Hyung dan bulan madu menyebalkannyaAku sedang asik membuka twitter ketika pintu kamar terbuka. Ku gerakkan kepalaku dengan malas dan mendapati Jihoon Hyung dengan senyum mengembang di wajahnya. Aku menyibak selimut lalu duduk di kasurku dan menatap dia yang tengah berdiri dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.
"Temani aku menonton," ucapnya dengan senyum yang masih mengembang.
"Yang lain kemana? Hyung sendiri?" tanyaku ketika turun dari kasur.
"Yang lain keluar, cuma ada Minhyun Hyung dan Sungwoon Hyung di kamar," aku mangut-mangut mendengar jawaban Jihoon Hyung.
Aku menatap tubuhnya yang di tutupi selimut kemudian menggeleng-geleng lucu. "Hyung seperti kepompong sekarang, lucu sekali," ucapku memeluknya dari belakang dan mendorongnya untuk keluar kamar.
Hyung tertawa kecil membuatku gemas sehingga tidak bisa menahan diri untuk menggigit pipinya dari samping. Aku melepaskan gigitanku ketika merasakan suhu yang sangat dingin dari ruang tempat biasa kami menonton "Astaga dingin sekali, Hyung kebiasaan. Aku akan mengambil selimut dulu."
"Jangan!"
Aku yang hendak melepaskan pelukanku kembali urung ketika mendengar Jihoon Hyung berteriak.
"Pakai selimutku saja, berdua."
Aku tidak bisa menyembunyikan senyumku ketika Hyung mengucapkan kalimat itu, "Karena Hyung memaksa jadi aku mau saja," senyumku mengejeknya, wajahnya yang menatapku dari samping terlihat berubah menjadi kesal.
Suhu di ruang TV benar-benar sangat dingin. Jihoon hyung suka sekali keadaan seperti ini, alih-alih menaikkan suhu AC dan tidak memakai selimut dia lebih suka berada di ruangan AC dengan suhu sangat rendah dan bergulung dengan selimut tebal.
Jihoon Hyung duduk di depanku, aku memanggkunya tidak beraturan dan bergulung dengan selimut yang tadi Jihoon Hyung pakai.
"Ah pantas saja Hyung mengajakku menonton bersama," aku berdecit kesal ketika melihat acara yang akan tayang setelah ini. Ketika aku beralih menatap Jihoon Hyung dia hanya terkekeh kecil, "Kenapa sih suka sekali melihatku cemburu?" tanyaku sembari mencubit hidungnya yang sudah memerah karena dingin.
"Karena aku merasa dicintai?" dia menatapku dengan pandangan bertanya.
Aku melotot, "Jadi aku tidak terlihat mencintaimu ketika aku tidak cemburu?" tanyaku kesal.
Jihoon Hyung semakin mengeratkan pelukannya ke tubuhku. "Bukan begitu, tapi saat kau cemburu, kau benar-benar terlihat kesal, seolah di jidatmu ada tulisan 'Jihoon Hyung hanya milikku, tidak ada yang bisa mengambilnya dariku' dan aku suka," dia tertawa kecil dan aku tidak bisa marah melihat wajahnya yang benar-benar bahagia.
"Apa aku benar-benar harus meletakkan tanda di jidatku dengan tulisan 'Jihoon Hyung hanya milik Jinyoung'? tanyaku pura-pura jengkel.
Dia tertawa menatap wajahku, "Aku ingin, tapi itu akan merepotkan Jinyoungie," aku mendelik ketika Hyung memamerkan aegyonya padaku. "Acaranya sudah mulai!" aku memutar mataku ketika tayangan yang Hyung tunggu-tunggu akhirnya sudah dimulai.
"Aku tak mau menonton," ucapku menyandarkan tubuhku pada punggung sofa kemudian menutup wajahku dengan lengan kanan, karena lengan kiriku masih di genggam Jihoon Hyung.
"Ya! Bae Jinyoung!" aku mendiamkan panggilan Jihoon Hyung. "Bukannya kau bilang akan sama-sama mendukung kegiatan kita satu sama lain sebagai pasangan yang baik?"
Aku mendelik dan memilih menatap Jihoon Hyung yang juga menatapku kesal. "Dengan menonton acara bulan madumu dengan Woojin Hyung?" tanyaku.
"Astaga itu bukan acara bulan madu," Jihoon Hyung beringus menjauh dariku.
"Itu terlihat sama bagiku, astaga adegan-adegan minggu lalu saja masih membekas di otakku," aku mengedikkan bahu ketika membayangkan adegan-adegan yang tayang minggu lalu.
"Adegan apa? Kau seolah membayangkan aku berbuat yang tidak-tidak dengan Woojin!" dia semakin menatapku kesal.
"Itu memang adegan yang tidak-tidak untukku," aku sebenarnya ingin tertawa ketika dia menatapku ngeri.
"Astaga posesif sekali sih," aku tersenyum miring karena tidak bisa menyembunyikan rasa senangku ketika Jihoon Hyung terlihat kesal namun juga malu-malu.
"Bukannya Hyung yang suka aku cemburu?" tanyaku menantangnya.
"Tapi bukan seperti ini," dia meniup poninya yang cukup panjang dengan lucu.
"Aku akan menonton, tapi ada syaratnya," kataku kembali menarik Jihoon Hyung dan memeluknya, aku meletakkan wajahku di pundaknya dan merasakan dinginnya kulit Jihoon Hyung karena suhu ruangan.
"Apa?" Jihoon Hyung menarik tanganku, menyatukan ke dua tangan kami bersamaan.
"Temani aku besok berjalan-jalan ke luar, ah ya, aku juga ingin melihat wajah Jihoon Hyung yang memerah karena mabuk," ucapanku membuatnya menatapku dengan pandangan melotot.
"Aku akan menemanimu ke luar besok tetapi tidak dengan melihatku mabuk," dia kembali melepaskan pelukanku.
"Kenapa? Hyung juga bukannya syuting saat minum alkohol? Kenapa aku tidak boleh?" tanyaku kesal.
"Kalau aku mengatakan tidak ya tidak!" dia menatapku kesal sembari bersedekap di dadanya.
"Ya beri alasan dulu kenapa?" tanyaku ikut kesal.
"Aku malu!" dia berteriak tapi kemudian menundukkan wajahnya, "Aku malu ketika wajahku sangat merah di hadapanku, aish lagian aku takut berbuat yang tidak-tidak kepadamu," aku hampir saja tidak bisa menahan tawaku mendengar ucapannya.
"Hyung? Berbuat yang tidak-tidak padaku?" aku tertawa dan dia mendelik kesal.
"Ah benar juga, aku juga takut berbuat yang tidak-tidak padamu. Hyung yang sekarang saja sudah membuatku berpikir aneh apalagi Hyung dengan muka memerah dan mata sayu karena mabuk," aku dapat melihat wajah Jihoon Hyung yang memerah karena ucapanku.
"Lihatlah, sekarang saja bahkan Hyung yang tidak mabuk ini membuatku berpikir yang tidak-tidak," aku menyeringai ketika dia melotot ke arahku.
"Bae! Jinyoung! Jangan aneh-aneh!" aku menyeringai menatapnya yang sudah melotot ke arahku.
Aku mengambil remote TV kemudian mematikannya. "Aku benar-benar tidak punya minat menonton acara menyebalkan itu, Ok. Aku lebih berminat padamu, Hyung."
"Ya! Bae!"
Aku mendorongnya ketika dia berteriak, menindihnya dan mengecup bibir merahnya dengan cepat.
"Bae Jinyoung! Men-ja-uh!"
Aku terkekeh ketika wajah Jihoon Hyung semakin memerah, "Aku hanya minta pelukan, di sini dingin sekali," aku memeluknya erat dan menggesekkan hidungku ke hidungnya, "Hidungmu merah sekali, Hyung," ucapku ketika menjauhkan wajahku darinya.
"Aku malu sekali, bodoh."
Aku kembali mengecup bibirnya ketika dia mengataiku 'bodoh'. Nafas Jihoon Hyung yang dingin menggelitik pipiku, "Hyung masih malu? Bahkan Hyung tau aku juga sangat mencintaimu? Kenapa harus malu ketika itu aku?"
"Aku tidak tau," dia mendengus dan menolak menatapku.
"BAE JINYOUNG! PARK JIHOON! APA YANG KALIAN LAKUKAN BERDUA?"
Astaga aku lupa Minhyun Hyung ada di dorm
![](https://img.wattpad.com/cover/145218555-288-k181331.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He is My Boyfriend [Complete]
Historia Corta13 Reasons Why (Season1) - Complete ✔ 13 Reasons Why (Seaons2) - No Other - Complete ✔ 13 Reasons Why (Seaons3) - Because He is My Boyfriend - Complete ✔️ Cuma kisah-kisah kecil sepasang kekasih Jinyoung dan Jihoon saat jadi member Wanna One