13. Park Jihoon - Everything of Him

834 131 85
                                    



Maaf aku belum bisa bales satu-satu, tapi aku baca semua komen kalian kok. Laptopku lagi ga bisa wifinya dan sekarang aku ngetik tiap part aja di hp. Tapi aku beneran makasih banget sama kalian, dan ada ps di bawah kalau kalian mau baca, tolong di baca ya ^^




Let's start












"Jihoon berhenti bermain game, kau mau semua makanan ini habis duluan?" aku hanya mengangguk-angguk menjawab ucapan Sungwoon Hyung.

"Dia tidak sedang bermain game. Bucin ini sedang mengkhawatirkan tuannya," aku melotot ke arah Woojin.

"Orang yang baru putus sepertimu mana bisa mengerti," aku mencibir.

Wajah Woojin berubah kesal tapi aku tak peduli, lagian juga kalau masih sayang kenapa di lepas sih dasar bodoh. "Wah mulutmu lemas sekali Park Jihoon," ucapnnya menunjukku dengan sumpit yang ada di tangannya.

Aku menghiraukan Woojin karena Jinyoung menelfon. "Kenapa kau baru menelfonku?" aku mencecarnya karena kesal.

"Bucin sekali," aku memutar bola mata mendengar perkataan Woojin.

"Aku baru bangun, Hyung. Apa kalian sudah selesai makan?"

"Bagaimana aku bisa makan jika aku mengkhawatirkanmu? Dan Park Woojin jika kamu ingin muntah jauh2 dariku," aku melotot ke arah Woojin yang memasang muka menjijikkan.

"Apa Woojin Hyung sakit?"

"Apa kau lebih mengkhawatirkan dia dari pada aku? Aku bilang aku belum jadi makan karena mengkhawatirkanmu dan kau tidak peduli sama sekali?" aku mendengus kesal.

"Wah dimana Jihoon yang dewasa saat dia bicara dengan Jinyoungie?" aku meringis ketika Minhyun Hyung tertawa melihatku.

"Apa Woojin Hyung benar-benar sakit?"

"Bae Jinyoung."

"Ah ternyata tidak, syukurlah."

"Jinyoung, kau menyakitiku," aku meremas jantungku dengan wajah cemberut membuat dia tertawa diseberang sana. Apa dia benar-benar senang sekarang?

Tanpa sadar aku ikut tersenyum, "Jangan terlalu keras dengan Woojin Hyung. Dia baru saja patah hati, Hyung," dia berucap sambil tertawa. Membuatku ikut tertawa melihat muka Woojin yang sengsara.

"Juga, Hyung harus makan sekarang. Aku akan meminta manager membelikan makanan atau aku akan memesan makanan hotel saja."

"Hmm, dan makan yang banyak."

Aku mencebik, "Akukan sedang diet Jinyoung. Harusnya aku yang bilang itu padamu."

"Tapi aku lebih suka Hyung tidak diet," dia merajuk, jelas sekali.

"Itulah kenapa aku selalu gagal ketika aku diet. Jika aku bersamamu, akulah yang makan dan kau jadinya tidak memakan apapun."

"Aku suka ketika Hyung makan, lucu sekali."

Pipiku memanas karena ucapannya yang tiba-tiba, "Bae Jinyoung, jangan mulai lagi."

"Kenapa? Aku tidak boleh memuji pacarku sendiri?"

"Tapi kau membuatku jantungan," keluhku.

Dia tertawa, aku bisa membayangkan tawanya dengan wajah yang sangat tampan itu, "Itu karena Hyung sangat mencintaiku, tapi tidak apa-apa aku juga lebih mencintaimu."

Astaga berbicara dengannya membuatku kenyang, "Astaga sudahlah, aku harus makan. Kau juga, jangan sampai kau tidak makan lagi."

"Iyaaa, kalau aku ingat. Aku ingin tidur lagi sebentar."

He is My Boyfriend [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang