7. Give Him a Chance?

83.8K 4.2K 76
                                    

Setelah meninggalkan Tiana yang menangis, ia pergi memasuki kamar yang tadi ditempati Tiana. Lalu, ia berjalan ke arah balkon. Pagi hari yang cerah, bahkan sangat cerah. Namun 5 tahun ini suasananya tidak secerah pagi hari. Hatinya kosong saat istrinya itu meninggalkan dirinya secara tiba – tiba, ia bingung sekaligus merasa bersalah saat itu. Ia tahu, bahwa ia yang paling bersalah dalam rumah tangganya, namun apa yang harus dilakukan nya saat Tiana pergi dari hidupnya ?

Saat itu, John tidak bisa melakukan apapun. Ia terkepung oleh semua masalah di hidupnya. Ia dipenuhi oleh berbagai masalah. Membuatnya tidak bisa menemukan Tiana, bahkan mencaripun tidak bisa. Selama 5 tahun, ia menahan dirinya untuk tidak mencari informasi apapun, tapi tidak bisa. Ia tidak bisa ikut campur dalam penyelidikan anak buahnya. Jika ia ikut campur, maka Tiana akan dalam masalah besar. Tiana akan kehilangan nyawanya. Tentu saja John tidak mau istrinya menghilang dari hidupnya untuk selama – lamanya.

Drrt.. drrt

John yang merasa ada getaran di saku celananya pun mulai merogoh ke dalam saku celananya. John melihat siapa yang menelpon nya dipagi hari ini.

"Ada apa Bob ?" Tanya John setelah menjawab panggilan itu. Bobby adalah salah satu anak buahnya yang selalu membantunya saat pencarian Tiana. Dan saat ini, ia sedang ditugaskan untuk membawa anak anaknya untuk mengelilingi New York.

Iya, saat ini John, Tiana dan anak – anaknya sedang berada di New York, untuk melakukan kehidupan baru. Tiana yang ia bius dengan dosis tinggi, dengan membuatnya tertidur hingga berjam – jam. Ia kejam? Tidak, John tidak kejam, namun ia tahu bahwa Tiana tidak mungkin secara sukarela pergi bersamanya ke New York, maka dari itu ia harus melakukan hal seperti itu.

Setelah kejadian di toilet, John segera menyuruh Bobby menyiapkan jet pribadinya di bandara. Semua telah ia siapkan dari awal hingga akhir.

Ia membawa Tiana ke bandara internasional Indonesia. Para anak buahnya kini sedang menunggu dirinya dan Tiana di dalam pesawat. Juga ada 2 orang anak kecil yang sangat ia rindukan disana. Setelah membawa Tiana, yang dibantu oleh para anak buahnya, John sampai di pesawatnya. Para pilot dan pramugari menyambutnya hormat. Dengan wajah tidak peduli, ia duduk di salah satu kursi pesawat.

Tiana ditempatnya di sebuah tempat tidur kecil yang ada di depannya. Kemudian, 2 malaikat kecilnya tertidur pulas di samping Tiana.

Itu semua yang dilakukan John setelah kejadian dari toilet. Apapun rencananya, pasti akan berhasil.

"Tuan, kami sedang menemani Nona Ruth dan Dex di sebuah taman."

"Temani anak – anakku untuk sementara. Setelah itu, kembalilah." Ucap John, lalu mengakhiri panggilan telepon mereka.

John mencengkram pagar yang ada di depannya, tatapannya dingin, menatap lurus kedepan.

"Kau, tidak akan pernah bisa pergi dari hidupku."

***

Malam pun telah menggantikan siang yang cerah. Bulan dan bintang dengan indah menampakkan dirinya. John masih berkutat dengan meja kerjanya. Karena kepergiannya ke Indonesia untuk mencari Tiana, semua pekerjaannya terbengkalai. Jadi untuk saat ini, sembari memperbaiki hubungannya dengan Tiana, ia pun mengerjakan tugasnya sebagai pemimpin perusahaan.

John melihat jam di tangannya, yang sudah menunjukkan pukul 9 lewat. Jika sudah berkutat dengan pekerjaannya, John sampai lupa akan waktu. Ia istirahat untuk sejenak, lalu menyenderkan badannya ke belakang. Matanya menatap langit langit ruangan dengan tatapan kosong.

Setelah kejadian tadi pagi, ia sama sekali tidak berbicara dengan Tiana. Jangankan berbicara, ia bahkan tidak melihat Tiana seharian ini. Apa John tidak takut jika Tiana pergi kabur ? Tentu saja tidak, John sama sekali tidak takut.

My Ex Husband || Wattys 2019 (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang