#18. Restaurant cepat saji.

12.2K 564 19
                                    

*Author pov.

Malam ini vanesha diajak abang nya keluar malam. Hanya sekedar jalan-jalan keliling jakarta. Menikmati indahnya pemandangan dari luar kaca mobil.

Vanesha tampak cantik dengan dress biru tua nya. Rambutnya yg ke coklatan digerai dan agak bergelombang dibagian bawahnya. Serta tak lupa poni tipis yg membuatnya tampak cute. Ia juga memakai high heels warna putih. Dan sling bag warna putih bermotif pita biru. Penampilanya begitu perfeck malam ini. Ntah mengapa abangnya menyuruhnya berdandan cantik dan berpakaian rapi. Ia terpaksa memakai make up mamanya tipis.

"Bang, sebenarnya kita mau kemana sih?". Tanya vanesha yg mulai gusar. Abangnya menengok sebentar kearahnya sambil tersenyum. Lalu mengelus-elus puncak rambut vanesha dan ia kembali menyetir.

"Mau ngajak kamu dinner dong. Kan jarang kita makan diluar kyak gini". Ucapnya yg tetap fokus menyetir.

"Kok ga ngajak mama sama ayah?".

"Tadinya si abang ajak. Tapi kata mama 'berdua aja dulu. Mama sama ayah lagi sibuk'. Gitu katanya". Sedangkan vanesha hanya membulatkan mulutnya sambil mangut-mangut.

Mobil yg vanesha tumpangi berhenti di parkiran sebuah restaurant cepat saji. Bagas turun duluan dari mobil. Dan membukakan pintu untuk vanesha.

"Silahkan tuan putri cantik". Ucap bagas sambil tersenyum jahil. Vanesha langsung mencubit  perut bagas.

"Apasih lo!". Bagas menyentil pelan bibir vanesha.

"Itu mulutnya... minta dicium ya". Ucap bagas sambil terkekeh.

"Abang ish".

"Abang kesini mau makan bareng temen-temen. Ada janjian. Kamu gapapa kan gabung?". Vanesha mengangguk. "Ayo". Ucap bagas sambil menggandeng tangan adiknya. Takut dilirik cowok. Soalnya adiknya ini kelewat cantik.

Mereka berdua pun masuk ke dalam. Bagas menengok kanan-kiri mencari orang dicari. Vanesha melihat ada seseorang yg melambaikan tangan. Bagas pun berjalan kearah orang itu. Yg masih setia menggandeng tangan vanesha. Vanesha mengutuk dirinya karna telah mengikuti ajakan abangnya. Bagaimana tidak? Seharusnya ia sadar bahwa bagas temanya cowok semua. Sekitar ada 7orang disana.

"Woi bro! Lama banget lo. Liat tuh si malik udah kelaperan". Ucap seorang cowok yg tidak ku kenal namanya.

"Apaan si lo!". Sahut cowok yg tadi bernama malik.

"Sorry, tadi macet".

Mata ku tertuju pada cowok yg sedang menunduk di depanku. Ia seperti sedang memainkan game dari ponselnya. Cowok itu nampak tidak asing. Jaraknya dari vanesha hanya terhalang meja panjang.

"Lik. Dia siapa?". Tanya bagas ke malik. Bagas menanyakan cowok yg sedang bermain game disamping malik.

"Oh dia sepupu gue". Ucap malik sambil merangkul cowok itu. "Eh kenalan sono woi, jangan main game terus. Ada cewek cakep tuh". Ucap malik ke cowok itu.

Kegiatan cowok itu terhenti. Ia memasukkan ponselnya disaku jaket. Cowok itu mengangkat wajahnya. Vanesha dibuat kaget. Matanya membulat sempurna. Tatapan cowok itu tertuju padanya. Lalu pandanganya terlalih pada tangan vanesha yg sedang digandeng bagas. Cowok itu menatap tajam kearah bagas. Lalu beralih ke vanesha.

"Dia siapa?". Tanya cowok itu ke vanesha. Pertanyaanya tertuju pada bagas.

"Lo udah kenal far. Duduk dulu aja gas". Ucap malik. Lalu bagas dan vanesha pun duduk bersampingan. Vanesha duduk berhadapan dengan farrel. Ya, cowok itu adalah farrel.

"Jawab dulu pertanyaan aku tadi?". Ucap farrel dengan wajah datar dan dingin. Semua yg ada disitu menatap farrel dan vanesha bingung.

"Dia bagas a-".

"Kamu pesen dulu gih". Ucap bagas memotong. Vanesha cepat-cepat berdiri. Dan pergi untuk memesan.

"Gue ke toilet dulu bentar". Ucap farrel yg langsung beranjak dari tempat duduknya.

Vanesha berjalan menuju tempat memesan. Ia menyebutkan pesanan yg ia mau. Lagi pula ini kan di traktir bagas. Hatinya senang ditraktir banyak. Tapi perasaanya tak enak pada farrel yg melihat vanesha gandengan. Pasti dia salah paham. Biarin lah, toh kata laura itu farrel tak pernah peduli dengan pacar-pacarnya sebelumnya.

"Sha". Ucap seseorang sambil menepuk pundaknya. Vanesha menengok kesampingnya.

"Ada apa?". Tanyanya.

"Tadi siapa?".

"Bukan urusan lo!". Ketus vanesha dengan nada pelan agar tak membuat kebisingan.

"Urusan aku lah. Kan kamu pacar aku".

"Enggak". Farrel mengehela nafasnya.

"Ini mbak, pesananya". Ucap wanita paruh baya yg memberikan nampan pesananya.

"Makasih". Ucap vanesha sambil tersenyum ramah.

'Apa aku harus jadi pelayan restaurant supaya dapet senyuman manis kamu?'. Benak farrel sambil ikut tersenyum.

"Sini aku bawain". Ucap farrel.

"Gausah". Ketus vanesha.

"Gapapa sini". Vanesha mengalah. Membiarkan farrel yg membawa nampanya. Ada sedikit rasa bersalah karna sudah bersikap ketus kepadanya.





☆☆☆☆

Badboy vs Cewek GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang