Walau Arima dan Akira sudah mulai curiga tapi hubungan mereka dengan Haise tetap baik.
Seperti hari ini Arima dan Haise sedang berlatih bertarung bela diri dan kali ini pun Haise cukup ada kemajuan dalam serangan Haise, membuat Arima bangga melihat perkembangan pesat Haise.
"Sudah cukup!"
Haise tersenyum karena berhasil menjatuhkan Arima lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Arima berdiri."Jadi, kau tidak melatih anak buahmu?"
"Ah...soal itu saya akan melatih mereka nanti sore"
"Bagaimana perkembangan mereka?"
"Urie-kun lebih cepat berkembang daripada yang lain dan Saikolah yang paling lambat.."*Tak*
Kedua laki-laki itu menoleh melihat siapa yang meletakkan 2 kaleng kopi dingin yang tersaji didepan mereka.
"Akira-san, Konnichiwa!"
Akira tersenyum.
"Konnichiwa, bagaimana latihanmu?"
"Dia lumayan cepat berkembang Akira"
Haise cengengesan mendengar pujian Arima sambil mengaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Quinx, bagaimana perkembangan mereka?"Tanya Akira lalu meneguk jus anggur kalengannya.
"Lumayan berkembang dan..."
Haise tersenyum mengingat kekompakan anak buahnya beberapa hari ini.
"Aku senang mereka semakin kompak setiap harinya""Baguslah kalau begitu"
"Naa Akira, bagaimana kemajuan penyelidikan Takizawa?"*Deg*
"Belum ada kemajuan, sepertinya sejak hari pelelangan itu ratingnya dinaikkan menjadi SSS"
(Oh iya dicerita ini Haise tidak melawan Takizawa, sorry aku lupa bagian ini pas nulis cerita ini, jadi anggap saja Haise melawan nutcracker dengan Shirazu ya? 😅)
"Arima-san, Akira-san aku ingin menanyakan sesuatu"
Akira dan Arima menoleh secara bersamaan sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Ini soal ghoul Takizawa..."
"Oh...Kau mengetahui soal ghoul itu ya"
Haise mengangguk lalu mengangkat wajahnya.
"Takizawa itu half ghoul sepertiku kan?"
Arima mengangguk.
"Lalu kenapa?"
"Takizawa itu mantan penyidik ghoul diCCG kan? Dia juga dikabarkan mati saat perang melawan Aogiri 2 tahun lalu"
Arima terdiam."Sejauh mana kau mengetahuinya, Haise?"Tanya Akira serius, Haise kembali menunduk.
"Hanya sejauh itu yang kutahu, dan Takizawa mengalami kasus yang sama dengan Koutaro Amon kan?"*Deg*
Akira terdiam lalu berdehem pelan.
"Sepertinya kita harus mengakhirinya sampai disini"
Arima hanya diam membiarkan Akira pergi.
"A..Akira-san!!"
Haise bersiap untuk mengejar Akira tapi Arima menahan tangan Haise.
"Biarkan saja.."
"Arima-san bisakah anda ceritakan pada saya"
"Nani?"
"Sebenarnya apa hubungan antara Akira-san dengan Amon-san?"
Arima menghela nafas berat lalu kembali meneguk kopi dingin pemberian Akira tadi.
"Amon adalah anak didik tersayang Mado Kureo, yang merupakan mendiang ayah Akira,Akira juga pernah saling mencintai dengan Amon"*Deg*
Haise terdiam, pasti rasanya sakit kehilangan orang yang dicintai untuk kedua kalinya setelah ayahnya, apalagi Amon adalah orang yang selama ini memberi Akira semangat hidup setelah sekian lama Akira terpuruk.
"Akira-san pasti sangat terpuruk ya.."Komentar Haise sedih seakan merasakan kesedihan Akira.
"Tapi, yang namanya kematian memang tak bisa dihindari"Sahut Arima menatap jauh kearah langit biru yang mulai berubah menjadi oranye berhias burung-burung yang berterbangan."Kalau begitu saya permisi dulu Arima-san, saya harus melatih anak buah saya"
"Ya silahkan"Setelah memberi hormat kepada Arima, dia langsung berjalan menuju apartemennya.
Haise tertawa kecil karena dia berpikir pasti anak buahnya akan sangat terkejut melihat dirinya pulang karena Haise baru akan pulang 2 minggu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Moon Prince
Storie d'amoreTouka bingung bagaimana harus menghadapi Kaneki karena hubungan mereka yg menurutnya rumit. Kedatangan Kaneki secara tiba-tiba membuat gadis berambut pendek model emo itu terkejut, namun laki-laki berambut putih itu masih saja dingin seperti dulu...