Seminggu sejak bertemunya Haise dengan Eto dan menghabisi Takizawa, Haise semakin sibuk mengurusi berbagai hal yang menyangkut pembangunan rumahnya dan tugas diCCG.
Beruntung, pernikahan rahasia Haise dikerjakan penuh oleh Tsukiyama, hingga Haise dan Touka hanya membeli baju pernikahannya serta aksesorisnya saja.
Haise akan pulang keApartemennya besok, ternyata selama 3 minggu ditinggal, anak didiknya sudah mandiri mengerjakan pekerjaan rumah, jadi Haise tinggal memasak saja.
Touka juga semakin sibuk dengan kerja Kafenya untuk menambah uang kebutuhan mereka, Nishiki dan Kimi kemarin resmi memiliki anak pertama yang cantik dan diberi nama yuuki, bayi cantik berjenis half ghoul itu sukses merubah Nishiki yang awalnya dingin menjadi amat penyayang serta murah senyum.
"Semua berubah"Pikir Haise tersenyum mengamati sekelilingnya sambil meneguk kopinya, hari ini Haise sedang membaca buku diKafe dekat universitas Kamii ditemani ke-4 anak didiknya.
"Penyidik khusus Haise, aku baru saja dikabari penyidik khusus Arima katanya beliau ingin bertemu"Ucap Urie memberi hormat kepada Haise.
"Kalau begitu, ayo kita menemui beliau setelah ini kita harus berlatih lagi"Putus Haise mengajak anak didiknya menemui Arima.-o0o-
Haise menghela nafas, Arima menanyakan soal Takaziwa dan Haise menjelaskan dengan hati-hati jika dia berhasil mengalahkan Takizawa.
Arima pun hanya diam mendengar penjelasan Haise lalu mengatakan 'Kerja bagus' sambil tersenyum simpul.
Haise tersenyum dan ijin meninggalkan kantor Arima.Setelah bertemu Arima mereka langsung pulang keApartemen untuk berlatih disore hari, hasilnya Haise tersenyum puas melihat ke-4 anak buahnya bisa mengalahkan Haise.
Malamnya pun Haise memasakkan makanan kesukaan mereka masing-masing dan hal itu membuat Saiko senang bukan kepalang.
Haise pulang ke kafe dulu untuk mengemasi beberapa barangnya karena besok dia harus pulang keApartemennya.
*Cring*
"Tadaima.."
"Okaeri.."
Haise meregangkan otot-ototnya yang kaku lalu melemparkan senyuman hangat kearah tunangannya itu, Touka membantu Haise melepas dasi dan menyodorkan secangkir kopi untuknya."Bagaimana harimu?"
"Baik, hari ini aku senang melatih mereka karena mereka begitu bersemangat sekali"
Touka tertawa lalu menyodorkan baju tidur Haise.
"Mandilah, aku sudah menyiapkan air hangatmu"
"Kau sudah mandi?"
"Sudah"5 Menit Kemudian..
Haise sudah selesai mandi lalu mengemasi berkas-berkas atau barangnya yang harus dibawa pulang.
Tiba-tiba saja Touka memeluk Haise dari belakang dengan wajah muram."Touka-chan?"
"Kau akan pulangkan besok?"
"Tentu saja, besokkan waktuku pulang"
Touka mendengus mendengarnya.
"Apa kau akan kesepian tanpaku, Touka-chan?"Goda Haise berbalik mencubit kedua pipi Touka, gadis itu memalingkan wajahnya yang merona."Haise, aku ingin melihat bintang.."
"Bintang?"
Touka mengangguk, Haise tertawa mengacak-ngacak rambut Touka.
"Baiklah..naiklah kepunggungku aku akan menggendongmu"Ucap Haise memutar badannya lalu jongkok didepan Touka sebagai isyarat agar Touka naik kepunggungnya.
"Ta..tapi aku masih memakai rok, baka!"
"Hehehe..tidak apa-apa Touka-chan lagipula aku sudah pernah menyentuhmu tanpa rokkan?"
*plak*
"Hentai!"Haise cengengesan menerima tamparan dari Touka, Touka lalu bergelayut pada leher Haise.
Dengan hati-hati Haise berdiri dan memegang kuat tubuh Touka.
"Berpergangan yang kuat ya Touka-chan"
Touka mengangguk mempererat pelukannya lalu membenamkan wajahnya dipundak Haise.Haise melompat dari satu atap menuju atap lainnya sambil sedikit berlari.
20 menit kemudian...
Haise menghentikan langkahnya lalu menurunkan Touka dari gendongannya."I..ni?"
"Hanya padang rumput yang cukup luas dan sepi kok"
Touka tersenyum sedangkan Haise menggandeng tangan Touka dan mengajaknya duduk."Haise..."panggil Touka sambil menepuk-nepuk pahanya agar Haise tiduran dipahanya, Haise nyengir lalu meletakkan kepalanya dipaha Touka.
Jemari lentik Touka mulai membelai rambut Haise seperti biasa sedangkan Haise tersenyum sambil memejamkan matanya menikmati belaian Touka.
"Kaneki.."
"Eh?"
Touka sedikit terkikik.
"Entah kenapa aku rindu saja memanggilmu begitu..."
"Apakah itu berarti kau lebih mencintai Kaneki-san daripada aku?"Tanya Haise pura-pura cemburut mengerucutkan bibirnya membuat Touka tertawa melihatnya."Aku mencintaimu meskipun namamu ganti bukan lantas aku jatuh cinta pada orang yang berbedakan?"Tukas Touka membuat Haise memamerkan sederet gigi putihnya.
*Wush*
Angin berhembus lembut menerpa kedua rambut insan yang tengah kasmaran ini, Haise langsung bangkit dan memeluk Touka."Haise?"
"Kau nanti kedinginan Touka-chan"
Touka tertawa lalu mencium pipi Haise, Haise kembali memamerkan giginya karena senang menerima ciuman Touka."Haise, kenapa kau men- maksudku...kenapa kau memilihku sebagai pendamping hidupmu?"Tanya Touka kembali membelai rambut halus Haise.
"Kenapa ya.."Haise terlihat berpikir sebentar lalu tersenyum."Hmm..dulu aku suka kau karena kau menakutkan"
"Me...nakutkan?"
"Hehehe...iya!Tapi, akhirnya aku mengerti Kau berusaha agar dicintai oleh banyak orang dan dulu aku begitu iri denganmu karena kau selalu berbuat lebih banyak daripada aku sedangkan aku selalu dibelakangmu dan dilindungi olehmu"Jelas Haise panjang lebar."A..Aku.."
Haise lagi-lagi tersenyum lalu mengelus pipi Touka.
"Lalu saat aku pertama kali bertemu denganmu di:Re, entah kenapa aku beripikir betapa cantiknya dirimu dan ada perasaan bahagia yang tak bisa kujelaskan saat melihatmu tapi entah kenapa aku juga merasa sedih""Sedih?"
"Aku juga sedih melihat matamu yang seakan menyiratkan kehilangan yang begitu mendalam"
Touka tersenyum menyentuh tangan Haise lalu memejamkan matanya."Kau tau Haise...setiap kali kau ke :Re untuk meminum kopi dan diam-diam memandangku, dulu awalnya aku sempat ragu jika kau Kaneki tapi saat aku ingat tatapan itu, aku langsung berpikir pernah meilhat tatapan itu disuatu tempat"Cerita Touka
"Dimana?"
"Dan aku ingat itu adalah tatapan yang sama saat kau menatap Rize sewaktu kau masih berupa manusia"Jawab Touka tersenyum.Haise terdiam sedangkan Touka berbalik menyentuh kedua pipi Haise menempelkan keningnya pada kening Haise.
"Nee, Haise waktu itu ku berpikir, entah kenapa aku bisa begitu bahagia hanya karena hal kecil seperti itu"
Haise tersenyum mencium kening Touka."Touka-chan lihatlah bintang jatuh!"Ucap Haise menunjuk sebuah bintang yang jatuh, Touka menunduk menggenggam erat kedua tangannya sambil memejamkan matanya.
"Touka-chan?"
Touka membuka mata lalu memukul pelan kepala Haise.
"Kau ini kenapa tidak menyebutkan permintaan sih??"
Haise tertawa.
"Kau meminta apa Touka-chan?"
"Aku berharap semoga aku tak kehilangan kau lagi"*Deg*
Jawaban Touka, membuat Haise merasa bersalah karena sudah berkali-kali membuat Touka mencemaskan.
"Aku janji itu yang terakhir kok.."Janji Haise sambil tersenyum.
"Jadi, kau benar-benar tidak meminta apapun?"
"Sudah kok"
"Apa?"
"Aku berdoa semoga aku dan Touka-chan hidup bahagia selamanya!!"Jawab Haise memeluk erat Touka sedangkan yang dipeluk justru tertawa terbahak-bahak mendengarnya.
"Kau pikir ini dongeng?"
"Iya!"
"Kenapa kau berpikir begitu?"
"Karena aku seorang pangeran kesepian yang akhirnya bertemu dengan putri yang amat cantik"
Touka tersenyum mendengarnya lalu membalas pelukan Haise.
"Bahagia ya..Arigato na Haise..".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Moon Prince
RomanceTouka bingung bagaimana harus menghadapi Kaneki karena hubungan mereka yg menurutnya rumit. Kedatangan Kaneki secara tiba-tiba membuat gadis berambut pendek model emo itu terkejut, namun laki-laki berambut putih itu masih saja dingin seperti dulu...