Hari ini, hari yang seharusnya John mendengar keputusan apa yang diambil Tiana. Namun, selama berjam – jam ini Tiana tidak mendatangi dirinya untuk memberi keputusan. Apa harus dirinya yang mendatangi Tiana ?
John menatap keluar jendela ruangan pribadinya. Sedari pagi tadi, John sudah dilanda rasa penasaran yang sangat tinggi. Apa yang istrinya pilih ? Meninggalkannya atau akan kembali bersamanya ?
Telenpon genggam milik John bergetar, membuat pikirannya teralihkan. Ibunya meneleponnya ternyata.
"Bagaimana keadaan mu John?" Tanya ibunya disebrang telepon.
"Baik, ibu?"
"Aku baik – baik saja. Dan.. apa kau menemukannya?"
"Kabar baiknya, aku menemukannya. Tapi kabar buruknya, aku takut bahwa dia tidak mau ikut bersamaku."
"John, lepaskanlah dia jika dia tidak mau bersama mu."
"Sudah kukatakan berkali kali bukan? Dia hidup hanya untukku, jadi dia tidak boleh pergi dari dirikku, bu."
"Tapi—"
Tok! Tok! Tok!
"Nanti kita bicara lagi bu, mungkin itu dirinya." John segera menutup panggilan teleponnya dan memasang wajah ceria. Bolehkah ia berharap? Berharap bahwa Tiana mengiyakan ajakannya untuk kembali?
Pintu ruangan yang John tempati terbuka lebar. Benar saja, bahwa yang masuk adalah Tiana. Tiana masuk ke ruangan itu dengan takut, sedangkan John menatap Tiana dengan wajah cerian.
"Bagaimana?" John benar benar tidak bisa menahan rasa senangnya. Entah kenapa, ia yakin bahwa Tiana kali ini akan menyerah kepadanya.
Tiana menghela nafas dengan berat, "Aku menyerah." Benar bukan? John yakin, Tiana akan menyerah jika diancam dengan anak anak mereka.
"Baiklah, aku menyerah. Aku akan kembali kepadamu."
John segera berlari dan memeluk Tiana dengan senang, ini benar benar menyenangkan. Tuhan benar – benar baik kepadanya. Memberikan seorang wanita baik kepada nya. Berbanding terbalik dengan John, Tiana kali ini benar benar menahan dirinya untuk tetap tidak nangis. Apakah keputusannya salah? Apakah salah kembali kepada John? Apakah ia akan menyesal mengambil keputusan ini?
John melepaskan pelukannya, lalu menatap wajah Tiana yang sedari tadi menahan nangis.
"Hei, aku sangat senang dengan keputusanmu. Jangan bersedih." Tiana mengangguk pelan, ia tidak mau membuat John kembali marah kepada dirinya.
"Maafkan aku jika menyakitimu, jangan merasa menyesal kembali kepada ku. Akan kubuat kau bahagia bersamaku." John kembali memeluk Tiana. Hidupnya, nafasnya, jiwanya, dan segalanya dalam dirinya telah kembali. Tidak bisa dipungkiri betapa bahagia nya dirinya.
Tiana segera memaksa untuk melepaskan pelukan itu. Setelah lepas, Tiana memberanikan diri menatap wajah yang kini mau tak mau telah menjadi suaminya. Tiana benar benar membenci wajah itu. Wajah yang telah menyakiti hatinya, dan kembali tanpa rasa bersalah.
"Aku akan kembali kepadamu asalkan kau mau berjanji 2 hal kepada ku." Wajah John yang semula begitu senang, kini mulai bingung secara cepat.
"Janji? Janji apa?"
"Pertama, diantara kita tidak boleh ada hubungan badan."
"Lalu, yang kedua, kau tidak boleh terlalu ikut campur dalam urusan pribadi ku."
"Kau sudah gila?" Tiana menggeleng menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh John.
"Jika kau tidak mau menepati 2 hal itu, maka aku tidak akan mau kembali kepadamu."
"Tapi, di dalam hubungan suami istri kedua hal itu adalah wajar Tiana."
"Aku tau, tapi aku tidak menginginkannya."
"Tapi, bagaimana mungkin kau seperti itu. Aku harus tau akan urusan pribadimu."
"Turuti, atau jika tidak, aku menarik keputusanku."
John pasrah, kali ini ia akan menuruti apapun yang Tiana inginkan. Selama Tiana ada di sisinya, maka ia akan melakukan apapun.
"Baiklah. Baiklah jika itu yang kau inginkan."
Tiana sedikit merasa lega, setidaknya John tidak lagi memaksakan keinginannya terhadap dirinya. Tiana sangat takut, apabila John memaksakan kehendaknya kepadanya.
"Boleh aku memelukmu?" Tiana menagngguk.
John segera dengan cepat memeluk Tiana dan mengangkatnya. Ia benar benar bahagia. Separuh nyawanya telah kembali di hidupnya.
***
Aku juga gatau kenapa bab ini dikit di laptop ku. Tapi tetep aku upload segini.
Karena aku tau ini dikit banget, sebagai gantinya, aku upload lagi hari rabu. Gapapa kan?
Aku usahain, kalian para readers tercinta ku ga bakalan lupa sama alur cerita ini karena terlalu lama update.
Bagi kalian yang ngerasa cerita pertama lebih seru, ditunggu ya part greget dari cerita ini;)
Aku yakin, kalian bakalan puas sama kerja keras aku untuk cerita ini.
MAAF & TERIMA KASIHH-!!
Salam ona;)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband || Wattys 2019 (Revisi)
Romance*PLAGIAT DILARANG MENDEKAT !* 4 Tahun yang lalu. Kejadian yang paling Tiana benci. Christiana Messy Caroline. Hidup dengan kedua anaknya. Tanpa sosok sang ayah. Walaupun anak pertamanya, Ruth Caroline. Tau, bahwa ia mempunyai ayah. Bahkan ingat deng...