo."
"Penting tah?" Tanya Bryan dengan sedikit menaikan alisnya yang terlihat jelas itu.
"Iyalah biar gue tau apa aja kerjaan lo di sekolah." Jawab Shandy sambil mengambil kontak mobil yang berada tepat di samping tangan Bryan.
"Alah paling juga mau lo gebet, dah jujur aja deh lo?"
Ceplos Bryan yang tanpa di pikir lagiMereka memang sudah sangat deket dari kecil karena mereka hanya berpaut umur dua tahun jadi sudah seperti temannya sendiri. Apalagi kalo udah urusan cewek Shandy yang sudah seperti koleksi.
"Gila lo sekarang omongannya Udah kaya panci gosong tau ga?" balas Shandy yang sudah tidak tau alur fikir adiknya yang sudah tidak jelas ini.
"Cepet gue tunggu di mobil, ga usah betingkah!!"
Lanjut Shandy dan melanjutkan langkah nya menuju mobil di depan."Eh tunggu, njir." teriak Bryan yang mencoba menghentikan langkah kakak nya itu.
Didalam perjalanan Bryan hanya mendengar ocehan dari kakak nya ini, yang seperti sudah ada teks yang Dia baca sampai sampai tak ada jeda sekalipun.
"Lo ni ya masi bocah, jadi gausah banyak tingkah lah." Ucap Shandy dengan melihat keramaian kota metropolitan pagi hari ini.
"Gue ga bakal berulah bang, Kok ga ada yang mulai duluan." Elak Bryan.
"Anak sekarang gini banget ya." Ujarnya yang fokus menyetir.
★★★★★
Sesampainya di depan gerbang sekolah, Bryan memandangi sekolah baru nya dan sekilas melihat tulisan yang terpampang di atas, yang menempel di dinding.
"Cahaya bangsa school." batin Bryan yang membacanya dari dalam mobil.
"Tuh dah nyampe, sono turun!" Perintah Shandy."Iya gue turun, awas sampe lo ntar ga jemput gue." Ancam Bryan.
Bryan langsung turun dari mobil dan berjalan menuju halaman sekolah yang terlihat luas itu dan banyak siswa siswi yang berlalu lalang baru berangkat.
"Ati-ati adek gue yang ganteng." Teriak Shandy dari dalam mobil dengan sedikit membuka kaca mobil nya.
Bryan yang mendengar teriakan Shandy, tidak lagi menggubris melainkan melanjutkan langkah nya menuju ruang kepala sekolah yang kini ia cari.
Bryan menelusuri koridor sekolah, sambil melihat petunjuk yang terpasang di sebuah tiang yang berwarna putih.
Selama dia berjalan banyak para cewek yang sedang membicarakan tentang Bryan.
"Eh itu siapa?"
"Selama gue sekolah disini ga pernah ngeliat."
"Murid baru kali, ganteng banget." Ucap nya histeris.
"Iya semoga aja sekelas sama gue."
"Gue lah."
"Gue."Bryan yang mendengarkan dia di perebutkan hanya terasa geli, Ia tetap fokus berjalan yang tanpa disadari ada sesuatu yang mengenai kepala nya.
BRUKKKK!
Bryan menyeringis kesakitan,lalu tiba tiba ada seseorang yang datang menghampiri Bryan dengan kekhawatiran yang nampak dari wajahnya.
"Eh..eh aduhh maaf gue ga sengaja." mohon seseorang itu.
"Maaf..maaf sakit tau gak. Kok gue gagar otak lo mau tanggung Jawab." Ucap Bryan dengan suara mulai meninggi.
"Ya kan gue ga sengaja, aelah gitu aja sakit lebay amat si lo." balas seseorang itu.
"Kaya nya gue belum pernah liat lo, di sekolah ini. Lo murid baru?" tanya seseorang itu.
"Iya gue murid baru, dan baru pertama masuk gue udah ketemu cewek kaya elo."
"Yauda sih, lo mau kemana? Ke ruang kepala sekolah? Biar gue anter." Ajak cewek itu.
"Ga usah sha!, biar gue sendiri yang ada lo malah buat idup gue sial!" Ucap Bryan penuh penekanan.
"Apa? Lo manggil gue apa? Kok lo tau?" Tanya cewek itu.
"Shasha, ya tau nama lo Shania, tapi gue iseng iseng aja manggil lo Shasha." Jawab nya enteng
"Lo tau dari mana, kan lo masih murid baru di CBS."
Tanya Shania heran padahal yang memanggil nya Shasha hanya lah keluarga dan sahabat nya saja bahkan temen sekelas nya memanggil nya Shania."Liat noh baju lo ada badge nama nya." Ucap Bryan mengarah ke baju shania.
"Oiya gue lupa, eheee." Ujar Shania dengan menunjukan giginya yang terlihat rapi.
"Yaudah gue anterin ke ruang kepala sekolah,sebagai rasa maaf gue ke elo." Ajak Shania yang tiba tiba menegang pergelangan tangan Bryan.
Bryan hanya melihat Shania yang terus memegang pergelangan tangannya dan Shania tersadar langsung melepaskannya.
"Gue bisa sendiri, oh ya urusan lo sama gue belum selesai, gue belum maafin lo." ujar Bryan.
"Terus gue harus ngapain lagi? Haa?sujud sujud di depan lo gitu."
"Mungkin, liat aja besok." Bryan meninggalkan shani sendiri, dan shani bingung apa yang akan di lakukan Bryan kepada nya.
★★★★★★Apa yaa yang mau di lakuin Bryan ke Shania?
Jangan lupa vote dan comment nya
salam dari Saikame🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionJika dia bukan yang terbaik buat apa dipertahankan, namun mungkin akan sulit buat melupakan semuanya. (Metro, 28 Mei 2018)