"Aku tidak ingin basa basi, Cally." Ucap John menatapnya dengan intimidasi.
"Duduklah terlebih dahulu. Kau melonggarkan dasi mu dan juga tidak memakai jas. Aku tahu kau lelah."
"Dan aku lelah karena dirimu." Callysta menutup buku yang ada di depannya, melepas kacamatanya, lalu berdiri. John pun memilih duduk di sofa yang ada di ruangan ini. Lalu menghela nafas lelah.
"Kemana saja dirimu? Kau tidak tahu, bahwa ada yang merindukanmu?"
"Aku tahu, tetapi ada yang lebih mendesak dibanding itu."
"Mencari istrimu?"
"Kalau kau sudah tahu, kenapa bertanya?"
"Jadi ada apa kau kesini?" Tanya Callysta sembari menuangkan minuman berkaleng ke gelas yang selalu disediakan di ruangan ini.
"Aku sudah tahu. Kenapa kau melakukan ini?"
"Kenapa? Menjadi guru?"
"Sebaiknya kau mengundurkan diri."
"Jika aku tidak mau, apakah kau akan memecatku dengan diam diam? Atau memindahkan ku ke sekolah lain?"
"Jangan membuat masalah yang memancing emosiku Cally.."
"Aku tidak memancing emosimu." Callysta menjawab semua apa yang dibicarakan John dengan santai. Sedangkan John sendiri sudah tersulut emosi karena apa yang dikatakan Callysta.
"Lalu, kenapa kau memilih bekerja dibandingkan dengan diam di rumah untuk mengurusnya."
"Aku bosan. Kau tidak akan mengerti rasanya di kurung tanpa bisa melakukan apapun."
"Tapi, aku tahu rasanya dikurung oleh karena sebuah perjanjian." Ucap John menyindir Callysta.
"Aku tidak akan membuat masalah, jika itu yang kau takuti. Aku hanya ingin mengejar cita citaku ketika kecil. Apa itu salah?"
"Tidak salah jika kau tidak bekerja di sekolah tempat putri ku bersekolah."
"Aku yang mendaftarkan diri menjadi guru di sekolah itu terlebih dahulu. Jika kau takut karena aku menjadi wali kelas di kelas anakmu, maka pindahkan saja anakmu."
"Kau tidak mengerti Callysta,"
"Apa yang tidak aku mengerti?"
"Kau akan menimbulkan masalah secara tidak langsung jika menjadi guru di sekolah itu."
"Sudah ku katakan, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan menimbulkan masalah di rumah tangga mu."
"Sayangnya aku tidak mempercayaimu." John pun menundukkan kepalanya karena terlalu pusing dengan apa yang ia alami sekarang. Wanita di depannya benar benar keras kepala.
"Apa kau tidak bisa mempercayaiku setelah bertahun tahun?"
"Aku mempercayaimu. Namun, jika menyangkut tentang pekerjaan mu, aku tidak bisa mempercayaimu."
"Pindahkan saja putrimu jika kau khawatir. Aku tidak mau bekerja di sekolah lain."
"Jangan keras kepala Callysta.."
Prangg!!
"Sudah ku katakana bukan? PINDAHKAN PUTRIMU JIKA KAU TAKUT AKU MENIMBULKAN MASALAH!?"
"Tenanglah. Aku hanya takut kau menimbulkan masalah tanpa kau sadari." John pun langsung berdiri dan memeluk Callysta, lalu mengusap punggung wanita itu agar tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband || Wattys 2019 (Revisi)
Romance*PLAGIAT DILARANG MENDEKAT !* 4 Tahun yang lalu. Kejadian yang paling Tiana benci. Christiana Messy Caroline. Hidup dengan kedua anaknya. Tanpa sosok sang ayah. Walaupun anak pertamanya, Ruth Caroline. Tau, bahwa ia mempunyai ayah. Bahkan ingat deng...