KOP-13

130K 9.3K 286
                                    

Adexe meninggalkan pestanya. Ia berjalan ke belakang gedung, disana Fabio sudah menunggunya. Fabio menerima biola yang Adexe berikan lalu menatap Tuannya itu yang berlalu. Adexe berjalan mendekati mobil sport-nya seraya menyentuh layar pada kunci mobilnya untuk menyalakan mobilnya. Violinist itu pun melajukan mobilnya.

"Adexe!"

Fabio sedikit terkejut mendengar suara gadis itu, ia menoleh ke belakang dan menemukan Allcia yang berdiri tak jauh darinya. Nafas Allcia terengah-engah karena mengejar Adexe, ia mau meminta penjelasan pada pria itu atas kata-kata yang dia lontarkan di lantai dansa tadi.

"Kenapa pria itu cepat sekali jalannya?" gerutu Allcia.

"Nona, kau ada perlu apa dengan Tn. Adexe?" tanya Fabio dengan senyum.

"Bilang padanya jangan membuatku gila!" balas Allcia.

Fabio mengernyit dan Allcia melenggang pergi seraya memegang rok gaunnya. Di samping itu, Adexe melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Mobil sport nya menembus gelap dan sunyinya jalanan. Adexe menatap foto Allcia yang terpajang di dalam mobil, ia tersenyum kemudian kembali fokus ke depan.

"Why you make me crazy, Allcia?" gumam Adexe dengan menyenderkan kepalanya ke belakang dan memejamkan mata sesaat.

Adexe menatap depan seraya menekan tombol play pada audio player dalam mobilnya. Bukan suara penyiar radio maupun musik, melainkan suara Allcia yang terputar. Pembicaraannya dengan Allcia memecah keheningan disana. Adexe yang mendengar perdebatannya dengan Allcia terus tersenyum. Ia sengat menikmatinya, mungkin bila orang lain yang mendengarnya akan terasa terganggu. Semua rekaman suara Allcia ada disana, Adexe menyimpannya dengan sangat baik. Selama ini, Adexe menyimpan sebuah alat perekam berukuran kecil yang setia terpasang di belakang tubuhnya atau di balik pakaiannya. Adexe seringkali memutarnya disaat waktu senggang, perjalanan dan ketika mau tidur. Bahkan Adexe tak bisa tidur jika belum mendengar suara Allcia.

"Ini lezat."

"Ew, menjijikan!"

"Tak ada menjijikan dari tubuhmu."

"Termasuk kotoranku?"

"Mungkin."

"Oh, pantas saja wajahmu seperti tinja! Menjijikan! Benar-benar gila!"

"Suatu hari kau akan tergila-gila padaku."

Adexe tertawa mendengar pertengkarannya waktu itu. "That's true, baby. I want to.. make you crazy about me!" kata Adexe.

Bayangan ketika ia mencium gadis itu merasuki pikirannya. Adexe merasa terbakar, ia menginginkan Allcia. Sangat menginginkan. Adexe memegang bibirnya sendiri dan mendesah pelan. Pria itu mengacak rambutnya frustasi dan kembali memegang stirnya kuat-kuat.

"Sesulit apapun tuk mendapatkanmu, aku tidak peduli. Membunuh musuhku dan memilikimu adalah tujuan hidupku," gumam Adexe.

Adexe sampai di sebuah rumah. Ia menatap rumah disisi jalan dengan tajam. Adexe melepas jasnya dan dasi kupu-kupuya, kemudian melipat lengan kemejanya sampai siku. Pria itu keluar dan berjalan santai menuju rumah disisi jalan itu.

KREKK!!!

Suara pintu membuat mata abu-abu itu terbuka, ia terjaga dari tidur. Suara langkah kaki membuat jantungnya berdetak tak karuan. Pemuda itu bangun dengan susah payah dan menengok ke arah suara. Ia tak bisa melihat jelas wajahnya.

"Kaylan Zgyleonel," sebut Adexe.

Kaylan mengernyit. Ketika Adexe semakin mendekat dan lampu nakas menyinari wajah Adexe, Kaylan terkejut. Kaylan tahu Adexe, pria yang kini sedang panas-panasnya di gosipkan menjalin hubungan dengan Allcia Mackenzie.

King Of PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang