10

2.8K 676 27
                                    


Langkah kecil Lilith memasuki lebih dalam istana sang iblis. Luas, bersih dan terlihat cukup nyaman, kendati memang terlihat sedikit kuno tapi sangat indah di pandang, benar-benar terlihat berbeda dengan keadaan luarnya.

"Itulah yang para manusia katakan untuk tidak menilai dari sisi luarnya bukan?"

Ucapan tiba-tiba dari seorang pria, menghentikan langkah Lilith. Satu lagi sosok tampan yang dilihat Lilith hari ini. Sebenarnya ada berapa banyak iblis tampan di sini?

"Aku Seokjin. Langkah kecilmu terlalu lama Lilith. Aku tidak bisa bersabar lebih lama lagi jadi kupikir aku harus menjemputmu. Ngomong-ngomong aku adalah iblis yang paling tampan jika kau ingin tahu," ujarnya dengan penuh percaya diri.

Jika saja yang mengatakannya bukan seorang iblis, Lilith mungkin sudah tertawa keras hingga membuat telinga yang mendengarnya sakit. Tapi kali ini tidak bisa, Lilith lebih memilih diam dan menunggu sang iblis kembali berbicara.

"Ayo ikuti aku. Akan ku tunjukkan jalan menuju yang lain. Mereka benar-benar sudah menunggumu."

Tidak ada kata yang terucap dari bibir Lilith, tidak untuk sekedar memperkenalkan diri dan berbasa-basi pada sang iblis. Untuk apa? Toh nampaknya semua iblis sudah mengetahui Lilith dengan baik, seolah semuanya telah terencana. Kehadiran Lilith sudah ditunggu lama oleh para iblis.

"Kau tumbuh dengan baik Lilith. Meskipun sedikit tidak sesuai perkiraanku. Kau terlihat cukup kurus dengan banyak beban yang berkeliaran di otak cantikmu," ujar sang iblis diantara langkah kaki keduanya. "Mungkin seharusnya dulu aku membunuhnya saja."

Perkataan terakhir sang iblis membuat Lilith tersentak. Siapa yang ingin dibunuh sang iblis tampan itu?

"S-siapa? Siapa yang kau maksud itu?" tanya Lilith.

Seokjin menoleh sebentar, memberikan senyuman manisnya sebelum kembali berucap, "Tentu saja Ibu tirimu Lilith. Wanita itu yang membuat ratuku ini hidup dengan amat tersiksa. Tapi terkadang aku juga berpikir untuk membunuh Ayah kandungmu. Pria tua itu juga memiliki andil yang cukup besar dalam membesarkanmu bukan? Sayangnya dia gagal, menyedihkan."

Iblis bernama Seokjin itu benar-benar di luar dugaan Lilith. Iblis itu terlihat lebih menakutkan daripada yang lain. Bagaimana bisa ia berkata sekejam itu dengan raut wajah tampan bak malaikat disertai senyuman hangatnya? Membuatnya lebih terlihat seperti seorang psychopath.

"Kau tidak seharusnya berpikiran begitu Lilith. Setidaknya aku adalah iblis yang paling hangat pada gadis seperti dirimu. Jika kau bertemu dengan si pucat, mungkin kau akan lebih memilih mati daripada mendengar ocehannya. Temanku yang satu itu terlalu realistis."

[]

LILITH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang