Bukankah batu juga dapat hancurkan?
Bukankah air juga dapat di bekukan?
Begitulah sifat manusia yang
Dapat berubah kapan saja :)
___________________________________"Iya pak,saya mau." Ucap Shania pelan.
"Bryan ?" Tanya pak Rizal
"Yasudah pak "
"Emang sama Bryan pak?"
"Iya dong main kalian tadi udah bagus banget dan serasi." Balas pak Rizal membuat mereka mengeluarkan ekspresi nya masing-masing, Shania yang seakan akan ingin marah dan Bryan menatapnya Shania sinis.⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Pak rizal pergi meninggalkan mereka berdua di sana setelah menerima telpon dari seseorang.
Dan Shania berma Bryan masih saja memainkan alat musiknya dengan santai.
"Lo ga masuk kelas ?" Tanya Shania dan memberhentikan permainan pianonya dan berjalan mendekati Bryan.
"Ga"
"Emang lo dah pinter?"
"bacot lo"
"lo harus masuk kelas sekarang, kalo gue emang udah di izinin pak Rizal sama bu Desi untuk latihan." Jelas Shania yang masih menjaga nada suaranya yang pelan.
"Terus apa urusan gue?"
"Ya lo masuk kelas sekarang."
"Kalau gue ga mau ?"
"Terserah lo lah."Shania yang sudah mulai lelah mengrespon Bryan,ia justru pergi meninggalkan Bryan sendiri di sana,ia justru lebih memilih mengikuti pelajaran di kelas di bandingkan harus berduaan dengan cowok ganas itu ,yang ada nanti ia bisa naik darah dengan tingkanya.
Sesampainya di kelas sudah terdapat bu desi di sana yang sedang memberi nasihat kepada teman-temannya."Permisi bu."
"iya masuk Shania."
"Makasih bu."
"Tadi bukannya kamu udah di izinin sama pak Rizal ?"
"Iya bu ga jadi"
"Terus Bryan di mana ?"
"lagi di kamar mandi bu "Shania berjalan menuju bangkunya,ia berbohong kepada bu desi tentang Bryan karena bila ia mengatakan yang sebenarnya yang ada bryan bisa di marahin habis habisan dengan bu desi ,dan Shania ga tega melihatnya walaupun cowok ganas itu selalu membuat darah nya naik . Tak lama kemudian bryan datang dengan senyumnya kepada bu desi
"Permisi bu" Sapa nya sopan
"Dari mana?"
"Dari ruang musik bu."
"Tadi kata Shania kamu dari kamar mandi?"
Bryan ga maksud dengan kalimat bu Desi, ia melihat kearah sShania dan sedikit mengerutkan dahinya itu saakan akan memberi kode kepada Shania dan Shania membalas nya dengan mengedipkan matanya
"Oo...iya bu tadi abis dari kamar mandi ketemu sama pak Rizal suruh naruh gitar di ruang musik, iya gitu bu."
Bryan mulai mengeluarkan alibinya itu di persilahkan duduk oleh bu Desi
Bryan berjalan menuju bangkunya yang melewati bangku Shania yang berjarak satu bangku dari tempatnya, bryan menatap Tristan yang melihatnya seperti banyak sekali yang ingin ia katakan,tapi Bryan tak ambil pusing dan ia duduk di samping Dion.
Tanpa di sadari Bryan memperhatikan Dion yang secara diam-diam sedang makan kuaci yang ia sembunyikan di lacinya itu."Bu Desi " Panggil Bryan sambil mengangkat tangan kanannya itu
"iya ada apa Bry?"
"Dion makan kuaci di kelas bu."
Sontak membuat Dion kaget mendengar ucapan Bryan barusan, ia langsung mencoba menyembunyikan bungkusan dan kulit kuaci yang tersebar di laci miliknya itu, tetapi bu Desi sudah telanjur melihat aksi Dion semuanya dan bu Desi mengeluarkan tatapan sinisnya kepada Dion sedangkan Bryan menertawai wajah sahabatnya itu yang terlihat panik di hukum oleh bu Desi."Sekarang kamu keluar Dion."
Perintah bu Desi dengan suaranya yang keras.
"Tapi bu---." Dion mencoba menjelaskan tapi langsung di potong dengan bu desi.
"Keluar sekarang!!" Tegas bu Desi
"Iya bu."
Lanjut Dion menyerah dan pergi keluar sedangkan Bryan masih terkekeh pelan melihatnya."Kamu juga mau keluar Bry?"
"Eh enggak bu."
"Kalau begitu kamu keluarkan bukumu."
"Iya bu."----------------
"Gila lo ya yan ngejebak gue." gerutu Dion
"Makannya jangan suka makan di kelas."
"Ternyata lo peka ya yan cuma guru kasih kode gitu doang."
"Jadi lo Tris yang mancing Bryan?"
"Iya lah ,gue ni dari tadi tahan napas tau ga liat tingkah lo itu."
"Dasar lo orang ya." Cibir Dion
"Yaudah sekarang biar gue traktir lo berdua." Ujar tristan
"Bener?" Seru Dion girang
"Iyaaa."
"Makasih Tristan sayangkuu." Dion mulai mengeluarkan jurus menjijikan nya itu.
"Dih tadi marah marah sekarang sok manis." Balas tristan
"Iyalah lo kan mau beliin gue makanan."
"Dasar cowok murahan." Cibir bryan
"Gue pesen bakso sama es jeruk." lanjutnya.
"Gue juga mau kaya babang Bryan lah." Sambung Dion
"Bentar gue pesenin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja
Teen FictionJika dia bukan yang terbaik buat apa dipertahankan, namun mungkin akan sulit buat melupakan semuanya. (Metro, 28 Mei 2018)