KOP-05

169K 12.1K 658
                                    

Adexe kembali lagi ke big bar itu, kali ini bersama Rexford Mackenzie. Damario yang masih disana, memperhatikan mereka dengan rasa penasaran.

"Kalian bisa menunggu di luar," ucap triliyuner itu kepada dua orangnya.

"Okay, Mr. Rex!" balas dua pria berpenampilan serba hitam itu.

Adexe menatap sinis Rex yang mendaratkan bokongnya di sofa, Adexe pun mengikutinya. Rex memanggil pelayan hanya dengan sebuah lirikan. Kebetulan Rex salah satu pelanggan disana hingga manager, seluruh pelayan bahkan pemilik hotel berbintang itu kenal baik dengan sosoknya. Nama besar keluarga dan reputasinya sebagai pria terkaya di dunia telah membuat publik mengenalnya dan menganggapnya orang spesial. Namun Rex bukan orang yang arogan, dia justru meminta semua orang memperlakukannya biasa saja.

"Mau apa kau membawaku kesini?" tanya Adexe di tengah pembicaraan Rex dengan si pelayan bar.

Rex meliriknya, "Relax, bro! Kau buta mendadak ya? Lihat aku sedang apa! Shut up!"

Adexe memutar bolamatanya dan menatap arah lain. Jika ia tidak memandang siapa Rex, saat itu juga ia akan mengklaim Rex adalah korbannya.

Jika bisa, tanganku yang penuh darah ini akan menarik nafasnya. Lancang sekali bicara seperti itu padaku! Kalau bukan karena Allcia.. habislah pria bangsat itu, batin Adexe seraya melihat kedua tangannya.

"Apa yang akan kau lakukan padaku dengan tanganmu itu?" Suara Rex membuat Adexe sedikit terkejut.

Bagaimana bisa dia tahu apa yang ku pikirkan? Tanya Adexe dalam hati.

Adexe menoleh, "Aku bisa lakukan apapun yang aku mau."

"Salah satunya mencium adikku," balas Rex dengan cepat.

Adexe tertegun, benar dugaannya kalau itu sebabnya Rex menemuinya. Adexe tersenyum dengan pancaran mata yang tak berdosa. Rex bisa lihat itu, respon Adexe membuatnya kesal.

"Iya, memang benar. Aku menciumnya dengan paksa malam itu," ucap Adexe.

Mata elang Rex menajam, "Siapa kau baginya? Kau tak punya hak!"

Mata elang Adexe turut menajam, ia tidak terima dengan apa yang Rex katakan barusan.

"Kenapa kau permasalahkan itu, Mr. Rexford? Ku rasa itu hal yang biasa. Jangankan ciuman, sex pun bebas di luar sana. So, kau terlalu berlebihan!" balas Adexe.

BRAKK!!

Seluruh orang yang ada disana kecuali Adexe terkejut mendengar suara keras itu. Rex lah yang berulah, ia menendang meja di depannya hingga berbalik miring. Pelayan wanita yang membawa vodka untuk Rex sampai berdiri mematung, tangannya bergetar. Rex terlihat sangat marah. Belum cukup, Rex berdiri dan menarik kerah baju Adexe. Adexe tidak memberontak, ia menatap Rex dan terus tersenyum miring, terkesan meremehkan.

"Allcia bukan tipe wanita seperti itu!" kata Rex dengan nada tinggi, "Sekalipun ia melakukannya, ia tahu siapa yang berhak melakukannya! Dasar tidak tahu diri! Kau bukan.. bahkan tidak dekat dengannya berani menyentuhnya! Kurang ajar!" tambahnya.

Adexe diam.

"Kau menyakiti perasaannya, berarti kau siap menanggung murka seorang kakak!" Rex semakin mencengkeram kerah Adexe.

Ini bagus! Jika Rex memusuhi Adexe, kesempatan lebih tertuju padaku. Allcia bisa jadi milikku. Aku tahu apa yang bisa ku lakukan, batin Damario.

"Jika kau berani menganggu hidup adikku, nyawamu taruhannya," kata Rex seraya mendorong Adexe sampai hampir jatuh.

Ketika Rex hendak pergi, tiba-tiba saja Adexe menarik pundaknya hingga berbalik ke arahnya dan...

King Of PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang