"Mom!" Dax berlari ke arah Tiana. Tiana pun segera memeluk anak bungsunya erat, seakan akan telah berpisah bertahun tahun.
"Mom darimana saja? Dax sangat rewel, ia terus merengek kepada ku agar bertemu denganmu." Tanpa mempedulikan perkataan Ruth, Tiana segera memeluk anak sulungnya itu. Tentu saja Ruth terlihat kebingungan melihat tingkah ibunya itu.
"Mom?" Setelah memeluk kedua anaknya itu, Tiana memutuskan untuk melepaskan pelukannya.
"Apa terjadi sesuatu kepada kalian?"
"Aku tidak mungkin menyakiti anak anakku sendiri." John menjawab secara cepat.
"Kami tidak apa apa, bahkan kemarin Paman Bobby mengajak kami keliling sebuah taman!" Tiana tersenyum pelan, tidak apa apa, selagi anak anaknya baik baik saja.
"Mom, aku senang sekali, Daddy ada disini, aku sangat merindukannya." John yang semula hanya melihat pemandangan itu segera mengangkat Ruth untuk menggendongnya. John juga sangat merindukan putri kecilnya ini. Sejak berpisah, Ruth ternyata tumbuh cantik seperti istrinya itu.
Lain hal dengan John, Tiana menahan air matanya. Sepertinya, ia harus menurunkan egonya. Ada sedikit benar nya jika ia kembali kepada John. Putri kecilnya itu menjadi mendapatkan kasih dari ayahnya. Ia juga merasa sedih, semenjak Dax lahir, ia tidak mendapatkan kasih seorang ayah.
"Daddy?" Panggil Dax pelan, ia menutup wajahnya sedikit karena merasa asing dengan keberadaan John. John yang terpanggil segera melihat kepada anak nya yang belum pernah rawat sedari kecil. Anak laki laki pertamanya, yang akan menjadi penerus keluarganya, justru tidak mengenali dirinya. Untungn saja di usianya yang masih kecil ini, sudah bertemu dengan dirinya. Jika sudah besar, mungkin akan lebih sulit.
John segera menurunkan Ruth, dan Ruth pun segeera berjalan kearah Dex dan menariknya pelan.
"Dad, ini Dex. Dia sangatlah rewel setiap harinya dan hanya merengek terus menerus. Mungkin jika dad gendong seperti diriku tadi ia akan diam." John tersenyum lebar dengan perkataan Ruth. Kemudian segera mengangkat Dex.
"Hey Dex! Aku tau aku telat sebagai ayah, tapi biarkan aku merawat dirimu mulai sekarang." Ucap John tulus kepada anaknya itu.
Lagi dan lagi, air mata Tiana turun tanpa diminta. Mungkin memang benar ia harus kembali kepada John. Setidaknya sebagai ayah dari anak anaknya, bukan suaminya. Ia selama ini terlalu meninggikan ego nya. Semoga saja kedepannya, keputusan yang ia ambil ini berbuah indah.
***
Malam telah tiba, meja makan sedang dipersiapkan untuk makan malam. Tiana sedang menemani anak anaknya itu bermain dan menonton TV. Sementara John sedang berada di ruang kerjanya.
"Tolong jaga dia baik baik. Perketat penjagaan rumah, selalu cek CCTV selama 24 jam, jangan biarkan orang asing masuk. Ingat itu." Ucap John sembari menatap langit malam di loteng ruangannya.
"Aku akan kesana setiap sebulan sekali, dan jangan lup—"
Tok! Tok! Tok!
Perkataan nya terputus ketika ada yang mengetuk pintu kerjanya, "Tuan, makan malam telah siap." Pelayan itu segera menunduk dan berbalik pergi.
"Jika ada sesuatu hubungi aku." Lalu John mematikan handphone nya itu, dan segera keluar menuju ruang makan.
Bisa dilihat bahwa istri dan anak anaknya telah duduk dengan manis di tempat duduk mereka masing masing. Setelah sampai. Ia segera duduk di kursinya. Lalu mereka memutuskan untuk makan bersama.
"Tiana," Entahlah, walaupun sudah kembali kepada dirinya, Tiana hanya diam dan diam. Mungkin butuh waktu lama agar Tiana kembali seperti dulu.
Tiana berhenti mengunyah makanan nya, lalu menatap pelan ke arah John.
"Besok Ruth sudah, menjalani hari pertama nya ke sekolah. Kau akan menemaninya bukan?" Tiana mengangguk pelan, kemudian melanjutkan makanan nya.
"Aku akan bersekolah di sekolah baru?" Tanya Ruth cepat.
"Tentu saja, kau akan bersekolah di sekolah baru dan tentu saja teman teman baru."
"Yashh!!" Teriak Ruth.
"Kenapa kau sangat senang?"
"Di sekolah ku yang lama banyak yang tidak mau menemaniku."
"Kenapa mereka tidak mau?"
"Karena waktu Daddy muncul di TV sekolah, aku bilang pada mereka bahwa yang ada di TV saat itu adalah ayahku. Mereka semua tidak percaya, dan berkata bahwa aku tidak waras."
"Suatu saat akan Daddy buktikan kepada mereka bahwa kau benar."
"Tidak perlu, aku tidak menyalahkan mereka. Jika aku menjadi mereka, aku mungkin akan melakukan hal yang sama."
John segera mengusap kepala putrinya itu pelan. Ruth Caroline Agave, putrinya ini sudah berpikir lumayan dewasa walaupun umur nya masih 14 tahun.
***
Tiana berdiri di depan kamar yang akan ia tempati bersama John. Setelah menemani anak anaknya tidur ia segera pergi ke kamar yang ada di depannya ini. Sudah sangat lama ia tidur di sendiri di sebuah kamar, yang bahkan biasanya ia menangis sendiri di dalam kamarnya itu. Dan kini, ia akan tidur berdua dengan lelaki yang ia cintai sekaligus ia benci.
Tiana menarik nafas nya berkali kali untuk menetralkan detak jantungnya. Kemudian ia segera ia membuka pintu kamarnya itu. Betapa tenangnya ia ketika ternyata tidak ada John di dalam kamar ini. Ia pun memutuskan untuk segera berbaring diatas kasur, lalu menatap langit langit. Sejujurnya, ia masih belum bisa menerima John di hidupnya kembali. Berkali – kali pun Tiana memaksakan dirinya untuk bisa menerima John dihidupnya pasti akan sangat sulit. Pria yang pernah menyakiti, lalu kembali tanpa rasa bersalah? Tiana tertawa memikirkan kekonyolan hidupnya ini.
Walaupun begitu, ia memejamkan matanya, dan setetes air mata turun kembali. Tiana segera mengelap air matanya, ketika pintu kamar ada yang membuka. Tanpa Tiana lihat pun itu sudah pasti John. Perlahan, bisa ia rasakan bahwa orang yang kini menjadi suaminya itu naik ke atas kasur.
Lalu dengan perlahan memeluknya, "Tidurlah, besok kau harus menemani Ruth untuk pergi ke sekolah barunya." Tiana mengangguk pelan menaggapi John.
"Apa kau bisu? Sedari tadi kau tidak mau berbicara kepada ku."
"Aku akan tidur, kau juga tidurlah." Ucap Tiana pelan, tanpa membuka matanya.
"Berbicaralah seperti itu, jangan hanya diam."
"Aku usahakan."
***
Hai semua!
Akan aku update lagi hari Jumat. Oke?
Jangan bosen menunggu:(
Maafkan aku slow update:(
Sampe ketemu hari Jumat!
Luv u kalian<3
Salam, Ona;)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband || Wattys 2019 (Revisi)
Romance*PLAGIAT DILARANG MENDEKAT !* 4 Tahun yang lalu. Kejadian yang paling Tiana benci. Christiana Messy Caroline. Hidup dengan kedua anaknya. Tanpa sosok sang ayah. Walaupun anak pertamanya, Ruth Caroline. Tau, bahwa ia mempunyai ayah. Bahkan ingat deng...