"Kau baik-baik sajakan Touka?"Tanya Ayato yang sudah agak pulih berkat daging yang Yomo berikan.
Touka mengangguk meskipun nyatanya tubuhnya membutuhkan waktu yang lama untuk pulih karena Touka sudah lama tidak memakan daging dan baru kali ini Ayato menyuapi daging kemulut Touka karena Ayato tidak tau soal bayi yang dikandung oleh Touka dan baru mengetahuinya hari ini.
"Haise...bagaimana dengan Haise?"
Ayato mendecak kesal karena kakaknya justru menanyakan orang yang sudah membuatnya terluka.
"Kenapa kau justru mencarinya?"
"Mak..sudmu?"
"Padahal dia sudah melukaimu! Dan.. Hinami sudah cerita banyak hal padaku dan itu membuatku semakin kesal saja pada simata satu sialan itu!"Cerita Ayato kesal membuat Touka sedikit tertegun mendengarnya ternyata Ayato juga memperhatikannya.
"Ke...kenapa kau melihatku begitu?Jangan kau kira a...aku melakukan ini karena aku memperhatikanmu"
Touka menahan tawa.
"Lalu?"
"A...aku hanya tidak suka ada yang melukai kakakku selain aku"
Touka langsung tertawa mendengar jawaban polos Ayato dan hal itu sukses membuat semburat warna merah menghias kedua pipi Ayato.
"Hei kenapa kau malah tertawa?!"
"Datte...kau sangat lucu sekali"
"Haa??Lucu??Kenapa lucu?"
"Kau itu kalau khawatir tidak usah pakai alasan bodoh seperti itu"
"A..aku tidak-"
Touka tersenyum mengelus kepala Ayato membuat wajah Ayato semakin memerah.
"Arigato nee Ayato"
Ayato menggeleng lalu menggenggam jemari Touka.
"Sebenarnya beberapa hari lalu, aku ingin meminta maaf padamu"
"meminta maaf? Untuk apa?"
"Untuk apa katamu?! Tentu saja karena dulu aku selalu menyakitimu Touka err...maksudku.."
Ayato mengangkat wajah Touka dengan netra yang menunjukkan kesungguhan.
"Onee-chan..."
Touka tersenyum senang.
"Untuk apa Ayato, setiap kali kau membuatku kesal tentu saja aku sudah memaafkan adik manisku ini"
"Siapa yang kau sebut manis itu?!"
Touka tertawa.
"Selain itu kau tidak ingin menemui Haise?"Tanya Ayato, Touka lalu berusaha untuk berdiri dibantu oleh Ayato.
"Antar aku menemuinya"
Ayato mengangguk lalu mengantar Touka kekamar Kaneki.
Dikamar Kaneki...
Touka melihat Haise yang masih berbaring lalu menoleh kearah Touka tampaknya dia baru saja sadar.
"Haise apa kau baik-baik saja?"Tanya Touka cemas.
"Touka-chan?"
Haise berusaha untuk duduk diikuti dengan Touka yang duduk ditepi ranjang Kaneki.
"Haise aku-"
Haise memeluk Touka erat sekali membuat Touka sedikit terkejut sedangkan Ayato tersenyum lalu berlalu pergi meninggalkan mereka berdua sendiri.
"Touka-chan...aku sudah ingat!maaf selama ini aku justru mengabaikanmu yang berada sangat dekat denganku"Sesal Haise.
*Tes*
Touka menitikkan air mata mendengar penuturan Haise, tangannya pun bergerak membalas pelukan Haise dan mengelus rambut halus Haise.
"Haise kau sudah ingat semuanya?"
Haise mengangguk.
"Aku benar-benar merindukanmu Touka-chan walaupuna ku melupakanmu tapi hatiku tetap saja bisa merindukanmu"isak Haise.
"Aku juga Ken...aku benar-benar merindukanmu juga"Balas Touka.
Haise melepas pelukannya lalu menyentuh kedua pipi Touka dan tersenyum.
"Kau semakin cantik saja Touka-chan"puji Haise membuat pipi Touka merona malu.
"Arigato Ken...."
"Oh iya Touka-chan apa kau baik-baik saja?tadi aku sempat menyerangmukan?"Tanya Haise cemas, Touka membenamkan kepalanya pada dada Haise lalu tersenyum.
"Aku baik-baik saja tapi..."
"Tapi?"
"Anak pertama kita sudah mati karena tusukan kagunemu tadi"
*Deg*
Touka sedikit terisak karena sedih kehilangan anak pertamanya dengan Kaneki, Haise terkejut lalu mengangkat wajah Touka dan ikut menangis.
"A..aku membunuh anak pertama kita? Jadi selama ini kau...kau..."
Touka mengangguk menyadari kalimat apa yang ingin Haise utarakan.
"Yaa aku hamil Ken, aku hamil anakmu sudah 3 bulan sejak hari itu dan setelah itu kau menghilang tanpa kabar"
"Touka-chan gomenne! Setelah aku meninggalkanmu begitu lama aku justru membunuh anak pertama kita"Isak Haise menyesali perbuatannya, Touka menggeleng lalu menyeka air mata Haise lembut.
"Tak apa Ken, aku yakin anak kita pasti mengerti bahwa Ayah dia tak punya niatan membunuh dia"Hibur Touka lembut meskipun Touka juga sedih kehilangan anak pertamanya.
"Tapi Touka-chan aku-"
Touka tersenyum.
"Sudahlah Ken yang penting ingatanmu kembali, kurasa anak kita takkan mempermasalahkannya"Hibur Touka lagi, Haise menghela nafas berat lalu membenamkan kepalanya dipelukan hangat Touka.
"Gomenne Touka-chan...aku memang tak bisa diandalkan"
Touka tersenyum mencium kening Haise lembut.
"Kau itu Ken benar-benar tidak keren"
Haise merona malu.
"Tapi justru entah kenapa aku justru jatuh cinta karena sifatmu yang satu ini... Benar-benar lugu"Lanjut Touka sedikit tertawa.
Haise tersenyum lalu memandangi wajah cantik Touka.
"Aku benar-benar tidak cocok disandingkan dengan wanita secantik dan sesempurna dirimu"Komentar Haise, Touka tersenyum mendengarnya.
-o0o-
"Tadaima.."
"Maman! Darimana saja kau??"Teriak Saiko langsung menghamburkan pelukannya pada Haise, Haise tersenyum lalu mengelus kepala Saiko.
"Tadi aku hanya diserang oleh ghoul kok"
"Hah?!"
"Hanya diserang ghoul?? Sass-san kau baik-baik sajakan??"Tanya Shirazu kaget, Haise terkekeh.
"Tentu saja, aku baik-baik saja kalian pikir aku selemah apa"
Saiko tertawa.
"Maman memang yang terbaik!!"Ucap Saiko membuat Haise tertawa.
-o0o-
Touka tersenyum sambil melihat keluar jendela, tadi sebelum Haise pergi dia bercerita banyak hal pada Touka tentang anak buahnya yang sulit diatur tapi Haise sangat menyayangi mereka.
Walaupun mereka menyebalkan tapi mereka terkadang menunjukkan sikap yang manis pada Haise membuat Haise semakin sayang pada mereka.
Haise juga bilang mungkin Haise akan tetap tinggal disana dan bekerja diCCG meskipun begitu Haise pasti juga akan tetap mengunjungi Touka serta menginap diKafe setiap akhir pekan.
Touka begitu kagum pada Kaneki karena lelaki itu selalu baik pada semua orang yang pernah dia temui dan selalu berusaha membahagiakan orang yang dia sayangi.
*Ceklek*
"Kau sudah kembali Ken?"
Haise tersenyum lalu mendekati Touka dan menutup pintu kamar Touka.
"Aku sudah bilang pada mereka jika aku akan menginap dirumahmu dan kau tau bagaimana reaksi mereka?"
Touka tertawa kecil.
"Bagaimana?"
"Mereka begitu antusias dan Saiko bilang aku harus segera menikahimu"
Touka tertawa mendengarnya lalu ikut berbaring dengan Haise yang sudah berbaring diranjang.
Haise menghadap kearah Touka membiarkan gadis itu menggunakan lengannya sebagai bantal sedangkan Haise memainkan rambut biru Touka.
"Touka-chan kau sangat cantik"
"Kau sudah mengatakannya bodoh!"
Haise tertawa.
"Sepertinya aku sekarang lebih suka memanggilmu Haise, apakah tidak apa-apa?"
"Aku selalu senang bagaimana pun kau memanggilku Touka-chan"
Touka tersenyum mengelus pipi Haise membuat tatapan mereka saling beradu, betapa rindunya Touka dengan tatapan Kaneki yang sangat hangat seperti saat ini.
Sudah 3 bulan sejak hari itu, Touka bisa melihat netra Kaneki sedekat ini.
"Hei, Touka-chan"
"Hmm?"
Haise tersenyum.
"Aku baru ingat sesuatu karena ucapan Saiko tadi"
"Soal menikah itu?"
Haise terkekeh lalu mengangguk.
"Didekat sini ada tanah kosong aku ingin membelinya lalu menjadikan itu sebagai rumah kita"
"Tanah? Itu.."
Haise tersenyum.
"Itu adalah tanah bekas Anteiku, lalu..."
"Lalu?"
"Aku ingin menikahimu sesuai janjiku, aku janji dalam waktu dekat ini aku akan mempersiapkan semuanya"
Touka tertegun mendengar ucapan Haise barusan, hingga tak terasa air mata mengalir dari ke-2 netra Touka, Haise menyeka air mata Touka.
"Haise kau...sungguh-sungguh?"
"Tentu saja, kau boleh membunuhku jika aku berbohong, kau sudah tak tertarik menikah denganku Touka-chan?"
Touka menggeleng lalu memeluk Haise sambil tersenyum.
"Aishiteru yo Haise.."
Haise tertawa kecil lalu mencium kening Touka.
"Ore mo..".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Moon Prince
RomansaTouka bingung bagaimana harus menghadapi Kaneki karena hubungan mereka yg menurutnya rumit. Kedatangan Kaneki secara tiba-tiba membuat gadis berambut pendek model emo itu terkejut, namun laki-laki berambut putih itu masih saja dingin seperti dulu...