Bab XXX : Persiapan

165 25 0
                                    

Tante menghubungiku, ia mengucapkan selamat atas kelulusanku, dan sebagai hadiah kelulusanku tante menghadiahiku tiket untuk berlibur kesana, dan berita yang menggembirakannya lagi semua ternyata sudah diurus oleh mereka dari jauh-jauh hari sehingga lusa aku akan berangkat kesana.

Aku sempat ragu karena ini pertama kalinya aku melakukan perjalanan keluar negri dan yang lebih parahnya aku sendiran. Seakan sudah memikirkan hal itu ternyata tante sudah mengambil langkah dengan menitipkanku pada salah seorang kenalannya yang akan satu penerbangan denganku.

Dengan semangat aku melakukan packing dibantu oleh Inaya, Khafa dan Raya.

"Lo mau liburan berapa hari sih Day?" tanya Khafa.

"Tiga minggu doang kok" jawabku

"Terus kenapa pakaian yang lo bawa kayak mau pindahan?" timpal Raya.

"Mau buat persiapan pas nanti ketemu Sakha ya?" goda Inaya.

"Enggak" jawabku berdalih.

"Masa? Jujur aja Day" ledek Khafa, "Orang blo'on juga tahu kalau dari dulu lo suka sama Sakha" tambahnya, mendengar ucapan Khafa seketika aku merasa kesedihan yang luar biasa, bukankah Sakha begitu cerdas? Ia mengambil dua gelar sekaligus, dan harusnya itu membuktikan bahwa ia tidak bodoh! Tapi kenapa justru dia yang tidak bisa menyadari kepada siapa sebenarnya hatiku.

"Emang tiap hari gua gak ganti baju disana?" balasku.

"Emang disana lo gak bisa numpang nyuci baju sama om sama tante?" tambah Raya

"Oh iya, ya" ucapku baru memikirkannya.

"Ya udah deh bongkar lagi semuanya" perintahku.

"Hah? Dibongkar lagi nih semua kopernya?" ucap Inaya dengan wajah kaget melihat 5 koper yang sudah beres. "Iya" jawabku sambil tersenyum dibalas dengan wajah lelah dan pasrah ketiga sahabatku.

Sahabat?? Ya kali ini aku bisa mengatakan bahwa mereka sahabatku. Kenapa? Karena mereka ada disisihku setiap saat tanpa kuminta. Mereka percaya padaku tanpa perlu memberikan bukti dan berita terbaiknya, mereka tidak meninggalkanku saat aku bersikap sangat menyebalkan. Ya... mereka menerima keadaanku apa adanya, dengan segala kelemahan dan kelebihanku. Mereka mengingatkan saat aku melakukan kesalahan tanpa membuatku merasa disudutkan dan aku......Sangat menyayangi mereka, jangan coba dipertanyakan, karena nanti kamu akan lelah mendengar jawabanku.

Oranye Di Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang