Part 3

6 2 0
                                    

" Aku harus menemukan jalan keluar!" tekadku.

Aku tahu, Annalesya dan Leorand pasti akan selamat. Mereka pasti menemukan jalan keluar terbaik. Aku yakin akan hal itu.

Tanganku mengepal kuat, kurasakan kekuatan besar mengalir deras dalam diriku. Gelap gulita ini akan jadi seterang mentari. Karena kekuatan diriku akan meluap sekarang.

Tak lama, muncul kristal terang yang menyerap seluruh kegelapan di sekitarku, memberi jalan yang terlihat jelas di depan sana. Instingku tak berbohong, Annalesya dan Leorand terlihat berlari di depan. Mereka tak melihat ke belakang sekalipun, tak menggubris cahaya itu datang dari mana. Dan aku senang akan hal itu. Mereka benar-benar memiliki jalan keluar.

Yah, aku berlari menyusul mereka. Kulihat dua temanku itu telah melewati portal keluar dengan mudah. Selamat, meskipun belum tentu keadaan di luar sana sebaik itu.

Tidak butuh waktu lama untukku ikut menyusul keluar. Wajahku berseri-seri menantikan ini. Senyumku merekah, akan berkumpul lagi dengan teman baikku. Takkan kulupakan kejadian dulu.

Aku sadar, kegelapan portal itu telah sirna. Satu langkah lagi dan aku akan bebas dari portal ini.

Jrazhh...

Luar biasa! Aku berhasil bebas!!!

Tapi...

" Kalian kuberikan kekuatan hebat. Dan kalian mau membunuhku? Katakan, Arven, siapa yang bodoh di sini?"

" Kurasa mereka, Kakak."

Penguasa Awan. Mata berkilat merah itu meruntuhkan bayanganku dulu tentang dia yang seperti malaikat penolong.

Orang di belakangnya itu, dia yang bayangannya ada di cerminku (?) Dia, Arven? Adik sang Penguasa Awan?

" Hei, kau adik Penguasa ini?!? Jadi, kau pengkhianat? Kau membawa kami kepadanya!" Aku mengenal suara itu. Dia, Drezila Stefani.

Jadi, semuanya didatangi oleh Arven. Dan aku yang terakhir, yang terjebak olehnya.

" Hahaha!!! Kalian makhluk yang bodoh. Dengar itu! Adikku memang luar biasa." Penguasa Awan itu membuatku muak.

" Akh.. kristalku."
Tubuhku tiba-tiba tak berdaya. Kristal ku berubah hitam legam dengan efek menyakitkan yang begitu dalam. Aku tak tahu menahu, menyingkirkan portal kegelapan akan membuatku seperti ini.

" Hei, ada apa dengan kristalmu Nevy!!!" Semuanya mendekat padaku.

Mataku buram. Tubuhku sakit tak tertahankan. Suara tawa Penguasa Awan itu terdengar samar di telinga.

Dan semua kekhawatiran teman-temanku hanya seperti terombang-ambingkan.

" Bunuh mereka, Arven! Kehidupan tak layak untuk mereka dapatkan!" titahnya yang masih kudengar.

Dengan sekuat tenagaku, kudorong teman-temanku menjauh. " Larilah! Dia akan membunuhmu!"

" Kau gila? Dia akan lebih cepat menghunuskan pedang padamu!"

" Jangan egois."

" Kau harus kembali bersama kami!"

" Argh... pergi saja. Jangan membawaku kembali. Lupakan saja aku!" perintahku lantang. Aku tak ingin mereka celaka.

" Ow, mengharukan sekali." Ingin kutebas kepala Penguasa itu, rasanya.

" Cepat, lakukan Arven!"

Sraashhh...Jrazhh..

" Dengan segala kekuatanku, kulenyapkan semua kegelapan dunia."

Aku tidak mengerti, ada apa dengan Arven?

" Dasar kau adik kurang ajar! Kenapa kau membunuhku?!?" umpat Penguasa Awan itu sembari menahan pedang yang telah menembus tubuhnya.

" Maaf, tapi itulah instingku. Kau pernah mengatakan padaku, aku bebas melakukan apa yang kuinginkan. Dan inilah keinginanku."

Teman-temanku tersenyum dan menangis, melihat kenyataan tak selalu sepahit itu. Memandang Arven dengan seulas senyum, dan merelakannya kembali.

Dengan segala kebahagiaan mereka, mereka berlari ke arahku. Dengan teriakan mereka...

- T B C -

Hei, fast update kawan!

1 chapter yang benar-benar tidak akan menggantungkan kalian lagi, akan segera ku publish, yaey!

So, stay tuned!

Read it, don't forget to vomment! And add this story to your library.

See you next chapter!!!

KTH_Fantasy

Dewi_Delzd

.

.

.
.
.

Replika itu kepalsuan dari wujud aslinya.

Replika akan hilang saat yang nyata akan kembali ke dunia.

Replika itu kami yang baru.

Dan yang nyata adalah kami yang dulu.

- Replica -


ReplicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang