Pagi harinya semua bangun seperti biasa, Tiana yang bangun lebih dulu, John yang berangkat bekerja, Ruth yang siap-siap untuk bersekolah, dan Denzel yang menyiapkan sarapan mereka semua.
Kali ini Tiana dengan baik hati mengajukan dirinya untuk memasang dasi kepada John, setidaknya ia memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya. Ruth sendiri menutup matanya ketika ia melihat ibu dan ayahnya begitu dekat. John sangat senang ketika Tiana mengajukan diri untuk makan nasi kepadanya, ia berpikir bahwa Tiana mungkin sudah sedikit menerima dirinya sebagai suaminya.
"Makan makananmu Ruth,"
"Entah kenapa mataku tidak bisa berpaling dari kalian. Jangan salahkan aku jika aku sangat lambat dalam makan, karena melihat Ibu dan ayahku bermesraan sangatlah menyenangkan." Jangan tertawa karena mendengar jawaban polos dari anaknya itu, ia pun duduk di kursi agar bisa menyantap sarapannya juga.
"Nanti siang kau makan makanan diluar atau kau makan siang yang ku buatkan?"
"Aku mungkin akan makan siang makan yang kau buat. Theresa jarang membuat jadwal pertemuan dengan kolega bisnis saat makan siang, karena aku lebih suka memakan makan siang dari bekal yang dibuat dari rumah."
"Baiklah, kalau begitu aku akan membuat kamu makan siang nanti."
"Tapi jika kau tidak bisa, maka biarkan Denzel saja yang membuatkannya."
"Aku mungkin akan memberikan makan siang Ruth secara langsung ke sekolahnya,"
"Benarkah?" Ruth merasa senang ketika Tiana mengatakan itu, beberapa orang tua dari sekolahnya mengantarkan makan siang langsung kepada murid-murid yang ada di sekolah itu. Ia berpikir Tiana tidak akan melakukan itu kepadanya. Jadi ketika ibunya berbicara seperti itu merasa sangat senang. Lain hal dengan Ruth, John justru berhenti memasukkan nasi ke dalam mulutnya. Wajahnya seperti menunjukkan bahwa Tiana tidak boleh melakukan itu. Tiana yang menyadari perubahan wajah suaminya itu langsung melihat John.
"Ada apa?"
"Biarkan Paman Trevor yang mengantar bekal siang. Jika ingin pergi langsung maka hanya boleh mengantarkan bekal ke kantorku." Ruth yang mendengar itu langsung merubah wajahnya menjadi sedih, kenapa ayahnya melarang ibunya untuk mengantarkan bekal secara langsung ke sekolahnya?
"Kenapa tidak boleh?" Tanya Ruth.
"Iya, kenapa tidak boleh? Dia putriku, kemarin aku mengantarkan bekal secara langsung ke sekolah nya."
"Maka kali ini, jangan lagi mengantar bekal secara langsung ke sekolahnya."
"Kenapa? Banyak orang tua dari sekolahku juga mengantar bekal anak-anaknya aku secara langsung. Jadi kenapa Mommy tidak boleh?"
John yang yang diserang oleh pertanyaan Tiana dan Ruth langsung menundukkan kepalanya dia berpikir untuk beberapa detik lalu tersenyum. Ia langsung menatap dua perempuan yang ia sayangi itu.
"Aku hanya bercanda, lakukanlah jika kau inginkan. Aku hanya khawatir padamu jika kau terlalu sering pergi. Tapi tidak apa-apa, aku akan sewa satu pengawal untuk menjagamu. Pergi dengan paman Trevor saja tidak cukup." Ruth pun kembali tersenyum saat ayahnya mengizinkan ibunya untuk pergi.
"Iya, sebaiknya begitu jika khawatir padaku."
"Aku akan menunggumu Mommy di tempat pemberian bekal siang." Diana pun tersenyum lalu mengusap kepala putrinya itu mereka bertiga pun melanjut menyantap sarapan mereka dengan tenang.
***
Tiana tersenyum karena ia bisa pergi dengan alasan mengatakan bakal untuk Ruth. Sebenarnya untuk mengantarkan bekal ke putrinya bukankah ucapan yang omong kosong. Ia tetap akan mengantarkan bekal secara langsung kepada Ruth dan John. Tapi, apakah John menyadari bahwa dirinya membuat alasan semata? Tiana tidak memikirkan banyak soal itu, sekarang yang ia lakukan hanyalah ingin mengunjungi butik gaun pernikahan bernama LaLa Mira Wedding Dress. Sesuai yang ia lihat di map kota ini, ternyata butik gaun pernikahan tersebut ada di pusat kota ini. saat Tiana sampai, ia menyadari bahwa butik gaun pernikahan tersebut merupakan butik yang cukup populer saat ini. Mungkin butik yang sudah berkembang pesat. Tempat butik ini lumayan besar, mungkin sewanya sangatlah mahal. itu yang Tiana pikirkan. Jadi siapakah pelayan di mansion yang cukup mampu untuk membelikan pernikahan di butik ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband || Wattys 2019 (Revisi)
Roman d'amour*PLAGIAT DILARANG MENDEKAT !* 4 Tahun yang lalu. Kejadian yang paling Tiana benci. Christiana Messy Caroline. Hidup dengan kedua anaknya. Tanpa sosok sang ayah. Walaupun anak pertamanya, Ruth Caroline. Tau, bahwa ia mempunyai ayah. Bahkan ingat deng...