KOP-37

100K 7.8K 446
                                    

        Wanita berusia 25 tahun itu melamun dengan hati yang geram. Dia duduk di kursi pantry sambil menikmati secangkir teh. Posisinya berada di dapur, dapur yang mengarah ke kolam renang. Dinding kaca sebagai penghalangnya. Callie berpikir keras untuk mencari kesalahannya. Mengapa Adexe tiba-tiba tidak perduli padanya? Pertanyaan itu terus terngiang dibenaknya. Perubahan Adexe selama ini menjadi momok menakutkan dalam hidupnya.

"Aku tidak mau kehilangannya," gumam Callie dengan nada sedikit menekan.

Anthony, sitampan yang bekerja sebagai pengawal pribadi Callie memperhatikannya dari jauh. Bagaimana Anthony melihat Callie, itu cukup jelas menggambarkan hasratnya pada wanita itu. Callie Marcedes yang seksi dan cantik, pria manapun akan tergiur padanya. Anthony menatap kemolekan tubuh Callie yang terbungkus jubah tidur berwarna putih yang sangat tipis, hingga pakaian dalamnya tercetak jelas. Jika saja Anthony setingkat dengan orang seperti Adexe, ia akan mudah mendapatkan wanita itu.

Bila aku berada diposisi Adexe, memilikinya. Aku akan memastikan wanita itu terus disisiku. Melakukan hubungan seksual yang panas, batin Athony.

Callie melirik ponselnya yang tergeletak di meja pantry, ia menyentuh layarnya. Melihat apakah pesan-pesannya dibalas Adexe. Kesal, itu yang Callie rasakan. Adexe tidak membalas pesannya, bahkan tidak menelfonnya. Ini tidak seperti biasanya! Adexe pasti mengucapkan selamat pagi meski hanya lewat pesan saja. Callie mengambil ponselnya dan membantingnya ke dinding.

"Pria brengsek!" rutuk Callie.

Anthony mengernyit, ada apa dengan majikannya itu? Anthony melangkah mendekatinya.

"Nona, kau kenapa?" tanya Anthony.

Callie mengusap rambut panjangnya ke belakang, "Tidak."

Callie berdiri, posisinya yang berdiri di depan Anthony membuat pengawal itu tidak berkedip. Belahan dada Callie yang terpapang jelas. Callie membuka jubah tidurnya dan menyampirnya di pundak Anthony.

"Taruh ini dikamarku. Setelah itu kau siapkan mobil ya, aku mau pergi nanti," kata Callie tanpa menatapnya.

Anthony mengangguk dan melihat Callie yang berjalan menuju kolam renang. Matanya tepat menatap bokong wanita itu.

"Oh, dia sangat sempurna. Beruntung sekali Adexe," ucap Anthony sendirian.

Anthony menuju kamar Callie. Sampai di kamarnya, Anthony lantas menghirup jubah tidur Callie. Harumnya yang khas. Ingatan Anthony terlempar pada malam kemarin, dimana ia mendengar desahan Callie saat berhubungan intim dengan Adexe di perpustakaan. Bahkan Anthony juga melihat adegan panas mereka secara diam-diam.

Adexe sampai digedung perusahaannya, Leopold Cars. Perusahaan yang memproduksi mobil sport mewah, perusahaan yang sebelumnya dipimpin oleh mendiang pria yang mengadopsi Adexe. Saat Adexe belum bersedia memimpin Leopold Cars, perusahaan ini terbengkalai. Namun ketika Adexe siap memimpin Leopold Cars setahun yang lalu, dia merombak segalanya hingga nama Leopold Cars kembali menyeruak. Bahkan lebih berjaya dari masa pimpinan mendiang Ayah tirinya. Rasa sakit hatinya pada Allcia waktu itu berdampak positif untuk Leopold Cars. Adexe mengurus perusahaannya demi menyibukan diri, berusaha melupakan Allcia meski pada akhirnya ia menyerah dan kembali berusaha mendapatkan Allcia Mackenzie.

Adexe tidak langsung ke ruangannya, ia bergegas ke ruangan yang memamerkan hasil produksi perusahaannya. Ruangan dengan beberapa mobil sport itu terletak di lantai satu. Mobil-mobil sport dengan nama dan keunggulan yang berbeda-beda itu hanya sebagai contoh. Puluhan produksinya berjajar rapih digarasi yang berada diindustri, tempat yang membuat atau memproduksi mobil keluaran Leopold Cars.

King Of PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang