*Author pov.
Vanesha baru saja turun dari motor farrel. Mereka berangkat bareng ke sekolah. Siapa lagi kalau bukan farrel yg memaksa.
Hari ini penampilan vanesha agak berbeda. Apa hayo yg beda?
Yap! Sekarang ia memakai sepatu nike warna biru dongker yg baru dibeli kemarin malam pas di pasar malam. Farrel membeli dua sepatu yg sama. Satu untuk nya dan yg satu untuk vanesha. Couple gitu ceritanya.Awalnya sih vanesha gak mau make bareng karna malu. Namun farrel yg kepalanya lebih keras dari pada batu, keukeuh memaksanya. Akhirnya vanesha menurut saja. Toh ini dia yg belikan. Lagi pula, hanya sepatu. Gak akan ada yg engeh kalau kita couple.
"VANESHA!!... YA AMPUN SEPATU KALIAN SAMA!!... CIEE... COUPLE NIH!!". ucap laura di depan kelas sehingga banyak orang yg menengok melihatnya. Vanesha gelagapan dengan suara laura yg cempreng nya minta di lakban. Sedangkan farrel hanya terkekeh.
farrel juga memberikan boneka beruang besar berwarna coklat hasil menangnya dipermainan malam itu. Katanya tanda perjuanganya. Tidak hanya boneka, farrel juga memberikan baju, sepatu, topi, gelang. Yg semuanya sama dengan miliknya. Disaat yg lain senang diberikan barang couple oleh pasanganya. Vanesha malah kesal dengan itu. Takut farrel memaksanya memakai bareng.
"Aku duluan yah? Ra, jagain pacar gue". Farrel mengacak-acak rambut vanesha. Laura yg melihatnya cekikikan gajelas.
"Pergi sana!". Usir vanesha pada farrel.
"alaah... ntar juga kanget. Lo kan orangnya kangenan". Ejek laura.
"Kecuali dia. Gak mungkin lah gue kangen dia".
"Iya iya percaya deh. Yudah masuk yuk".
"Hm".
"Vanesha!". Langkahnya terhenti karena ada yg memanggil namanya. Althaf.
"Ya?".
"Lo mau ikut olimpiade gak?".
"Olimp apa?".
"Fisika".
"Pas tuh! Kan lo pinter banget soal fisika sha". Sahut laura sambil merangkul pundak vanesha.
"Acaranya kapan?".
"23 mei".
"Dua hari lagi dong".
"Iya. Kurang satu orang lagi. Lo mau ikut gak?".
"Lo ikutan juga Al?".
"Iya".
"Yaudah gue mau".
"Oke. Gue ke perpus dulu ya. Mau nyari buku. Buat belajar fisika".
"Yaelah. Bagi vanesha mah, Gak perlu belajar. Jawabanya ada diluar otak semua. Tapi bagi gue jawabanya ada dicontekan semua. Hehehe". Cengir laura tanpa salah.
"Itu sih mau lo ra". Ucap vanesha lalu masuk ke kelas.
☆☆☆☆
Bel pulang sekolah berbunyi. Vanesha menggendong tasnya di kedua bahunya. Baru saja ia keluar kelas. Tiba-tiba ada farrel yg sedang menyandarkan tubuhnya ditembok sambil kedua tanganya dimasukan ke kantung celana."Ekhm!". Dehem vanesha.
"Ekhm! Ekhm! Far!". Vanesha kesal sudah beberapa kali memanggilnya dengan jarak yg sangat dekat. Ternyata cowok itu sedang memakai earphone.
Farrel masih memejamkan matanya. Nampak tenang. Farrel terlihat sangat tampan dengan rambut yg berjambul, bulu mata lentik, mata teduh, bibir tipis, rahang yg bagus. Vanesha jujur farrel tampan. Ia memerhatikan cowok itu dari dekat. Sangat dekat. Wajah mereka hanya tersisa ruang 5cm.
Farrel membuka matanya secara tiba-tiba. Membuat vanesha tersentak kaget dan memundurkan wajahnya. "Astagfirullah!".
Mata farrel yg teduh menatap manik mata vanesha. Kedua sudut bibirnya terangkat. Ia mencopot earphone yg tadi menempel pada telinganya.
"Hayoo... ngapain tadi deket-deket??". Goda farrel sambil memajukan wajahnya. Vanesha gelagapan.
"Apa sih! Tadi gue panggilin gak denger-denger". Ucap vanesha sambil membuang muka. Ia malu dengan apa yg ia lakukan tadi. Benar-benar gila.
"Bilang aja pengen nyium kan? Hahaha... tercyduck".
"Ish! Ayo pulang!".
"Siapa yg mau ngajak kamu pulang". Vanesha membelalakan matanya. Ia sangat malu dengan apa yg ia lakukan.
'Ya ampun kok bisa kyak gini?'. Benak vanesha.
"Ish! nyebelin!!". Vanesha menghentakkan kakinya. Ia berniat pergi namun farrel mencengkal tanganya.
"Becanda kok. Ayo". Farrel langsung menautkan jarinya ditangan vanesha. Mereka bergandengan.
Ada banyak sorak-sorak dari siswa-siswi yg berlalu-lalang. Ada yg iri, kesel, menganggap romantis, sampe ada yg nangis. Mau tau kenapa? Si most wanted badboy yg banyak fans-fans alaynya. Semua ngiri pengen menggantikan posisi vanesha.
Tak terasa sampai di parkiran. Farrel memakai helm nya. Dia menyodorkan vanesha helm nya yg satu.
"Pake. Biar gak bahaya. Itu punya gibran". Setelah mengucapkan itu. Vanesha menurut saja. Ia memakai helm itu. Lalu ia menaiki motor gede milik farrel. Yg harus memegang pundak sebagai pijakan tangan.
"Habis nganterin kamu. Mau gak kerumah aku?".
"Ngapain?".
"Mau kenalin sama mama".
"Ngapain?".
"Ya kamu kan pacar aku".
"Bukan". Jawab vanesha datar.
"Mau sampai kapan aku gak dianggap kamu".
"sampai kucing bisa nelor. Ya gak mungkin lah". Jawab vanesha enteng.
"Yaudah terserah kamu. Tapi kerumah aku yah nanti. Ada yg mau aku omongin juga. penting".
Vanesha menghela nafasnya. "Yaudah".
"Yaudah apa?...".
"Yaudah iya".
"Beneran?...".
"Ah lama. Buruan jalan sebelum gue berubah pikiran".
"Gak sabar ya...". Farrel tersenyum lewat kaca spion. Mencubit pinggang farrel. Membuat cowok itu kegelian.
☆☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy vs Cewek Galak
Teen Fiction☆first publish 1juni2018☆ Highest rank: #51 in teen fiction [2/08/2018]. _________________________________ 'Vanesha adriyani puspita'. Gadis yg terkenal dingin, cuek, dan berkata ketus. Dulu gadis itu adalah gadis yg periang dan ceria. Namun ia beru...