Vera Mantan Adnan #flashback

23.5K 1.1K 36
                                    

..

Apa yang lo harapkan dari sebuah hubungan istimewa yang bernama 'pacaran'?. Sebuah hubungan yang diharapkan bisa berlanjut ke pelaminan, gue banyak berharap dalam hubungan ini. Sekarang gue kelas 3 SMA, gue berharap makin dewasa pola pikir gue buat menyikapi hubungan istimewa ini.

Pacar gue, seorang anak manja tapi bisa buat gue jatuh, sejatuh-jatuhnya di pelukannya, terutama jadi orang yang dia taruh di hatinya setelah ibunya.

Adnan Syafi Amzari. Lelaki yang beda 6 tahun dari gue. Seorang lelaki pintar, cerdas dan tampan. Yang pikirannya masih kekanakan, umurnya sekarang 23 tahun, dan gue 17 tahun. Dia lulusan terbaik di kampusnya, Dan seorang dokter muda.

Sekarang ini gue nunggu dia jemput gue seperti biasa di depan sekolah, temen-temen udah pada pulang, cuman tinggal gue sama yang mau ekstrakulikuler aja.

Klakson mobil menyandarkan gue, gue yang udah hafal langsung masuk aja. Adnan langsung senyum, terus cium kening gue.

"Belajar apa tadi?" Tanya dia, mulai menjalankan mobilnya.

"Banyak," jawab gue singkat.

"Banyak tuh apa?"

Gue natap dia kesal, terus gue cubit aja pahanya keras. Dia langsung mengaduh kesakitan. "Aw! Sakit yang. Kira-kira napa kalo nyubit!" Tuh, apa gue bilang. Kekanakan, bentar lagi juga ngambek.

"Bodo!"

Dia langsung senyum terus ketawa liat gue ngerajuk gitu, dia usap rambut gue pake sebelah lengannya. "Bercanda yang. Sekarang kita mau kemana?"

"Aku mau ke Cafe, makan sambil nyantai disana" jawab gue.

"Oke Tuan Putri, perintah anda saya laksanakan." Kata dia lebay.

"Alay dan lebay, tau gak!"

"Hehehe"

...

Setelah muter sana-sini, akhirnya gue nyampe di salah satu Cafe, favorit gue di daerah Jakarta ini. Gayanya Vintage, dan gue bener-bener suka.

Adnan bukain pintu mobil buat gue, dan langsung genggam tangan gue erat. Kita masuk untungnya ada satu lagi tempat duduk yang kosong, Cafe-nya bener-bener rame.

"Mas!" Setelah duduk, Adnan manggil Waiters. Yang umurnya gue tebak masih muda, sekitar 20 atau 21 tahun. Dan dia cowok, yang lebih buat gue shock kok bisa satu muka gitu ya, sama pacar gue. Mirip.

"Iya Mas dan Mba mau pesen apa? Ini buku menunya." Dia nyerahin buku menu, dan dia udah siap catet pesenan kita di buku kecil yang dia bawa.

Gue curi-curi pandang ke bajunya yang ada name-tag bertuliskan, 'Aditya'.

Adnan nyebutin pesanannya, lalu si Waiters tadi langsung permisi ke dapur buat kasih pesanan kita.

"Yang, kok dia mirip kamu ya?" Tanya gue penasaran.

"Perasaan kamu aja kali, nih. Sayang, ada festival lampion di Taman Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur. Kesana yuk! Sekalian malam mingguan," ajak dia bersemangat, gue cuman elus rambutnya pelan, terus senyum.

"Emang kamu gak sibuk? Bukannya kalo dokter muda sibuk ya?" Goda gue.

Dia taro tangannya, diatas tangan gue yang berada diatas meja. "Apapun buat kamu, aku selalu santai. Gak ada kata sibuk!"

"Gombal!"

Kita ketawa bareng sampe Waiters tadi bawain pesanan kita, "selamat dinikmati hidangannya, kalo butuh apa-apa silahkan panggil saya. Terimakasih"

"Terimakasih kembali Mas," ucap gue.

Gue liat muka Adnan kayak bete gitu gue jawab ucapan Waiters tadi, "jangan cemburu, kekanakan deh."

"Biarin!"

...

Beberapa bulan setelah itu..

Adnan minta gue nunggu dia, di taman kota yang sering kita datengin. Suasananya agak sepi karena ini udah sore, harusnya rame memang. Cuman letak gue duduk sekarang ada di belakang yang jarang di kunjungi orang.

Seseorang nepuk bahu gue pelan, dan dia Adnan dengan wajah merahnya abis nangis. Dia langsung meluk gue, dan sesegukan di dada gue.

"Kenapa sayang? Kok dateng-dateng nangis?" Tanya gue heran.

"Yang. Aku gak mau! Gak mau! Hiks.. Papa pemaksa emang!"

"Eh kok cowok cengeng," gue usap air mata yang turun di kedua pipinya pake jempol gue. "Cerita sayang, ada apa?"

"Aku suruh kuliah, S2 di Jerman. Aku gak bisa ninggalin kamu!" Hati gue mencelos. Kok ada yang nyeri ya?.

"K-kok bisa gitu?"

"Gak tau. Papa emang pemaksa! Aku gak mau kita putus" dengan gaya kekanakannya dia guncangin bahu gue.

"Please, dewasa Adnan. Mungkin kita sampai disini," kata gue tanpa sadar apa yang gue ucapin.

"Kamu bercanda? HAHAHAHA! LUCU!!" diakhir tawanya dia bentak gue, "kamu pikir kita bisa putus? Nggak, nggak. Aku gak mau putus dari kamu!"

"ADNAN PLEASE! JANGAN KEKANAKAN. mungkin kita gak berjodoh."

"KITA BERJODOH OKE?! DAN AKU AKAN BUKTIKAN ITU!" Bentak dia yang buat gue takut, Adnan paksa cium gue, cuman gue menghindar terus hajar perut dia pake lutut gue.

Buakh!

"Kita selesai!" Kata gue sarkas dan langsung lari ketakutan. Setelah itu gue benar-benar gak liat dia lagi dan bertemu dia lagi.

Gue hampir trauma.

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adnan gagal move on

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adnan gagal move on.😂

Silviyani_rahayu

POLIANDRI (3 suami)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang