John sampai di perusahaan nya setelah tadi mengantar putrinya ke sekolah yang baru. Memarkirkan mobilnya, keluar, lalu Bobby datang untuk berjalan di belakang nya. John masuk dengan wajah yang berseri, tidak lagi dengan wajah yang dingin seperti sebelum – sebelumnya. Ia masuk ke dalam gedung dan melihat karyawan yang berlalu lalang dengan kepala tertunduk.
"Kalian tidak mau mengucapkan selamat pagi kepada ku?" Ucap John kepada 2 orang karyawan yang sedang tertunduk. Mereka berdua semakin menundukkan kepalanya ketika John berkata seperti itu.
"Se.. selamat pagi pak." Ucap salah satu karyawan dengan perlahan, John melihat nametag yang mengucapkan selamat pagi keapdanya. "A..sley?" Ucapnya setelah membaca nama depan karyawan itu.
"Kau bekerja di bagian mana?"
"Pemasaran pak," Lalu, John berbalik badan ke Bobby, "Bob, beri tahu Bardon, kepala bagian pemasaran agar memberi Asley gaji 2 kali lipat."
Setelah itu, John segera memasuki lift untuk menuju ruangannya. Bobby pun tetap mengikutinya dari belakang. Setelah sampai, ia duduk di kursi khusus dirinya. Lalu melonggarkan dasinya sedikit karena merasa sesak.
"Bob, tolong periksa apa yang dia lakukan selama aku tidak disana." Bobby pergi keluar dari ruangan John, dan pergi menuju ke ruangan yang tepat di sebelah ruangan milik John. Ruangan yang tidak boleh diketahui siapapun dan hanya bisa dimasuki oleh 3 orang. John, Bobby, dan kaki tangannya yang lain, bernama Ryvero. Intu itu bisa terbuka. Bobby menaruh sidik jarinya agar bisa terbuka, setelah masuk ia mengambil sebuah berkas baru berwarna ungu yang ada di atas meja. Kemudian keluar, dan pintu itu pun tertutup dengan otomatis.
Pria berkulit hitam dan berbadan kekar itu masuk kembali ke dalam ruangan bos nya.
"Ini berkas terbaru yang diberikan Ryvero." John mengambilnya dan membukanya. Isi dari berkas itu sama seperti bulan bulan sebelumnya. Namun di bagian akhir, membuatnya terkejut.
"Bagaimana mungkin dia bisa bekerja menjadi guru." John segera mengambil ponsel yang jarang ia gunakan. Lalu menelpon seseorang, panggilan pertama, teleponnya belum diangkat. Panggilan kedua.. hingga panggilan ketiga, orang yang ditelepon sama sekali belum menerima panggilannya.
"Kemana anak itu?"
"Apa aku harus membawa dia kesini?" Tanya Bobby.
"Tidak perlu,"
Sekali lagi John menelpon orang itu, dan akhirnya telepon tersambung.
"Kemana saja kau!?"
"Mengganggu saja. Ada apa?"
"Kau yang menjaga dia, kenapa aku baru tahu dia bekerja menjadi guru."
"Kau yang sibuk mencari istri mu. Bagaimana aku menghubungi mu jika kau saja sibuk?"
"Baiklah, bagaimana dia bisa menjadi guru?"
"Kau tahu, kau itu bodoh. Kau hanya menugaskan anak buah mu untuk menjaga dirinya. Jadi, jika dia ingin menjadi guru, itu terserah dia."
"Dimana dia menjadi guru?" Hanya Ryvero yang berani mengatakan bahwa John adalah orang bodoh. Jika tidak karena kerja nya, John akan memecat Ryvero dengan cepat.
"Aku hari ini merasa terhibur. Hari ini dia terlambat datang, karena terlalu lama berdiam diri di mobilnya."
"Langsung pada intinya Ryvero."
"Jadi kau tidak mau tahu dia menjadi guru dimana?"
"Baiklah, lanjutkan apa yang kau katakan tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband || Wattys 2019 (Revisi)
Romance*PLAGIAT DILARANG MENDEKAT !* 4 Tahun yang lalu. Kejadian yang paling Tiana benci. Christiana Messy Caroline. Hidup dengan kedua anaknya. Tanpa sosok sang ayah. Walaupun anak pertamanya, Ruth Caroline. Tau, bahwa ia mempunyai ayah. Bahkan ingat deng...