Rencana
Libur musim panas baru saja tiba. Kelima anak SMA itu sedang berkumpul di sebuah teras rumah. Kesunyian mendera mereka tak lebih dari lima menit yang telah berlalu. Entah apa yang mereka lakukan, tapi ini adalah sebuah suasana canggung luar biasa.
" Ehm..." salah satu dari mereka berdehem, berusaha memecah keheningan.
" Apa akan ada rencana liburan? Oh, ayolah, jangan diam saja," Annalesya-gadis berambut pirang itu menanyakan hal yang sedari tadi dipendamnya.
Suasana canggung itu berangsung-angsur menghilang. Satu persatu menyatakan pendapatnya.
" Aku sangat ingin berlibur, bahkan pergi selamanya dari tempat ini," ucap Nevy acuh tak acuh.
Semua menatapnya penuh tanya. Nevy tersenyum singkat, seakan berkata : kalian tahu alasannya.
" Aku dan Hikara tak akan menolak rencana liburan jika kalian ingin," Leorand ikut beropini.
Hikara yang disangkutpautkan hanya mengangguk-angguk tanpa ada penolakan.
Semua sudah menyetujui pernyataan Annalesya secara tak langsung. Hanya saja, gadis cantik rupawan dengan dress simpel yang sedang meminum jus itu belum berkata apapun. Namanya Drezila Stefani, gadis yang mudah bosan dengan segala hal.
" Hey, Stefani, kau ikut tidak?" tanya Nevy sembari melemparkan tisu padanya.
Stefani menatap Nevy, marah. " Tidak bisakah kau sopan sedikit? Dasar. Ya, aku ikut kalian jika kalian sudah memutuskan dimana kita akan berlibur," jawabnya malas.
Annalesya memekik. " Bagaimana kita bisa membahas persetujuan ini, padahal kita tidak tahu mau kemana?"
Leorand mengangkat tangannya tinggi-tinggi, mencoba menarik perhatian semua temannya itu.
" Ayo kita ke Pantai Shizen Un!" ajak Leorand penuh semangat.
" Kau gila? Tempat itu jauh sekali. Pantai terdekat pun kita belum pernah," protes Nevy.
Pantai Shizen Un merupakan pantai di ujung Kota Yamanaka, Jepang, tempat tinggal mereka. Itu pantai terjauh yang mereka ingat. Tempat tinggal mereka memanglah jauh dari kata pantai. Pantai terdekat saja menempuh ratusan kilo meter. Mengingat Shizen Un terletak di ujung, butuh pertimbangan kuat untuk menyetujuinya.
" Apa salahnya? Kita telah bekerja keras untuk mendapat nilai terbaik tahun ini. Dan hasilnya tidak buruk. Kita harus berlibur tanpa hambatan, kan?" Leorand berusaha meyakinkan semuanya. Toh, itu memang sebuah kenyataan.
" Ya, sudahlah," jawab mereka serempak.
" Yash!!!" Leorand bersorak girang.
Annalesya mengehela napas kasar. " Tapi ingat, ini semua harus meminta persetujuan orang tua."
" Ya, tentu saja. Meskipun akan merepotkan nantinya," balas Stefani.
Kelima anak itu segera membubarkan diri, kembali ke rumah masing-masing dengan menyiapkan mental mereka untuk meminta persetujuan orang tua.
Liburan kali ini akan mengasyikkan - pikir mereka.
- To be continue -
.
.
.Aloha!!!
Dewi comeback😆
Bawa cerita baru lagi 😘Ini cerita selingan aja sebenernya. Buat yang gabut ga ada kerjaan, nunggu 1a27?11... masih satu dua bulan lagi, mendingan baca ini dulu kan:v
Walaupun masih tergolong amatir karena ini baru pertama kalinya buat genre fantasi, tapi semoga kalian suka lah..
Segitu aja dulu ya pesan-pesan authornya.. eaa":v
*apaan dehDon't forget to vomment and add this story to your library!
😋😘😘Your Mood Booster
Dewi_Delzd.
.
Replika itu kepalsuan dari wujud aslinya.
Replika akan hilang saat yang nyata akan kembali ke dunia.
Replika itu kami yang baru.
Dan yang nyata adalah kami yang dulu.- Replica -

KAMU SEDANG MEMBACA
Replica
FantasyAwan itu membuat kami terjebak dalam dunia tak berpenghuni. Kami sekarat. Namun, pikiran kami masih terus berjalan di dunia nyata. Raga kami telah kosong. Kami digantikan dengan diri kami yang baru. Sebuah Replika. Biasa saja, tapi replika kami pun...