Tigabelas(13)

74 20 5
                                    

Gembira bukan berarti semua sempurna, tapi karena kamu percaya ada hal indah di balik semua.

_____________________________________

"Sekarang gue tanya sama lo,Lo itu siapa?pacar?sodara?,yang bisa gue ceritain dengan masalah gue?

Dan sifat lo itu buat gue bingung bryan, lo terkadang seakan memberikan gue harapan tapi ternyata enggak dan itu membuat gue takut." Jelas Shania dengan nada yang aga meninggi sedangkan Bryan menarik nafasnya pelan.

★★★★★

"Apa sifat gue lo anggap special?,sampai lo ngomong kaya gitu?"
Deg.. Kenapa saat Bryan bicara seperti itu membuat Shania merasa bersalah ia merasa pertanyaan Bryan barusan hanya ada satu jawaban yaitu iya.

"Apa lo ga nyadar sifat lo dingin?dan kenapa sama gue lo bisa galak?lo bisa ngomong panjang lebar?." Tanya Shania.

"Karena pertamanya gue ngerasa lo itu beda tapi sekarang lo sama."
"Maafin gue, gue pergi dulu." Lanjut Bryan dan pergi meninggalkan Shania yang sama sekali tidak memperdulikannya.

Bryan berjalan melewati banyak orang di sana,ia sama sekali tidak memperdulikannya bahkan lamunan nya berhenti saat handphone nya berbunyi.
"Citra." Gumam Bryan dan mengangkat panggilan yang masuk.

"Yan Shania dimana?"
"Ga tau."
"kan tadi dia sama lo."
"Di rumah sakit." Sambung bryan
"yaudah gue kesa----"
Bryan langsung mematikan telfon dari Citra dan berjalan menuju mobilnya.

★★★★★

"Sha." Panggil Citra.

"Kok lo tau gue disini?" Tanya nya.
"Tadi yang Bryan bilang." jawab Citra

"Ini udah malem,ntar lo kena marah sama bokap lo." Pinta Shania menatap Citra lekat lekat.

"Sha gue cuma mau kasih tau besok adalah hari perform lo sama Bryan tadi gue di kasih tau sama pak Rizal."

"Yaudah gue siap." Balas Shania.
"Tapi kondisi lo?" Tanya Citra karena belum yakin dengan keadaan Shania.
"Gue ga papa."

"Yaudah besok gue jemput lo di sini pagi pagi ya." Lanjut Citra
"Hmmm."
"Yaudah gue balik dulu."
"Iya hati-hati ya."

"Iya,semoga cepet sembuh Shasha sayang." Ucap Citra sambil mencium kening sahabatnya itu dan pergi meninggalkan ruangan Shania.

Hari ini adalah hari dimana sekolah mengadakan pentas seni, Shania dan Bryan juga akan perform di acara itu.
Sekarang Shania sudah siap walaupun keadaan nya belum terlalu stabil kepalanya masih terasa sakit namun tetap ia paksakan untuk tetap bisa menghadiri acara yang sudah pak Rizal beri kepercayaan.

Tak lama kemudian Citra dan Liona datang dengan membawa tas yang berisi baju dan beberapa alat make up untuk Shani kenakan.

Citra langsung berjalan ke arah Shania yang masih duduk di atas kasurnya.

"Sha lo udah enakan emangnya?" Tanya Citra sedangkan Liona sibuk mempersiapkan baju dan lain sebagainya.

"Iya,mana baju gue?" Lanjut Shania

"Sabar nape, nih." Ucap Liona sedikit sewot dan memberikan short dress berwarna hitam putih.

Ketika Shania mencoba turun dari kasurnya namun kaki nya masih terasa sakit sehingga membuat tubuh gadis itu jatuh ke lantai.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang