20. The Way I'm with Him - Park Jihoon

501 78 34
                                    















Karena hanya dengannya aku bisa seperti ini.

Karena hanya bersamanya aku bisa menjadi seburuk-buruknya orang dan masih merasa dicintai.

Sebenarnya aku tidak benar-benar marah pada Jinyoung, tidak ada alasanku untuk kesal padanya. Lagi pula aku menikmati jalan-jalan hari ini, menikmati wajah Jinyoung yang frustasi karena sikapku, apa aku terlihat sangat jahat?

Mungkin orang lain akan kesal dan berfikir betapa kekanan-kanakannya diriku, tapi aku tau Jinyoung akan selalu mencoba mengerti apa yang aku rasakan. Dan ketika aku melihat ke arah Jinyoung saat ini, tidak ada rasa marah di rautnya, dan aku merasa dicintai, sebesar itu.

"Apa Hyung benar-benar akan mendiamiku sampai nanti? Bukankah kita akan bersenang-senang hari ini? Sesuai apa yang Hyung ingin-inginkan sebelumnya?" Jinyoung menoleh ke bangku belakang, dia menatapku dengan wajah merajuknya.

Semakin lama aku semakin tidak tega, mana mungkin aku setega itu membuat orang yang aku cintai menderita terlalu lama. "Aku tidak mendiamimu," ucapku sambil melihat Daniel Hyung yang menaikkan alisnya.

"Apanya yang tidak mendiamiku ketika dari tadi Hyung tidak berbicara padaku!"

"Aku barusan berbicara padamu," ucapku acuh.

Dia mendesah frustasi. "Bukan seperti ituuuu," dia membalikkan tubuhnya kembali menghadap ke depan.

"Lalu apa kau yang akan mendiamiku sekarang?" tanyaku.

Dia kembali berbalik. "Kenapa jadi aku?" Jinyoung memandangku kesal.

Daniel Hyung terkekeh, mungkin dia sudah menyadari kalau aku hanya mengerjai Jinyoung. "Kau langsung berbalik tanpa mendengarkan jawabanku, bukankah kau kesal padaku?" ucapku.

Dia menggeleng cepat. "Tentu saja aku tidak kesal padamu, aku kesal pada diriku sendiri sehingga tidak bisa menjadi kekasih yang baik untukmu."

"Pindah sana ke depan dan selesaikan masalah kalian, aku malas sekali melihat drama kalian," ucapan Daniel Hyung membuatku mendelik dan memilih berpindah duduk di sebelah Jinyoung.

"Aku tidak marah," ucapku tanpa melihat ke arah Jinyoung.

Aku kaget ketika Jinyoung menarik daguku sehingga aku menoleh ke arahnya dan pandangan kami bertemu. "Bohong, Hyung jelas-jelas marah padaku," dia menatapku dengan mata tajamnya. Jantungku berdegup lebih cepat, mata Jinyoung bagaimana pun adalah salah satu hal indah yang sangat aku sukai, aku suka menatap perbedaan kedua belah matanya.

"Aku awalnya terlanjur kesal, tapi itu hanya sebentar. Tapi melihatmu merajuk aku jadi ingin mengerjaimu," aku mencoba tidak takut ketika aura wajahnya berubah gelap.

"Jadi dari tadi Hyung hanya mengerjaiku? Dan selama itu Hyung pasti menertawakanku karena terlihat bodoh mengkhawatirkan tentang kita?"

Jinyoung melepaskan genggamannya dan membuatku menjadi gugup. "Tidak, aku tidak pernah menertawakanmu. Aku menyesal telah mengerjaimu, tetapi aku tidak pernah berfikir kau terlihat bodoh saat khawatir tentang kita. Aku minta maaf karena sedikit bahagia melihatmu panik, aku sedikit bahagia karena kau masih mengkhawatirkan tentang kita, karena berarti kau menganggap apa yang kita punya sangat berharga."

Aku benar-benar menyesal, aku tidak berfikir tentang perasaan Jinyoung. Aku jadi merasa sangat egois hanya mementingkan tentang aku dan hubungan yang aku punya.

"Kenapa? Kenapa Hyung suka sekali menyiksaku?" aku menunduk lebih dalam lagi karena ucapan Jinyoung. "Haaaah," helaan nafas Jinyoung terasa keras membuatku semakin bersalah.

"Hyung suka sekali membuatku cemburu dan sekarang Hyung juga bahagia melihatku panik dan gelisah. Bagaimana caranya mengatakan kepadamu bahwa Hyung tidak perlu melakukan semua itu untuk merasakan perasaanku. Aku hanya melihatmu, aku hanya melakukan semua ini padamu, dan aku benar-benar hanya melangkah ke arahmu. Apakah itu tidak cukup?"

Aku mengangkat wajahku, melihat wajahnya yang terluka. "Maaf," aku melukai Jinyoung lagi, kebodohanku melukainya lagi. Dan aku menjadi lemah lagi karenanya.

"Sshht, jangan menangis dan jangan meminta maaf. Aku hanya ingin Hyung melihat seberapa besar cintaku padamu, tanpa perlu mengujinya. Dan sekarang, ayo bersenang-senang, hari ini, kita akan melakukan sesuatu yang selalu Hyung inginkan. Juga ayo bersenang-senang besok, dan seterusnya. Mau?"

Aku mengangguk, memeluknya dengan erat. "Maaf membuatmu khawatir," ucapku menarik nafas lega.

"Hmm."



"Apa kalian tidak memikirkan perasaan orang yang ada di belakang? Aku masih ada dan masih penuh kesadaran."




















Ah ya, Daniel Hyung.



Oh iya psnya aku mau promoin akun twitter winkdeep aku aja. Ayo yg gabut follow deepeuwink, aku bikin au winkdeep, edit foto, sama edit video. Juga ada series wgm winkdeep di sana 😘😘😘 byesee

He is My Boyfriend [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang