Baiklah, Lilith telah mengetahui nama sang iblis tampan itu, meski tidak begitu yakin juga apa ia harus memanggilnya dengan sebutan— Jungkook atau harus menambahkan sebutan lain yang lebih formal dan sopan. Bagaimana pun juga pria itu pastilah lebih tua dari Lilith karena mengenal gadis itu sejak kecil.
"Panggil saja Jungkook atau oppa jika kau mau." ujar Jungkook kembali membaca pikiran Lilith.
"Eng.. kenapa kau bisa ada disini Jung—kook. Maksudku dari mana kau masuk? Sedari tadi aku tidak mendengar suara pintu dibuka."
Jungkook melangkahkan kakinya menuju barang-barang usang yang tadi Lilith bersihkan. Tangannya terulur mengambil sebuah lentera tua yang sempat membuat Lilith penasaran.
"Ini. Aku masuk dari sini. Ah tidak, lebih tepatnya kau membuka penutup lentera ini dan aku keluar. Seperti itu." jelas Jungkook sembari menunjukkan lentera tua yang masih terbuka penutupnya.
"Uh?"
Lilith tidak mengerti dengan penjelasan Jungkook. Bagaimana bisa tubuh besarnya keluar begitu saja dari sebuah lentera tua yang besarnya bahkan tidak sampai sepergelangan tangan Lilith.
"Ck, yang jelas aku keluar dari lentera tua ini. Bukan melewati pintu." decak kesal Jungkook karena Lilith tidak juga mau mempercayainya.
"Y-ya baiklah. Apapun itu, aku percaya. Tapi untuk apa kau kemari? Apa aku telah mengganggu ketenanganmu hingga kau keluar dari tempatmu?" tanya Lilith hati-hati.
Bisa saja jika lentera tua itu adalah istana megah yang dimaksud Jungkook dan Lilith tidak sengaja telah mengganggu ketentramannya.
"Ini bukan istanaku Lilith. Lentera ini hanyalah pintu kecil penghubung kami dengan dunia luar. Sejujurnya aku sudah lama tidak keluar. Kupikir waktu untuk menjemputmu masih lama tapi ternyata lebih cepat dari perkiraanku."
"Menjemputku?"
Jungkook mengangguk. "Ya. Menjemputmu, ratuku."
Kepala Lilith terasa pening mendengar rentetan kata yang diucapkan Jungkook. Pria itu ingin menjemputnya untuk kemana? Ini rumah Lilith. Disinilah Lilith seharusnya tinggal.
"Kau harus mengikutiku Lilith. Pulang ke istana megahku dengan segala kesenangannya. Bukankah itu yang selalu kau harapkan? Tinggal ditempat nyaman dan terbebas dari segala siksaan Ibu tirimu itu."
Benar. Itu adalah hal yang selalu Lilith damba-dambakan selama ini. Terbebas dari rumah terkutuknya. Tapi tidak. Lilith tidak bisa pergi begitu saja.
"Tidak. Aku tidak akan pergi kemana pun. Ayahku membutuhkanku." jawab Lilith tegas.
Gadis itu tentu tidak bisa meninggalkan ayahandanya berdua hanya dengan Ibu tirinya yang berhati jahat itu. Tidak boleh.
Jungkook mengangguk-anggukan kepalanya pelan. "Mau dengar sedikit takdir hidup tentang ayahmu? Aku bisa membocorkan sedikit informasi yang baru saja kucuri dari langit lewat pikiranku."
Lilith kembali tidak mengerti dengan ucapan Jungkook. Mencuri takdir lewat pemikiran? Hal bodoh apa lagi itu. Kendati demikian Lilith tetap mengangguk mengiyakan karena rasa penasarannya.
"Pria tua itu—"
"Akan segera mati."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
LILITH✓
Misteri / ThrillerSeharusnya Lilith tidak membukanya. Seharusnya ia tidak penasaran akan bunga yang tumbuh dalam sebuah lentera usang. Seharusnya ia juga tidak tergoda dengan paras tampan dan bisikan lembutnya. Tapi apa yang bisa disesalkan saat semuanya telah terjad...