KOP-09

136K 10.6K 191
                                    

Allcia tiba di gedung perusahaan majalah ternama. Baru saja Allcia keluar dari dalam mobil mewah, tiba-tiba dia disambut oleh seorang pria. Pria yang membuat Allcia merasa tidak nyaman. Pria itu seperti biasanya, terlihat tampan.

"Selamat sore, supermodel!" sapanya seraya menyondorkan sebuket bunga mawar putih kepada Allcia.

Allcia mengernyit dan diam, hanya menatap buket mawar yang masih dipegang Damario.

"Aku tahu kau suka bunga mawar putih, ambillah! Ini khusus untukmu," kata Damario.

Allcia menghela nafas, "Terimakasih. Tapi maaf, aku tidak bisa menerimanya."

Lalu gadis yang di sebut-sebut supermodel itu melangkahkan kakinya, ia tidak menghiraukan panggilan pria itu.

"Nona cantik!" kata pria itu menghalangi jalan Allcia.

Allcia memutar bola matanya, "A.da apa lagi, Damario? Kau menghalangi jalanku!"

"Apa itu masalah untukmu, Nona Cia?" balas Damario.

Pikiran Allcia langsung tertuju pada Adexe, violinist itu juga memanggilnya begitu. Allcia mendengus dan menatap Damario.

"Pergilah! Tolong, jangan halangi jalanku!" ucap Allcia dengan tegas.

Damario tertawa kecil dan terus menghalangi jalan Allcia dengan cara geser ke kanan dan ke kiri.

"Kau!" Allcia begitu geram.

Damario menatap Allcia horror, "Sepertinya kau mulai kesal. Fine! I'm so sorry, aku hanya mengajakmu bercanda, tapi responmu diluar dugaanku."

"Memang apa dugaanmu?" tanya Allcia acuh tak acuh.

"Ku pikir.. kau akan tertawa gitu, ah.. ternyata tidak. Tersenyum padaku pun tidak sama sekali," jawab Damario.

Allcia menghela nafas, "Itu terserah padaku. Minggirlah!"

"Memangnya jalan hanya di depanmu saja? Lihatlah! Jalan menuju gedungku begitu luas!"

"Apa? Gedungmu kau bilang? Heh, gedung itu bukan punyamu tapi Ibumu!

"Ya memang, tapi aku CEO disini."

Allcia tertawa hambar, "Tidak mungkin!"

Damario menahan tawa, "Pfttt! Ya memang tidak mungkin."

"Leluconmu itu renyah sekali! Ah, sudahlah! Kau hanya mengangguku saja!" tukas Allcia dan melangkah pergi dengan mengambil sisi jalan lain.

Dari kejauhan Damario berdiri dan tersenyum, menatap punggung Allcia sampai masuk ke dalam gedung.

Auramu begitu mempesona. Aku merasa kau berbeda dengan wanita yang pernah ku temui, sangat menarik. Pantas saja Adexe terpikat, batin Damario dan membuang buket bunga ke sembarangan.

Lalu melangkah pergi menuju mobilnya. Damario ingin mengurusi beberapa hal dan terpaksa tidak mengintili Allcia, gadis yang menjadi incarannya.

Allcia berjalan melewati lorong yang berada di lantai 15, dia menuju ke ruang managernya. Allcia mendorong pintunya dan menutupnya dengan keras. Hari ini ia penat dan jengkel sekali. Rolene terkejut dan menatap kedatangan Allcia, ia memperhatikan ekspresi gadis tersebut yang terlihat gusar. Allcua berjalan menghampiri sebuah sofa panjang lalu melempar tasnya ke sofa. Setelah itu duduk disana sembari memijat-mijat keningnya yang terasa pusing.

Rolene tersenyum simpul lalu menutup laptopnya, "Ada apa denganmu cantik?"

"Tidak apa-apa," jawab Allcia sambil melihat Rolene yang beranjak dari meja kerja.

King Of PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang