Setelah John pergi untuk ke kantor dan mengantar Ruth, Tiana tidak melakukan apapun. Sebagian besar pekerjaan rumah sudah di lakukan oleh asisten yang dibayar John untuk rumah ini. Tiana memutuskan untuk pergi ke belakang rumah. Dex, putra pertamanya sedang bermain di belakang rumah, yang ditemani juga oleh asisten rumah ini. Setelah sampai, ternyata Dex sedang bermain air di kolam kecil. Kolam, Tiana yakin bahwa Dex hanya pernah bermain di bathup. Iya, ini adalah pertama kalinya Dex merasakan kolam renang, karena Tiana terlalu sibuk dengan kantor.
"Maaf nyonya, tuan Dex sangat ingin bermain di kolam renang. Maafkan saya." Ucap pelayan tersebut dengan membungkuk sedikit kepada Tiana.
"Tidak apa apa, aku justru berterima kasih kepadamu."
"Maaf nyonya, lain kali tidak akan saya biarkan tuan Dex bermain di kolam tanpa sepengetahuan nyonya."
"Siapa nama mu?"
"Meida."
"Sebagai?"
"Saya biasanya membersihkan halaman belakang." Ucapnya sembari tetap menunduk dan tak mau menatap Tiana.
"Aku akan bilang kepada John, tugas mu akan digantikan menjaga Dex." Meida perlahan menaikkan kepalanya dan menatap Tiana karena merasa bingung.
"Kenapa? Kau tidak mau?"
"Bu.. bukan. Bukan begitu, apa tidak apa apa jika tugas saya menjaga tuan Dex?"
"Tentu saja. Satu lagi, panggil anakku dengan Dex saja." Meida segera menganggukan kepala nya dan mengucapkan terima kasih kepada Tiana. Tiana segera berjalan menghampiri Dex yang sedang bermain dengan mainan yang biasanya dimainkan di kolam. Lalu mengangkat Dex, agar bisa selesai bermain air. Jari jarinya saja sudah mulai mengkerut karena terlalu lama bermain.
"Bisa tolong siapkan baju Dex?" Meida segera berjalan menaiki tangga untuk melaksanakan apa yang diminta oleh Tiana. Tiana pun segera mengambil handuk kecil yang ada di dekat kolam. Lalu mulai mengelap Dex secara perlahan menggunakan handuk itu. Melihat Dex yang terus tertawa sedari tadi, membuat dirinya sedikit tenang. Semenjak kelahiran Dex, Tiana selalu disibukkan oleh pekerjaan kantornya dan mengakibatkan Dex kurang mendapat kasih sayang darinya.
Tiana menyadari semua hal itu. Seharusnya anak anak yang seumuran Dex mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Mengajarinya, membimbing, dan menyayanginya, seharusnya itu yang Tiana lakukan kepada Dex. Tetapi, karena kesibukkan nya akan pekerjaan setelah melahirkan Dex, anaknya itu jarang, bahkan hampir tidak pernah mendapat perhatian dari Tiana. Sebagian besar tugas yang seharusnya dilakukan Tiana dikerjakan oleh pengasuh Dex dan Ruth yaitu Berta.
Untung saja Berta ada di sisinya, mau mengasuh anak – anaknya dengan baik, selalu mau menggantikan tugas Tiana sebagai ibu. Tapi, Dex sama sekali belum mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah. Dex, anak kecil berumur 5 tahun ini belum merasakan apapun yang dinamakan kasih sayang dari seorang ayah dan mirisnya, dirinya yang hidup 5 tahun bersama Dex justru tetap jarang memberi waktu kepada Dex.
"Nyonya?" Tiana segera menyeka air matanya yang tanpa ia sadari keluar dari matanya.
"Kenapa?"
"Baju Dex sudah saya siapkan."
"Baiklah, nanti setelah aku memandikan Dex, tolong beri dia makan."
"Iya nyonya."
***
Ruth menatap sekolah barunya. Mungkin sekolah ini adalah dua kali lipat dari sekolah nya dulu. Seragam yang berbeda, besar, ramai, dan benar benar memiliki suasana yang berbeda. Ia mulai berjalan dan masuk ke dalam sekolah itu. Melihat semua anak anak yang sedang berlarian, duduk, bermain, makan, dan masih banyak lagi. Mungkin ini satu kesamaan yang sama seperti sekolah nya dulu. Bell belum berbunyi, maka dari itu mereka melakukan aktivitas yang mereka sukai sebelum masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband || Wattys 2019 (Revisi)
Romance*PLAGIAT DILARANG MENDEKAT !* 4 Tahun yang lalu. Kejadian yang paling Tiana benci. Christiana Messy Caroline. Hidup dengan kedua anaknya. Tanpa sosok sang ayah. Walaupun anak pertamanya, Ruth Caroline. Tau, bahwa ia mempunyai ayah. Bahkan ingat deng...