Chapter 5 : Leorand

20 4 16
                                    

" Kakak, ini panas sekali!"

Maunya bagaimana? Tadi dia memintaku membuat bara api lebih besar, sekarang dia mengeluh?

" Katakan, apa yang harus Kakak lakukan?"

Dia menjauh, kemudian memintaku mematikan api. Kami di tengah-tengah badai salju. Yah, di dalam gua tepatnya. Suhu pun sangat ekstrim. Kenapa adikku itu memilih pilihan aneh?

Kumatikan api itu. Dia pun mendekat lagi, duduk di sampingku dan memeluk lenganku erat.

" Kau kedinginan. Yakin tidak membutuhkan api?"

Dia menggeleng. " Seharusnya aku tidak ikut ke rumah Kakek hari ini. Menyebalkan sekali," rutuknya.

Giginya bergemeletuk, merasakan dingin yang menembus hingga ke tulang-tulang.

" Kau butuh penghangat."

Aku menyalakan api kembali, tak menghiraukan tatapan membunuhnya. Toh, paling dia nanti memintaku menyalakan api lagi. Hidupnya tak pernah to the point.

" Kau tahu? Aku suka kau menyalakan api lagi karena suhu seketika hangat. Tapi, aku takut melihatmu menyalakan api," ungkap adikku, membuatku terkekeh.

Adikku penakut sekali. Bahkan dengan kakaknya sendiri. Begitu menyesakkan kala ku ingat ini adalah hal semu. Hari yang tak nyata yang kulaui. Karena ku tahu, kakekku sudah meninggal beberapa tahun lalu.  Dan adikku, dia bahkan sudah kecelakaan dan tertidur di dalam tanah beberapa minggu kemarin.
Jadi, apa aku bersama dengan hantu untuk menemui hantu? Tidak juga, dia itu nyata dan kakekku pun begitu. Mereka manusia. Punya raga yang dapat kau rasakan.

Hanya saja, ya, berbeda.

" Kakak, kau melamunkan apa?"

" Apa pun yang kau pikirkan," jawabku asal.

Adikku mengangguk, menatap api yang menyala di sini.

" Aku takut melihat api itu."

" Apa tanganmu tidak merasa terbakar?"



KTH Fantasy Lab

Dewi_Delzd

.

.

.

.
.

Replika itu kepalsuan dari wujud aslinya.
Replika akan hilang saat yang nyata akan kembali ke dunia.
Replika itu kami yang baru.
Dan yang nyata adalah kami yang dulu.

- Replica -

ReplicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang