Bab IX : Hari Pertama Sekolah

214 28 8
                                    

Alaram berbunyi cukup nyaring karena mampu menyeretku dengan paksa tersadar kembali kedunia nyata. Pagi ini aku terbangun tepat di jam setengah lima pagi, ku setel sedemikian pagi untuk menyiapkan sarapan.

Aku khawatir kalau tante bangun lebih dulu dan justru ia yang sibuk menyiapkan sarapan untuk kami.

Lagi pula bagaimanapun aku dan Ray menumpang disini, jadi rasanya terlalu kurang ajar jika kami bersikap seenaknya dan membuat tante terlihat seperti pembantu. Oh iya, om dan tante tidak mencari pembantu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga jadi semua dikerjakan bersama sama, bahkan om dan Sakha juga ikut andil untuk membersihkan setiap sudut rumah.

Dengan perlahan aku menuruni anak tangga dan segera menuju dapur untuk mulai memasak. Kusiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Lalu mengerjakannya dengan sangat hati hati agar tidak mengganggu om dan tante yang sedang tertidur.

Kemarin aku melihat tante membeli sangat banyak kentang jadi aku putuskan untuk membuat chicken potato with béchamel sauce.

Setelah selesai membuat béchamel sauce dan menumis ayamnya. Aku segera menata potongan kentang supaya memenuhi dasar wadah, lalu potongan ayam yang tadi ditumis ditaruh menutupi lapisan kentang, lalu béchamel sauce disiram diatasnya.

Terus-menerus lapisan itu dibuat sampai seluruh bahannya habis. Lalu segera aku masukkan kedalam oven yang sudah di panaskan.

Ku setel dalam waktu kurang lebih 30 menit, kini yang perlu dilakukan hanyalah menunggunya matang dari oven, sambil menunggu aku segera membersihkan dapur, ku kembalikan semua bumbu-bumbu yang sudah selesai ku pergunakan ke kulkas.

Betapa kagetnya aku karena dibalik pintu kulkas yang baru saja aku tutup terlihat sesosok wanita yang berdiri sembari melipat kedua tangannya, hampir saja aku menjerit karena kaget.

"Kamu ngapain sayang?" tanya tante.

"Buat sarapan untuk kita tante"

"Ish, kok jadi ngerepotin kamu gitu" keluh tante.

"Gak ngerepotin kok tante" jawabku segan.

"Tante juga bisa masak tau" ucap tante

"Iya tante, aku tau kok, kelihatan dari peralatan masak yang lengkap" jawabku sambil tersenyum.

"Iya, kan di tatar sama mama kamu sebelum tante nikah" jelas tante.

"Oh, ya?" tanyaku penasaran dengan cerita tante.

"Iya" jawab tante yang menarikku duduk agar lebih nyaman mendengarkan ceritanya.

"Kamu udah pernah denger ceritanya om kan? Om itu sahabatnya mama kamu dari masih kecil, keluarga mereka deket banget. Nah, hadiah pernikahan yang dikasih mama kamu ke tante terbilang unik. Selama sebulan sebelum pernikahan, mama kamu nginep dirumah tante dan ngajarin tante masak dengan sangat sabar. Maklum, mamanya tante meninggal saat tante umur 17 tahun, dan papah tante gak menikah lagi semenjak itu. Jadi, gak ada yang ngajarin tante untuk masak, dan sebagai sahabat yang sangat baik mama kamu menumpahkan semua ilmunya dalam hal masak ke tante, katanya itu hadiah perkawinan untuk tante sama om" ungkap tante dengan mata yang berbinar.

"Mama kamu pernah bilang gini ke tante "Arsyi, aku kasih tau kamu semua resep makanan kesukaan Saga, supaya kamu bisa bahagiain dia, dan supaya dia bisa terus jatuh cinta sama kamu, lalu kalian hidup bahagia selamanya" saat mendengar mama kamu ngomong kayak gitu, tante bisa merasakan doa yang sangat tulus, bukan dari seorang sahabat,,, tapi dari seorang saudara" Ucapnya yang sempat terhenti.

Lalu sejenak hening mengambil alih keadaan sampai. "Tante kangen banget sama mama kamu" lanjutnya. Dengan perlahan aku menggenggam tangan tante, sekuat mungkin aku berusaha untuk membuat pertahanan agar tak menetes air mataku.

Oranye Di Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang