Haise terpaku diam mendengar nama yang baru saja Touka sebut, kenapa lagi-lagi kepala Haise sakit ketika mendengar nama Kaneki.
"Touka-san kau-"
Touka menggeleng lalu menatap dalam-dalam netra Haise.
"Aku yakin kau Kaneki yang sudah lama menghilang!"
*Deg*
"Aku Sasaki Haise bukan Kaneki Ken!"Tegas Haise membuat isakan Touka kian mengeras.
"Kaneki, apa saja yang sudah Arima lakukan hingga kau melupakan tunanganmu sendiri?"
*Deg*
"Argh!kepalaku sakit!!"Erang Haise, kagunenya pun mulai keluar dan bergerak kesegala arah dengan cekatan Touka langsung menghindari serangan Haise yang tak karuan itu.
"Kaneki!!"Teriak Touka berusaha mendekati Haise tapi serangan kagune Haise membuat Touka terpelanting cukup jauh.
"Haise.."
"Argh sial!!Siapa kau sebenarnya??"
*Trek*
Kaneki tersenyum.
"Sebut namaku"
"Argh!!Aku Haise bukan Kaneki!!"
Touka memandangi Haise panik, Touka berusaha untuk mendekati Haise agar bisa menenangkannya.
"Haise-san!Tenanglah!"Ucap Touka sambil berusaha menghindari serangan kagune Haise yang tak beraturan.
"Sensei!Enyahlah kau wanita tak tau diri!!"Bentak Mutsuki kesal yang sejak pagi tadi mengikuti Haise, dengan cepat Touka langsung melompat menjauh, awalnya dia berpikir untuk ikut menenangkan Haise tapi Touka ingat ada yang harus dia lindungi selain dirinya.Anaknya dengan Kaneki.
Jadi, Touka berpikir untuk pergi menjauh kembali keKafe :Re dia yakin Mutsuki bisa menyelamatkannya.
Mutsuki dengan susah payah berusaha menghubungi Arima tapi tiba-tiba dia teringat akan ucapan Arima yang dia dengar beberapa hari lalu.
"Ini terakhir kalinya CCG memaafkanmu kalo kau sampai lepas kendali tanpa segan CCG akan menjatuhimu hukuman mati"
*Deg*
Akhirnya Mutsuki mengurungkan niatnya dia memutuskan untuk menelpon teman-temannya.
Selang beberapa menit, Ke-3 temannya datang disaat Haise sudah tak sadarkan diri, Mutsuki langsung mendekati Haise untuk memeriksa keadaan Haise.
"Tou...ka..-chan.."
Mutsuki menghela nafas berat mendengar ngigauan Haise yang justru menyebut nama Touka.
"Apakah maman baik-baik saja?"tanya Saiko cemas.
"Bantu aku membawanya keApartemen kita"Ucap Mutsuki dengan suara parau, tanpa aba-aba lagi, Shirazu dan urie langsung menggotong tubuh Haise.
-o0o-
Touka benar-benar gelisah, sejak tadi dia melihat keluar jendela berharap jika kekasihnya itu baik-baik saja.
Touka duduk ditepi ranjangnya lalu melihat tangannya.
"Rasanya tidak berubah sejak 3 bulan, Kaneki masih menjadi Kaneki yang dulu sebelum rambutnya berubah putih, aku yakin Haise-san adalah Kaneki tapi kenapa dia kehilangan ingatannya?"
-o0o-
"Haise..."
Haise terkejut lalu melihat sekelilingnya.
"Dimana aku?"
Saat ini Haise duduk disebuah kursi dan ruangan dimana dulu kaneki disiksa habis-habisan oleh Yamori.
"Haise...kenapa kau takut padaku??"
*Deg*
"Aku..."
*Trek*
"Padahal kita berada dalam satu tubuh yang sama"
Haise menelan ludah, kalimat Kaneki barusan benar-benar membuat Haise merinding menyadari dia berada dalam tubuh yang sama dengan monster.
"Kutanya sekali lagi..."
Gemerincing suara rantai yang mengikat tangan Kaneki sedikit memberi jeda untuk kalimat Kaneki selanjutnya.
"Apa yang kau takutkan dari aku?"
Haise menghela nafas berat lalu memandang kearah kaneki yang masih menunduk.
"Ka..kau...terlalu kuat bagiku"
Kaneki masih diam.
"Jadi, aku takut saat kau merasukiku aku akan lepas kendali dan melukai orang disekitarku"Jelas Haise dengan nada bergetar.
Kaneki tersenyum misterius.
*Trek*
"Sebegitu kuatkah aku hingga kau takut padaku?"Tanya Kaneki lagi masih dengan nada datarnya, Haise mengangguk.
"Biar kuberi tahu,.."
*Cring*
Kaneki mematahkan rantainya lalu berdiri mendekati Haise dan menyentuh pundak sambil berbisik tepat ditelinga Haise.
"Kalau aku sekuat itu, aku takkan berakhir seperti ini"
*Deg*
"Sensei!"
Haise mengerjap-mengerjapkan matanya berusaha menyesuaikan keadaan sekitarnya.
"Mut..suki?"
Mutsuki tersenyum senang melihat Haise sudah sadar.
"Sass-san kau membuat kami khawatir saja"Ucap Shirazu dengan tawa khasnya.
"Apakah Maman baik-baik saja?"Tanya Saiko cemas.
Haise berusaha untuk duduk dibantu oleh Mutsuki lalu memegang kepalanya karena masih sedikit pusing.
"A..apa yang sudah terjadi?"Tanya Haise.
"Kau lepas kendali lagi"Jawab Urie.
"Aku?Apa yang-"
*Sret*
Seketika itu Haise teringat akan kencannya dengan Touka.
"Tou..Touka-san apakah dia baik-baik saja??"Tanya Haise panik membuat Mutsuki sedikit kesal karena disaat seperti itu Haise malah mengingat Touka.
"Touka selamat, dia berhasil menghindar dan kembali kekafenya"Jawab Urie, Haise menghela nafas lega.
"Berterima kasihlah pada Mutsuki karena berkat dialah Maman bisa sampai rumah"Ucap Saiko, Haise menoleh kearah Mutsuki.
"Dia mengikutimu loh sensei sejak pagi tadi"Celetuk Shirazu sambil cekikikan membuat wajah Mutsuki merona malu.
"A...aku... Tak mengikutinya!a..aku hanya kebetulan lewat"Elak Mutsuki, Haise tertawa melihatnya lalu mengelus kepala Mutsuki.
"Arigato naa Mutsuki"
Dan pujian itu membuat wajah Mutsuki semakin memerah malu lalu memalingkan wajahnya.
"Sama-sama".
-o0o-
Hari itu pun Haise semakin penasaran dengan ghoul yang bersemayam dalam tubuhnya itu.
Sejak kencan itu pun Haise disibukkan dengan penelitiannya tentang Kaneki Ken, dan tak jarang Haise masih datang keKafe Touka walaupun Touka terlihat lebih banyak diam dari biasanya.
Hingga akhirnya Haise mendapat ide untuk menanyakan "Kaneki Ken" pada Touka karena menurut Haise Touka memiliki ikatan sangat kuat pada Kaneki entah ikatan apa Haise tidak tahu, Sore itu pun meskipun Haise masih sedikit capek dia langsung pergi menemui Touka untuk mencari tahu tentang Kaneki.
*Cring*
Touka menyambut Haise seperti biasa dan menghidangkan kopi kesukaan Haise seperti biasa.
*Tak*
Touka bersiap untuk pergi tapi Haise menarik tangan Touka.
"Haise-san?"
"Duduklah!ada banyak hal yang ingin kutanyakan"
Touka pun menghela nafas dan duduk didepan Haise.
"Kau ingin menanyakan apa?"
Haise berdehem pelan.
"Kalau boleh aku ingin kau menceritakan tentang Kaneki padaku"Ucap Haise, Touka kembali menghela nafas dan netranya semakin memperlihatkan kesedihannya.
"Kaneki Ken, dia 2 tahun lebih tua daripada aku dan dia.."
Touka sedikit tersenyum mengingat Kaneki saat masih berambut hitam benar-benar polos namun kepolosan dan kebaikan Kaneki yang berhasil menaklukan hati dingin Touka.
"Dia benar-benar konyol,bodoh dan terlalu baik bahkan dulu aku berkali-kali memcampakkan dirinya tapi dia selalu berbuat baik padaku"
Touka masih ingat ketika Kaneki berusaha mengalahkan Amon untuk melindungi Touka dan Hinami.
"Dia selalu berusaha agar aku tidak sampai terluka padahal dia sudah terluka parah tapi yang dia pikirkan hanyalah agar orang yang dia sayangi tidak terluka"Cerita Touka sambil sedikit tertawa menyadari betapa bodohnya Kaneki itu.
"Kaneki-san itu orang yang baik ya?"Komentar Haise sambil tersenyum, Touka mengangguk.
"Dia benar-benar baik, dulu dia pernah bilang jika 'aku sampai mati dia akan sangat sedih' Dan semenjak itulah Kaneki berubah sedikit demi sedikit hingga puncaknya ketika dia melawan Yamori"
Haise ingat pernah dengar soal ghoul kelas SS bernama Yamori dan dia juga terkait soal Kaneki, jika Kaneki selemah yang Touka ceritakan bagaimana dia bisa berhasil mengalahkan Yamori? Dan kenapa Kaneki yang dia lihat terlihat begitu kuat??.
"Sebenarnya apa hubungan Touka-san dengan Kaneki-san?"Tanya Haise hati-hati, Touka menoleh lalu tersenyum.
"Dia tunanganku dan Haise-san..."
Touka menyentuh tangan Haise.
"Aku yakin ada yang Arima sembunyikan darimu"
"Apa?"
"Kenanganmu"
"Tapi, kenapa dia menyembunyikan kenanganku?"
Wajah Touka berubah serius.
"Karena aku yakin dialah penyebab hilangnya kenanganmu!"
*Deg*
Entah kenapa seketika Haise merasa kejanggalan itu semakin jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Moon Prince
RomanceTouka bingung bagaimana harus menghadapi Kaneki karena hubungan mereka yg menurutnya rumit. Kedatangan Kaneki secara tiba-tiba membuat gadis berambut pendek model emo itu terkejut, namun laki-laki berambut putih itu masih saja dingin seperti dulu...