Haise langsung menuju tempat dimana Shirazu menemukan berkas Kaneki dan Amon.
Shirazu mengantar Haise tapi dia langsung pulang karena harus mengatur jadwal apartemen mereka.
Sepeninggalan Shirazu, Haise meneliti setiap berkas yang bersangkutan dengan Amon dan Kaneki dengan serius."Koutaro Amon, memiliki bakat yang tidak bisa diragukan lagi, sejak diakademi dia memiliki prestasi yang gemilang dan merupakan penyidik yang handal atas bimbingan Kureo Mado, Orang ini pasti memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Akira-san"Pikir Haise membaca informasi Amon, ditengah membaca informasi itu pun Haise mendengar racauan Kaneki yang menyesali perbuatannya karena dialah penyebab Amon mati, hal itu membuat Haise semakin menyadari betapa sadis dirinya.
"Mau sampai kapan kau menekuri data orang yang sudah tiada itu?"
*Deg*
"A..akira-san?"
Akira mendekati Haise lalu merampas data Amon itu lalu mengembalikannya ketempatnya."Kau tak perlu mengetahui siapa orang itu, Biarkan dia tenang dialam sana"ucap Akira dengan wajah dingin walau nadanya terdengar sedih.
Haise mengepalkan tangannya kesal karena Arima dan Akira selalu menghalanginya mengetahui masa lalunya.
"Akira-san aku ingin bertanya!"
"Hmm?"
"Apa anda tau bagaimana rasanya melupakan orang yang anda sayangi?"
"Pasti menyesakkan"
"Dan itulah yang kurasakan, aku terbangun tanpa ingatan apapun dan tanpa kutahu banyak orang yang kusayang yang sudah kulupakan"
Air mata Haise berkumpul dipelupuk matanya, rasanya tiba-tiba dia teringat Touka dan itu membuat hatinya sakit.
"Haise.."
"Rasanya aku tau jika masa laluku adalah pembunuh kejam karena itu anda-"
Akira memeluk Haise berusaha menenangkan Haise yang mulai kacau karena racauannya.
"Jika begitu masa lalumu pasti menyakitkan, lebih baik kau lupakan saja"
Haise tergugu menangis, memang menyakitkan tapi Haise tidak bisa melupakannya begitu saja karena...
Kenangan itu juga terlalu indah untuk dilupakan.
-o0o-
Haise pun sudah pulang, kali ini yang menyambutnya adalah...
"Kaneki-kun Bienvenue!"
Haise sedikit mengingat-ingat siapa yang memanggilnya itu.
"Kau.."
"Baka, dia takkan mengingatmu Tsukiyama!"
Haise cengengesan mendengar ejekan Touka kearah Tsukiyama."Yasudahlah yang penting kau sudah kembali Kaneki-kun.."Ucap Tsukiyama mengibas-ngibaskan tangannya lalu bersiap memeluk Haise tapi Touka menghadangnya.
"Kau tidak usah sentuh-sentuh Haise, aku tau kau masih ingin merasakan Haisekan?"Tuduh Touka sambil berkacak pinggang, Tsukiyama terkekeh lalu menggeleng.
"Tentu saja tidak!Aku hanya ingin bertemu dengan sahabat baikku ini kan Kaneki-kun?"Ucap Tsukiyama mengerlingkan matanya membuat Touka semakin jijik pada Tsukiyama tapi Haise hanya tertawa lalu mengulurkan tangannya.
"Karena aku belum ingat, lebih baik kita berkenalan lagi saja"Ucap Haise kearah Tsukiyama, laki-laki itu pun tersenyum lalu membalas jabatan Haise.
"Tsukiyama Shu"
"Sasaki Haise, Yoroshiku"Haise tersenyum.
"Oh iya Haise, kau belum bertemu dengan Ayato kan?"
Haise menggeleng.
"Dia sekarang ada dikamarnya, kau bisa menemuinya"Haise lalu segera kekamar Ayato untuk menemui Ayato yang ternyata masih menikmati secangkir kopi dengan Hinami.
"A..Ayato-san?"
Ayato menoleh lalu tersenyum.
"Ah..kakak ipar sialan ternyata, ada apa?"
Haise sedikit terkejut mendengar panggilan Ayato yang benar-benar "sopan" itu.
"Ah Onii-chan, Okaeri.."
"Ka..kau Hi..namikan?"
Hinami mengangguk sambil tersenyum.
"Jadi, kau mau apa mencariku?"
"Kau anggota Aogirikan?"
"Dan kau mantan anggota Aogirikan?"
Haise cengengesan mendengarnya lalu duduk didepan Ayato.
"Kau pasti kenal Eto,"
"Eto ya? Kenapa? Tentu saja aku kenal dia"
"Bisakah kau ceritakan padaku lebih banyak tentang Aogiri? Aku janji takkan membocorkannya karena ini tak ada sangkut pautnya dengan CCG"
Hinami dan Ayato saling berpandangan sejenak lalu menatap kearah Haise.
"Ini rahasia besar yang bisa mengancam banyak ghoul kau harus menjaganya rapat-rapat"
Haise mengangguk mantap.
-o0o-
"Saiko!! Cuci piringmu!! Jangan ngeGame terus!"Teriak Shirazu kesal karena sejak tadi Shirazu harus mengomeli Saiko agar mau bekerja."Ahh.. Ini menyebalkan! Padahal tadi aku sudah menata meja"
"Asal kau tau saja, mencuci piring itu kewajiban pribadi! Kau terlalu mengandalkan Sass-san dalam hal sesepele ini!"Omel Shirazu"Ugh..harusnya Maman tidak usah pergi saja"Keluh Saiko lalu mencuci piring, Mutsuki yang masih membersihkan kompor dan beberapa alat memasak pun tersenyum melihat Shirazu benar-benar bertanggung jawab menjalani tugasnya sebagai ketua.
"Menyebalkan! Aku tak suka rencana Maman yang satu ini"
"Tapi,aku sangat setuju dengan rencana sensei"
"Kenapa?"
"Karena sebentar lagi sensei menikah.."
Mutsuki menghela nafas berat rasanya intonasinya berubah sedih seketika.
"Pastinya sensei akan serumah dengan Touka-san, jadi itu artinya kita akan mulai belajar mandiri""Kalau seperti itu aku tak mau Maman menikah!!"
Mutsuki tertawa.
"Jangan seperti itu Saiko, asal kau tau Haise sangat menyayangi kita karena itu dia mengajari kita untuk mandiri agar kelak kita tidak kerepotan"*Tes*
"Eh Saiko? Kenapa kau menangis?"
"Huweeee Maman akan pergi dari Saiko!!"
Mutsuki tertawa memeluk Saiko.
"Aku akan merindukanmu sensei.."
Sedangkan dari kejauhan Shirazu senang melihat Mutsuki sudah sedikit menerima kenyataan itu.Shirazu berlalu kekamarnya lalu menelpon Haise untuk melaporkan hari ini seperti biasa.
"Moshi-moshi Sass-san"
"Oh Shirazu-kun bagaimana keadaan apartemen hari ini?"
"Semua dalam kendali Sass-san tapi Saiko masih membandel seperti biasa"
Haise tertawa diseberang sana.
"Saiko itu masih saja"
"Tapi Sass-san tadi dia menangis lho"
"Eh menangis kenapa?"
"Katanya 'Maman akan pergi dari Saiko' seperti itu katanya"
Haise tertawa lalu menoleh kearah Touka yang masih menyisiri rambutnya, Haise tau yang dimaksud Saiko itu adalah menikah dengan Touka.
"Oh iya, bagaimana dengan Mutsuki?"
"Dia sudah lebih baik tidak murung lagi"
"Syukurlah kalau begitu"
"Sudah ya Sass-san Saiko sudah berteriak menyuruh semuanya tidur malam"
Haise terkekeh.
"Katakan kepada semuanya Oyasumi terutama Saiko"
"Oke, Oyasumi Sass-san"
"Oyasumi!"*Klik*
Shirazu tersenyum memandangi ponselnya ketika Saiko membuka pintu kamarnya.
"Ayo tidur sekarang!"
"Iya Kau dapat salam dari Sass-san katanya Oyasumi"
Saiko tersenyum lebar mendengarnya lalu menutup pintu kamar Shirazu.
"Semua sayang ya dengan Sass-san"Pikir Shirazu lalu memejamkan matanya.
-o0o-
"Kau sudah mendengar semuanya kan Haise?"
Haise mengangguk.
"Berkat Ayato-san aku mendapat sedikit ingatan lagi dan aku semakin penasaran dengan pencipta Half Ghoul itu"
"Berarti kasusnya Takizawa dan Amon itu sepertimu?"
Haise mengangguk.
"Nampaknya dia melakukan penelitian dengan merubah beberapa orang menjadi setengah ghoul"
"Lalu, apa semuanya berhasil?"
Haise menggeleng.
"Tidak kebanyakan mereka gagal termasuk aku, aku adalah percobaan yang gagal dan Takizawa termasuk yang berhasil"
Touka sedikit terkejut mendengarnya karena jika gagal saja sekuat ini, bagaimana jika yang berhasil? Pasti lebih mematikan dan Takizawa memang terkenal brutal.
"Jadi, apakah Ayato sudah tau siapa pelakunya"
Haise mengangguk lalu menatap Touka serius.
"Yoshimura-san pemilik kafe Anteiku"
*Deg*.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Moon Prince
RomanceTouka bingung bagaimana harus menghadapi Kaneki karena hubungan mereka yg menurutnya rumit. Kedatangan Kaneki secara tiba-tiba membuat gadis berambut pendek model emo itu terkejut, namun laki-laki berambut putih itu masih saja dingin seperti dulu...