14

2.6K 616 13
                                    


Tidak ada suara yang keluar, Lilith memilih bungkam. Apa yang dikatakan para iblis itu benar, semuanya semakin jelas sekarang. Gadis itu kembali mengingat-ngingat bagaimana sikap kedua orang tuanya saat masih bersama dahulu, begitu dekat dan penuh kasih sayang. Tapi mulai berubah di saat-saat ajal ibunya mulai mendekati, mereka lebih banyak saling mengabaikan ketika bertatap muka kendati memang tidak terlihat seperti bertengkar tapi sama saja, bukan?

Lalu apa gunanya Lilith kemari, mengikuti sang iblis ke sebuah tempat yang tidak pernah diketahui keberadaannya. Ah ya benar, untuk kesembuhan sang ayahanda. Pria tua itu mungkin memang jahat pada ibunya karena telah berkhianat tapi tidak berlaku untuk Lilith. Walau bagaimana pun ayahnya tetap menyayangi Lilith sepenuh hatinya. Lilith tetap menjadi prioritas pria itu.

"Baiklah, aku tidak akan peduli atau mempertanyakan kembali dosa apa yang telah kedua orang tuaku lakukan. Aku kemari untuk kesembuhan ayahku, jadi bisakah diantara kalian memberikan kesembuhan padanya. Ayahku harus hidup lebih lama."

Suara tawa lantang terdengar bertepatan dengan usainya pertanyaan yang Lilith ajukan. Sang iblis dengan kulit paling pucat itu kembali mengejek Lilith dengan suaranya. "Oh wow, siapa lagi orang bodoh yang mengatakan hal seperti itu? Ah, tidak. Bukan seperti itu pertanyaan yang benar. Mungkin akan lebih tepat jika aku bertanya, kenapa kau sangat bodoh, Lilith?"

"Apa?"

"Kau. Bodoh. Lilith. Tidak ada diantara kami yang dapat memperpanjang umur si tua itu."

Kedua bola mata Lilith sontak membesar. Apa maksud perkataannya.

"Tapi Jungkook—dia..."

Yoongi melirik pria yang dimaksud Lilith. "Aku tidak tahu jika kau sangat mudah ditipu. Kalau begitu selamat, kau telah masuk ke dalam rayuan sang iblis."

Iris Lilith semakin membesar, dirinya ditipu? Pandangannya beralih menatap Jungkook. Ada rasa kecewa, marah juga sedih yang bercampur menjadi satu.

"Jungkook, k-kau..."

Jungkook akhirnya fokus menatap gadis yang memanggilnya, tidak ada rasa bersalah atau pun iba melihat raut wajah Lilith yang hampir berkaca-kaca.

"Kau sendiri yang mengatakan jika kami adalah makhluk licik, Lilith. Lalu kenapa kau terlihat sangat terluka saat kami menunjukkan sisi licik kami?"

[]

LILITH✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang