Allcia memarkirkan mobil sportnya berwarna putih itu di area parkir dalam gedung. Ia pun keluar, gadis itu tampak swag dengan snapback di kepalanya. Pagi ini Allcia berada di hotel, ia ada jadwal fashion show disana. Allcia Mackenzie berkarir di dunia modeling, meskipun dirinya sudah terkenal dan sering muncul di acara televisi, ia jarang terlihat dengan bodyguard-nya. Allcia memang manja, tapi ia tak suka bila terus diikuti pengawal yang dikerahkan oleh Ayahnya. Allcia berpikir lebih baik diawasi dari jauh saja.
Biasanya Allcia pergi bersama asisten dan managernya, namun mereka lebih dulu ke hotel untuk segala keperluan. Ketika Allcia membalikan tubuhnya, kedua kakinya spontan berhenti. Mobil sport yang ada di samping mobilnya itu adalah mobil yang semalam melewatinya dan membuat kuenya rusak. Untuk memastikannya, Allcia bergegas memeriksa plat mobilnya.
"Wah, beruntung sekali aku!" seru Allcia. Ia terlihat begitu senang.
Allcia merogoh tasnya, ia mengambil lipstick yang berwarna bubblegum pink itu. Ia membuka penutupnya lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh area parkir.
"Ah, sepi!" ucap Allcia.
Allcia pun mencoret-coret badan mobil sport biru itu menggunakan lipsticknya. Ia tak perduli dengan harga lipsticknya yang mahal, yang penting ia puas mengacaukan mobil yang dianggapnya sial itu. Allcia menuliskan sesuatu di kaca mobil bagian belakangnya dengan ukuran huruf yang besar-besar. Tindakannya itu sebenarnya sudah kepergok oleh pemilik mobil itu sendiri. Adexe berdiri tak jauh dari posisi mobilnya. Ia tampak memegang biolanya dan menatap tajam gadis yang berani menodai mobilnya.
"Apa yang kau lakukan dengan mobilku?"
Allcia lantas membeku. Ia refleks menjatuhkan lipsticknya dan meneguk salivanya. Allcia hendak kabur, namun tiba-tiba saja tangan pria itu mencekalnya lalu menariknya. Alhasil tubuh Allcia pun menabrak tubuh depan pria itu. Allcia mendongak untuk menatap wajah pria itu.
Ya Tuhan, tampannya! batin Allcia.
Kata-kata itulah yang pertama kali melintas dipikiran Allcia. Dengan cepat Allcia menepisnya.
"Sudah ketahuan, mau pergi begitu saja hem? Gadis nakal! Jawab pertanyaanku dulu, apa yang kau lakukan pada mobilku?!" kata Adexe.
"Mobilmu?" Allcia mengernyit. Ia pun teringat akan kejadian semalam.
Ekspresinya langsung berubah kesal, rasa takutnya terhempas jauh. Allcia meronta hingga cekalan pria itu lepas. Kemudian Allcia beringsut menjauh.
"Oh, jadi mobil itu milikmu?! Jadi kau orangnya!" kata Allcia dengan marah.
Adexe mengernyit, "Apa masalahmu denganku?"
Allcia tertawa hambar lalu menunjukan tulisan yang ia buat di kaca belakang mobil pria itu. "Kau bertanya kan apa yang aku lakukan? Kau tidak lihat jika aku mencoret-coret mobilmu? Baca tulisan itu!" katanya.
"Jangan buang sampah sembarangan," ucap Adexe dengan kening berkerut membaca tulisan Allcia.
Allcia tersenyum, "Catat kata-kata itu! Kau itukan violinist terkenal, bagaimana publik tahu kalau ternyata kau buang sampah sembarangan? Memalukan!"
Apa dia gadis yang berteriak malam itu? tanya Adexe dalam hati.
"Kau tahu? Karena ulahmu, kue yang sudah ku buat dengan susah payah jadi rusak! Kalengmu melayang dan menetap dikueku! Menyebalkan!" oceh Allcia.
"Pfftt..," tiba-tiba saja Adexe tergeletak.
Allcia tercengang, ia semakin kesal. Sungguh, wajah Adexe tampak tidak merasa berdosa. Bukannya minta maaf, malah tertawa lepas begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Of Psychopath
RomanceSenjata dan biola, dua benda yang cukup melekat pada dirinya. Dia memiliki dua reputasi yang cenderung bertolak belakang. Simfoni yang di mainkannya mengantar kita pada dunia fantasi. Namun tahukah kalian? Di balik reputasinya sebagai pemain biola t...