2

4K 744 21
                                    


Pagi ini setelah membuatkan sarapan untuk sang Ibu tiri, Lilith bergegas pergi ke kamar Ayahnya dengan semangkuk bubur hasil curiannya dari meja makan. Lilith harus diam-diam mengambilnya sebelum sang Ibu tiri melihatnya lalu mengamuk.

Ibu tiri Lilith memang tidak suka jika ada yang mengambil makanan dimeja makan sebelum ia menyentuhnya. Katakanlah hanya sisa makanan yang boleh Lilith makan. Tapi tidak dengan Ayah Lilith. Pria tua itu saat ini sedang sakit jadi Lilith harus berusaha memberi Ayahnya makanan selagi masih panas bukan makanan sisa. Tak apa jika Lilith hanya bisa makan sisa nasi dengan kuah sayur sekalipun asalkan sang Ayah dapat makan dengan kenyang.

"Ayah, Lilith datang." ucapnya begitu lirih takut sang Ibu tiri dapat mendengarnya dari kamar lain.

Ibu tiri Lilith memang tidur terpisah dengan Ayah Lilith semenjak pria tua itu sakit-sakitan. Takut tertular penyakit katanya. Pun Lilith membiarkan Ayahnya untuk tidur dikamar miliknya sementara Lilith tidur didalam ruangan bekas gudang penyimpanan barang. Sekali lagi, tak apa. Asal, sang Ayah dapat tidur dengan nyaman.

Kedua kelopak mata Ayah Lilith perlahan terbuka. Menatap sang putri dengan senyum lemahnya. Pun Lilith ikut membalas senyum sang Ayah.

"Ayah, makan dulu. Lilith membawa bubur."

Ayah Lilith menatap mangkuk berisi bubur yang masih mengepulkan uap panas.

"Kau sudah makan nak?"

Lilith tersenyum lembut menatap raut sang Ayah yang semakin hari tampak melemah.

"Sudah. Lilith bahkan menghabiskan hampir separuh makanan yang ada di meja." dustanya.

Kenyataannya Lilith justru berharap sang Ibu tiri masih berbelas kasih padanya dengan menyisakan setengah mangkuk nasi dan kuah sayur untuk dirinya makan.

Ayah Lilith tersenyum mendengar cerita kebohongan putrinya. Pria tua itu jelas tau jika putrinya tidak makan dengan baik. Terlihat dari seberapa kurusnya tubuh sang putri saat ini. Berbeda sekali saat Ibu kandung Lilith masih hidup.

Pun Ayah Lilith sering kali tidak mau menghabiskan makanannya. Bermaksud agar Lilith bisa makan lebih banyak dari biasanya.

"Sudah nak, Ayah kenyang."

Lilith menghentikan suapan tangannya.

"Tapi ini masih sisa separuh Ayah. Sedikit lagi ya?"

Ayah Lilith menggelengkan kepalanya pelan. Memandang Lilith dengan senyum tipisnya.

"Ayah sudah terlalu kenyang nak. Tolong habiskan saja sisanya."

Ayah Lilith mungkin tidak tau seberapa menderitanya sang putri karena perlakuan Istrinya. Pun tidak bisa berbuat banyak juga karena fisik lemahnya. Tapi setidaknya biarkan pria tua ini berkorban sedikit untuk putrinya. Menekan sedikit rasa laparnya untuk sang putri tercinta.

[]

LILITH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang