Kita merayakan ulangtahunmu yang kedua kalinya bersama, Hyung. Apakah aku bisa mendampingimu lagi tahun depan? tahun depannya lagi? dan selamanya saat aku masih bisa melihatmu?"Sebentar lagi," Jisung Hyung sibuk menata beberapa makanan di meja makan, aku memutar ponsel dengan gelisah. Padahal ini hanya kejutan biasa tetapi aku tidak tau kenapa segugup ini.
Aku lelah dan semua member aku yakin sangat lelah sekarang. Aku meminta latihan koreografi unitku sepanjang hari setelah latihan bersama agar Jihoon Hyung lelah dan memilih tidur dari pada begadang seperti biasanya. Padahal hari ini latihan group sangat melelahkan dan aku tidak percaya aku bisa menahannya hanya karena mengingat senyum manis Jihoon Hyung nanti.
"Guanlin, aku menyesal," aku menatap Guanlin yang tengah merebahkan diri di sofa, dia terlihat sangat kelelahan karena harus ikut latihan agar rencanaku berhasil.
"Tidak apa-apa, Hyung. Mari selesaikan dan aku bisa beristirahat dengan tenang," dia menyengir dengan wajah lelahnya dan aku hanya bisa tersenyum tidak enak.
"Lima menit lagi, Jinyoung~ah, bangunkan Jihoon sekarang sana," aku bangkit ketika mendengar perintah Sungwoon Hyung.
"Jangan berbuat yang macam-macam dan jangan lama-lama. Kami menunggu kalian disini," aku memutar bola mataku menjawab ucapan Sungwoo Hyung dan kemudian memasuki kamar yang ditempati Jihoon Hyung.
Aku naik ke atas kasurnya dengan pelan. Kasur tingkat itu bergoyang kecil namun sepertinya Jihoon Hyung benar-benar kelelahan. Aku mengisi ruang kecil yang ada di sebelahnya dan menatap wajahnya yang tengah tertidur.
Manis sekali
Hyung terlihat kelelahan dan rasanya aku tidak tega membangunkannya. Aku merebahkan diri dan mensejajarkan tubuhku dengan tubuh Jihoon Hyung.
"Hyung," panggilanku sepertinya tidak berpengaruh.
"Jihoon Hyung," tubuhnya bergerak namun sepertinya dia masih berada di alam mimpinya.
Aku mendekatkan wajahku kemudian menggigit bibir bawahnya dan menariknya pelan.
Sepertinya Jihoon Hyung terusik dan matanya seketika terbuka. "EH!"
Aku terkekeh ketika Hyung memundurkan wajahnya dan membuat gigitanku terlepas, dia menatapku dengan mata yang melotot. "Apa yang kau lakukan di sini Bae Jinyoung? Kau.. kau baru saja menggigit bibirku!" dia semakin melototiku dan menyentuh bibir bawahnya dengan wajah yang memerah dan itu sungguh lucu sekali.
"Aku membangunkanmu dari tadi tetapi kau tetap saja tidak bergeming," ucapku acuh.
"Dan kau menggigit bibirku? Kenapa harus? YAK! BOCAH MESUM!"
Aku meringis karena Hyung memukul dadaku dengan keras.
"Tentu saja agar Hyung bangun. Lihat sekarang Hyung bangun karena aku menggigit bibir manismu itu bukan?"
"Astaga mulut bodohmu itu!" Jihoon Hyung mendudukkan tubuhnya. "Dimana Woojin?" tanyanya dan mencoba melihat ke bawah tempat tidurnya.
"Itulah kenapa aku disini, Daehwi dan Woojin Hyung pergi entah kemana dan aku lapar, temani aku makan," aku ikut mendudukkan diri dan mempoutkan bibirku agar Jihoon Hyung luluh dan rencana ini akan berhasil.
"Aku lelah Bae, kita berlatih seharian dan aku benar-benar mengantuk," ucapnya ingin kembali merebahkan dirinya namun aku dengan cepat menahannya.
"Tapi aku lapar dan ingin makan. Kalau Hyung tidak ingin menemaniku makan aku akan memakanmu sekarang juga, di sini!" aku menarik tubuhnya dengan senyum yang membuatnya kembali melototiku.
"Bae Jinyoung, omonganmu!"
"Aku memberimu pilihan yang mudah Hyung, ayolaaah aku lapar sekali. Hanya menemaniku makan apa susahnya sih?" aku menatapnya jengkel.
"Baiklah, baiklah. Kau memang harus makan banyak karena tubuhmu itu benar-benar sangat kurus. Hah tubuhmu hanya terdiri dari tulang yang dibaluti kulit, seram sekali," Jihoon Hyung mengoceh sembari turun dari tempat tidurnya. aku memutar bola mataku mendengar ocehan Jihoon Hyung.
"Berisik sekali," ucapku ikut turun.
Jantungku berdetak sangat kencang dan semakin kencang ketika Hyung akan membuka pintu kamarnya.
Ceklek
"SURPRISE!!!!"
Aku menyengir dari belakang ketika semua member tengah berada di depan kamar Jihoon Hyung, membawa kue yang tadi di beli Jaehwan Hyung dan Daniel Hyung saat unitku sedang latihan.
"Saeingilchukahamnida.. saeingichukahamnida.. saranghaneun Jihoonie~~... saengilchukahamnida."
"Jihoon~ah senyum,"
Aku menghindar melihat Sungwoon Hyung mengarahkan kameranya ke Jihoon Hyung, setelah itu aku kembali mendekat dan berdiri di sampingnya.
"Ayo make a wish dan tiup lilinnya Hyung," ucapku sambil tersenyum melihat wajah Hyung yang sekarang sudah memerah, ah tidak dengan menangis Hyung.
"Kalian lama sekali di dalam. Hah, lihatlah lilinnya sudah hampir melelah semuanya," aku tertawa ketika Jisung Hyung menatapku dengan wajah kesalnya.
"Jangan marah-marah dulu, Jihoon~ah tiup lilinya dulu," Minhyun Hyung yang memegang kue sedari tadi tersenyum sangat lebar.
Aku menatap Jihoon Hyung yang menutup matanya, entah kenapa aku ikut menutup mata, berdoa di dalam hati agar apapun yang Jihoon Hyung ucapkan dalam doanya akan terkabul.
Jihoon Hyung, selamat ulang tahun untukmu. aku ingin ini bukan ulangtahun terakhir yang kita rayakan bersama. Aku ingin kita merayakannya untuk tahun-tahun berikutnya. Apapun itu yang kau harapkan, aku ingin semuanya terkabulkan, aku ingin kau selalu bahagia.
Jinyoung ini sangat menyayangi dan mencintaimu, tanpa perlu aku katakan secara langsung.
Sekali lagi, selamat ulang tahun, miliknya Bae Jinyoung
anw aku masih hiatus tapi greget abis liat pesan ultah Jihoon dari Jinyoung. Yes I know baeby, Jihoon is yours, all of him is yours.
and ofc again happy birthday for my baby Jihoonie, this noona love you so much. and hope I can post JIhoon's pov this night. see you
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Boyfriend [Complete]
Short Story13 Reasons Why (Season1) - Complete ✔ 13 Reasons Why (Seaons2) - No Other - Complete ✔ 13 Reasons Why (Seaons3) - Because He is My Boyfriend - Complete ✔️ Cuma kisah-kisah kecil sepasang kekasih Jinyoung dan Jihoon saat jadi member Wanna One