23. Hot Kiss

46.3K 1.9K 190
                                    

Setelah acara olahraga tersebut, mereka semua tertidur pulas karena kelelahan. Apalagi Ruth, yang berlari larian di acara lomba tersebut. Membuatnya tertidur pulas sampai keesokan harinya. John sendiri tetap bangun pagi agar bisa bekerja di kantor nya. Untung saja Ruth libur, jadi Tiana tidak perlu banyak bersiap siap karena putrinya itu tidak sekolah.

"Kau akan mengantarkan bekal ku lagi ke kantor?"

"Tidak, aku akan lebih memilih di rumah." John tersenyum pelan, Tiana nya masih dingin tak tersentuh. Mungkin pelan pelan ia bisa melunakkan istrinya itu.

"Bisa pakaikan ini?" John bertanya kepada Tiana yang sedang menaruh kan nasi di piringnya, ia meminta perhatian kecil dari istrinya itu. Contohnya seperti sekarang, meminta memakaikan dasi.

"Kau bisa melakukan itu sendiri."

"Aku ingin dipakaikan olehmu." Tangan Tiana pun berhenti karena John sedikit memaksakan keinginan nya.

"Pakailah sendiri, kau bisa dan kau tidak cacat." John terdiam beberapa saat, Tiana nya benar benar dingin. Bukan ini yang ia harapkan dari kembalinya Tiana kepada dirinya. "Kalau begitu, aku ke kantor dengan tidak memakai dasi."

"John, kau atasan. Bagaimana mungkin kau tidak memakai dasi. Cerminkanlah perilaku yang baik."

"Aku tidak peduli, aku tidak memakai dasi karena istriku tidak memakaikannya." Tiana yang terduduk pun memilih berdiri dan menghampiri John. Ia lebih baik mengalah kembali, di pagi hari yang cerah ini ia tidak mau ribut dengan John. Setelah menghampiri John, Tiana mulai memakaikan dasi kepada pria itu. Rutinitas ini dulu ia lakukan setiap John berangkat ke kantor. Rutinitas kecil yang indah di pagi hari. Namun, untuk sekarang, mungkin menjadi rutinitas yang ia tidak sukai. Karena sekarang, jarak diantara mereka sangatlah dekat, entah karena John yang terlalu dekat atau dirinya. Tiana merasa tidak nyaman karena John yang tidak berhenti menatap dirinya.

"Sudah selesai," Tiana pun menurunkan tangannya, dan memilih berbalik agar bisa duduk kembali di meja makan. Namun, dirinya dipaksa berbalik kembali ke hadapan John. John segera merengkuh badan istrinya itu dengan posesif. Ia merindukan momen berdua seperti ini. Walaupun mereka berdua sekamar, sangat jarang John bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Tiana lebih memilih cepat tertidur daripada berbicara kepda John. Hanya seperti saat ini John bisa melakukan seperti yang ia lakukan sekarang.

"John, lepaskan aku.." Ucap Tiana sembari mendorong dada bidang John agar bisa melepaskan rengkuhan suaminya itu. John tersenyum senang karena bisa mendapatkan momen seperti ini walaupun Tiana terus menerus menolaknya. Pria itupun segera menyatukan kening mereka berdua, lalu menatap mata Tiana dalam.

"Kenapa terburu buru? Aku ingin berdua seperti ini bersama mu." Tiana segera memundurkan kepala nya agar keningnya tidak menyatu kembali dengan John.

"Kau.. kau harus kerja. Lepaskan ak—" Ucapan Tiana terpotong karena John segera mencium wanita itu. Lidah John berusaha menerobos masuk ke dalam mulut Tiana, namun wanita itu tetap menutup rapat mulutnya.

"Buka mulutmu.." Tiana segera mendorong John kembali dengan sekuat tenaga. Berharap bahwa John bisa melepaskan rengkuhannya dan menyelesaikan ciuman paksa dari pria itu. Namun, usahanya nihil. John tetap tidak bisa melepas rengkuhan nya. Tiana sesak!

"Kenapa kau tidak membuka mulutmu?"

"Bi.. biarkan aku berna.. bernafas.." Tiana kesulitan bernafas setelah John menciumnya begitu lama. Baru saja ia lega karena bisa bernafas, John kembali menciumnya dengan paksa. Tiana menutup matanya karena terpaksa menerima perlakuan itu. Ia tidak bisa melawan, yang ia harapkan hanya agar ada orang yang datang dan memergoki mereka agar John segera berhenti. Kini lidah pria itu menjelajahi semua isi mulutnya, mereka benar benar melakukan ciuman panas di pagi hari.

My Ex Husband || Wattys 2019 (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang