Lelaki itu terlelap, bermimpi sangat indah tak seperti biasanya. Kemudian ia terbangun, merasa berisik dan geli pada area lehernya. Ia ketiduran..
Ternyata..
ia tidur bersandar pada Donghae sedari tadi. "Pftt!" Tawa Jimin
"Nyaman banget tidur di bahu Donghae ssaem ya?" Goda Taehyung pada Jungkook diikuti tawa Sujeong yang sedari tadi diam saja. Jungkook buru buru menegakkan tubuhnya. Menatap Donghae canggung kemudian memelototi teman temannya.
"Kok rival malah jadi so sweet gini." Ejek Jimin sambil berbisik pada Jungkook.
"Yein sudah siuman Ssaem?" Tanya Sujeong pada Donghae.
Donghae menggelengkan kepala pelan, "Belum, mungkin dia juga kecapekan." , Setelah itu Donghae berdiri, pamit pada semuanya, "Saya pergi dulu, ada kelas yang perlu saya ajar tiga puluh menit lagi. Tolong jaga Yein, Kook." Katanya sembari terkekeh pelan menatap Jungkook.
Sungguh wajah Jungkook memerah. Mungkin saja Donghae sedari tadi ingin pergi, tapi tertahan olehnya yang tertidur lelap di bahu guru musik itu. "A-ah Ne, kamsahamnida.." Jawab Jungkook malu.
"Jeong, kita juga sebentar lagi ada kelas.." Ucap Taehyung pada kekasihnya. Sujeong kemudian cemberut, menatap ruangan Yein lalu menghembuskan nafas berat. "Kalau Yein udah siuman, telepon gue ya, Jungkook Sunbae." Titahnya.
Tinggal tersisa Jimin. Laki laki bertubuh semampai namun terkalahkan oleh teman temannya ini tak henti hentinya mengejek Jungkook. Menertawakan jepretan yang ia ambil ketika Jungkook tidur bersandar tadi.
"Wah Kook, uke atau seme nih??, Hahahaha."
Wajah Jungkook memerah, rasanya ingin menendang wajah Jimin sekarang juga. "Wae?, emosi?, Kalau lo mau nendang gue pake jurus Taekwondo, gue bisa patahin tulang kering lo pake stick golf lho." Cerocos Jimin ketakutan.
"Hati hati kei.."
Sontak kepala Jimin berbalik ke arah suara. Mendengar nama panggilan pujaan hatinya disebut ia selalu merasa was was. Benar saja, Kim Jiyeon nya sedang dipapah oleh seorang lelaki.
"Whoa.. gantengan dia Jim daripada lo, gimana dah??" Goda Jungkook kali ini.
"Jiyeon! Kenapa???" Ujar Jimin panik tak menggubris Jungkook dan langsung menghampiri Jiyeon.
"Ini.. tadi kesandung di tangga hehe.."
.
.
.
.
Setelah menonton drama Jimin dan pujaan hatinya, akhirnya seorang perawat memanggil Jungkook, memberi tahu bahwa Yein sudah siuman.
Jungkook tentunya langsung bergegas masuk, rasanya beban dipundaknya hilang seketika. Posisi Yein memunggungi Jungkook ketika ia pertama kali masuk. Gadis itu sepertinya memilih tidur lagi. Jungkook kemudian mengambil sebuah kursi, lalu menaruhnya di samping ranjang, mendudukinya.
"Mianhae.." ucapnya hati hati pada Yein yang membelakanginya.
"Hiks.. hiks.."
Jungkook buru buru membalikkan badan Yein, mengubahnya menjadi menghadap tepat ke arahnya. Menghapus air mata gadis itu, meminta maaf lagi dan lagi. Merasa bersalah.
"Takut banget ya?" Tanya Jungkook pelan sambil membenarkan rambut Yein. Yein mengangguk lalu menangis lagi, membuat Jungkook iba dan merengkuh gadis itu kedalam pelukannya.
.
.
.
.
Yein tertidur dipelukan Jungkook, membuat Jungkook terpaksa pindah tempat dari kursi ke ranjang pasien. Bukan apa apa, supaya Yein lebih nyaman saja posisinya.
Jungkook terlihat berfikir keras, menimang nimang sesuatu. Terlihat gelisah, juga kebingungan di waktu yang sama. Dia sangat ingin membicarakan insiden yang dialami Yein, ya.. atau tidak ia ingin bilang bahwa sekarang ia mengetahui trauma yang dimiliki Yein.
Baru kali ini Jungkook merasa kalau kata putus bisa sebegitu dahsyat mempengaruhi pikiran pedeknya. "Astaga kook.. kenapa sih lo?" Ujar Jungkook dalam hati. Padahal Yein cuma pacar pura pura, yaa cuma Jungkook nya saja yang tidak tau diri.
"Gausah putus ya.." Bisik Jungkook pada Yein yang sedang tertidur. "Mian.." ujar Jungkook sambil mengecup dahi Yein pelan.
.
.
.
.
"Emangnya kita pacaran?"
To Be Continue..
민윤ZYAmpuni Zy yg baru apdet:((, maklum lagi ngambis huhu.. mohon dimengerti❣️,
LUV YA💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Push & Pull (Jjk × Jyi)
Fanfiction[ON GOING] [writer block🙏🚫] Jeon Jungkook!, Keluar dari pikiranku!! . . . Banglyz⚠