Empat(4)

105 25 3
                                    

Aku berusaha memberi cayahaya kepada semua orang sampai aku lupa cahaya yang ku dapat hanyalah sebuah pantulan. 
-Shania

_______________________________________

"Apa yang harus gue lakuin.?" Lanjut Shania sambil membuka notif dari handphone nya itu.
"Ajarin gue fisika,gue ga ngerti."
"Mana buku lo?."
"nih-,'" bryan memberikan sebuah buku yang tak di sampul itu kepada shania.

Shania langsung mengambil buku bryan dan langsung menuliskan sesuatu di sebuah kertas hvs.

Mungkin shania saat ini tidak ingin banyak bicara, entah mengapa mood nya saat ini seperti bayangan yang yang hanya megikuti nya saja.

                       ★★★★★★★

Shania mengajari Bryan dengan sabar, walaupun Bryan sangat susah di ajari. Shania terus berusaha agar cowok di hadapanya Ini mengerti namun, berbeda hal nya dengan Bryan yang justru asik membuat gambar tidak jelas di kertas yang berisi soal yang di berikan Shania.

Terkadang Shania berfikir bagaimana bisa cowok seperti Bryan menjadi cowok idaman para wanita, dan diperebutkan.
Mata Shania berkedip dua kali dan memggelengkan kepala nya,yang tengah bingung dengan tingkah Bryan yang seperti anak kecil.

"Lo bisa ga sih agak seriusan sedikit, gue cape." Ucap Shania dengan penuh penekanan.

"Terserah gue dong, tugas lo disini cuma ngajarin gue jadi ga usah banyak omong." Ujar Bryan, ia berkata seperti itu seakan tidak punya rasa bersalah sedikit pun.
Shania yang mendengar itu seperti ingin mencekik leher cowok tersebut.

"Untung gue bisa tahan emosi." gerutu Shania dalam hati."

"Cepetan elah gue ni cape, gue pulang ni Kok ga serius." Tantang Shania yang mencoba berdiri namu tangan nya di tahan oleh Bryan, dan menarik nya sehingga otomatis Shania duduk kembali.

"Lo pulang hukuman lo nambah."
Shania melebarkan mata nya mendengar apa yang barusan Bryan ucapkan ,tanpa berdosa.

"Lo ni kaya nya demen banget ya ngehukum gue." Balas Shania dengan suara yang sedikit meninggi sambil meremas sesuatu yang ada di tangan nya.

"Makanya lo jangan cari gara gara sama gue, lo tau akibatnya kan, gue paling ga suka ada yang cari masalah sama gue." Jelas Bryan

"Gimana gue tau sifat lo kenal aja baru kemaren." Ceplos Shania dengan suara agak melemah, dan mengambil kertas yang di tangan Bryan.

"Gue ga mood belajar, gue mau pulang." Sontak membuat Shania kaget dengan tingkah Bryan yang cepat sekali berubah.ia menarik nafas dalam dalam dalam dan melepaskanya perlahan,
dan mengelus dada nya untuk menahan emosinya, yang sudah membeludak di dalam dirinya sekarang.

"Ada ya orang kaya Dia, rasanya pengen gue cakar cakar tu muka." gerutu Shania sambil melihat punggung Bryan yang mulai menjauh dan menghilang.

-------------------

Bryan memasuki rumah nya yang berwarna putih dan di dominasi dengan warna pink ke ungu unguan.
Seperti biasa Bryan langsung kedapur untuk bertemu dengan Vina-bundanya.
Mood nya sedikit terkumpul saat melihat bundanya, yang tengah sibuk menyiapkan makanan untuk nanti malam.

"Asslamualaikum bun." Bryan langsung memeluk Vina dan mencium punggung tangan Vina yang masih bau aroma bumbu dapur.

"Walaikumsallam, Kok baru pulang." Lanjut Vina dan mencium kening putra nya itu.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang