"Kartunya gabakal dibalikkin In?"Sudah tiga hari kartu yang Yein ambil atau bisa dibilang 'Yein curi' menetap di nakas milik Sujeong. Gadis itu enggan menyimpan kartu milik Jeon Jungkook di nakasnya karena malas melihat foto lelaki menyebalkan itu.
Sujeong mendudukan dirinya di kursi, lalu menatap kartu itu lekat lekat. "Kalau diliat liat, ganteng lho In. Rahangnya tegas, matanya bulet kayak boneka, hidungnya mancung pula." Jelas Sujeong pada Yein yang sedang menidurkan diri dikasurnya. "Whoa.. dia anak department olahraga~."
"Jeong, jangan deskripsiin dia ke gue. Bikin makin kesel."
Sujeong ikut menidurkan diri disebelah Yein, "Lo harus balikin kartu ini ke dia, nanti dia absen pake apa kalau gaada kartu ini?"
"Tinggal buat kartu baru ke yayasan." Jawab Yein ketus
"Gak segampang itu, Ryungnam sengaja mempersulit kita kalau ngilangin kartu inii." Jelas Sujeong
"Kenapa? kok dipersulit?"
"Harabeoji bilang, alasan kenapa kartu ini dijadiin akses semua fasilitas di Ryungnam sebenernya supaya kita ga ribet. Yaa pokonya mudah gitu dapetin segala fasilitasnya."
"Nah terus?" Tanya Yein lagi.
"Klo lo udah dikasih kemudahan terus malah lo sia siain, gimana perasaan orang yang ngasih lo kemudahan itu coba?, Itu alesan kenapa nanti kalau kartu ini ilang lo bakal dipersulit"
Mendengar itu, entah kenapa Yein merasa bersalah. Ia terduduk lalu menatap nanar jendela kamarnya.
.
.
.
.
"Kartunya belum ketemu Kuk? beneran ilang?" Tanya Taehyung yang sedang melipat celana dalamnya.
"Udah gue bilang, kartunya gak mungkin ilang." Jawab Jungkook kesal.
Teman sekamarnya ini sudah hampir bertanya tujuh kali tentang kartu pelajarnya. Ia hampir gila kalau Taehyung bertanya lagi. Sudah dua kelas Jungkook lalui tanpa mengabsen dirinya. Tadinya ia mau bersikap masa bodoh saja, tapi saat ia mencoba untuk membuat kembali kartu itu di yayasan, ia malah disuruh mencari kartu pelajarnya sampai ketemu.
" Kami berikan waktu satu minggu untuk
mencari kartu itu, kalau tetap tidak ada anda akan mendapat sangsi. Setelah itu baru anda bisa mendapat kartu baru."Jungkook meringis mengingat perkataan itu, masalahnya sangsi dari Ryungnam terkadang sering kelewat batas. Dia ingat dulu Jimin pernah melanggar peraturan Ryungnam yaitu menyusup ke kamar asrama Ryung tanpa izin.
Alhasil Jimin harus mendapat medali emas dalam olimpiade olahraga nasional supaya tidak kena skors. Beruntungnya Jimin berhasil.
Jungkook menendang selimutnya frustasi, "Aish!, gue harus gimana??"
"Cari kartu lo sampe ketemu lah, emanganya harus ngapain lagi?" Sahut Taehyung.
.
.
.
.
Kesal terhadap Taehyung, Jungkook memakai hoodie hitamnya dan langsung berjalan keluar kamar. Ia mau menjernihkan pikiran, sekalian mencari kartu miliknya, siapa tahu ada disekitaran asrama.
Jungkook sudah mencari ke seluruh sudut, tapi hasilnya nihil. Kakinya juga sudah lelah melangkah. Ia bahkan sekarang berada di taman Ryungnam yang jaraknya cukup jauh dari asrama.
Ryungnam memiliki taman yang cukup rindang, ditengahnya ada sebuah pohon yang terlihat sangat tua. Pohon itu dinamakan 'ryungnamu'. Jungkook mendudukan diri dibawah pohon itu, menyenderkan kepalanya sejenak sembari memikirkan dimana kartu miliknya.
Tak lama terdengar suara langkah kaki, suaranya cukup keras, menandakkan pemilik langkah kaki itu sedang menghentak hentakkan kakinya.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara seseorang yang sedang menggerutu, "Kenapa Sujeong harus ngomong kayak gitu?, kan gue jadi kepikiran."
Jungkook memundurkan tubuhnya, merapatkan dirinya dengan pohon dibelakangnya. Kakinya tetap berselonjor, namun wajahnya terlihat was was.
Suara langkah kaki itu semakin mendekat, dan..
BRUGH
Terdengar teriakkan melengking khas seorang gadis, disaat yang sama tubuh Jungkook terasa tertindih dan tulang keringnya terasa luar biasa sakit.
"Yakk!!"
"Akh! Appo!!"
Itu Yein, ia jatuh tersungkur karena tersandung kaki Jungkook. Telapak tangannya lecet karena menjadi tumpuan. Jungkook pun sama, ia juga kesakitan karena salah satu kaki Yein menginjak tulang keringnya. Posisi mereka sekarang sangat ganjil, Yein menindih tubuh Jungkook.
"Kalau jalan liat liat!" Bentak Jungkook yang masih dalam posisi serupa.
"Kalau duduk di kursi!, Jangan ngalangin jalan orang!" Bentak balik Yein sambil mendudukan dirinya cepat.
Yein tadinya hendak pergi, tapi melihat kondisi Jungkook yang meringis kesakitan sambil memeluk kakinya membuat Yein iba.
"L-lo gapapa?, bisa berdiri?"
.
.
.
.
Mereka memasuki ruang kesehatan Ryungnam, walaupun sebenarnya ini hanya UKS, tapi kelihatannya seperti rumah sakit. Ruangannya besar, juga ada banyak suster serta beberapa dokter didalamnya.
Tangan kiri Jungkook melingkar pada leher Yein. Tangan kanan Yein pun melingkar pada pinggang Jungkook. Ya Yein terpaksa memapah Jungkook, lelaki itu tak mampu berjalan dengan baik.
Yein mendudukan Jungkook di kursi tunggu, "Duduk disitu, gue mau nanyain ruangan dulu."
Jungkook menahan tangan Yein, sambil meringis ia menunjuk ruangan yang ada di pojok, "Gue atlet, disebelah kanan ada ruangan khusus cedera, bawa gue kesana aja."
Yein mengangguk menuruti intruksi Jungkook, ia mengambil lengan Jungkook dan melingkarkannya lagi ke lehernya.
Sampai didepan pintu Jungkook baru sadar, kalau akses ke ruangan ini adalah kartu pelajarnya. Jungkook mengumpat pelan, sambil menengok ke kanan dan kekiri berusaha mencari seseorang dari department olahraga.
Yein yang sadar dengan gerak gerik Jungkook mengeluarkan kartu pelajar milik Jungkook dari sakunya lalu menempelkannya pada card reader.
KLEK
"Ayo cepet masuk, lo berat." Ajak Yein
TBC
민윤ZY
KAMU SEDANG MEMBACA
Push & Pull (Jjk × Jyi)
Fanfiction[ON GOING] [writer block🙏🚫] Jeon Jungkook!, Keluar dari pikiranku!! . . . Banglyz⚠